Rabu, 02 April 2025
Menjadi Pemimpin dan Masyarakat yang Amanah: Refleksi atas Surah An-Nisa Ayat 58 untuk Indonesia yang Lebih Adil
Di tengah maraknya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan, Surah An-Nisa ayat 58 mengingatkan kita akan dua pilar utama peradaban: amanat dan keadilan. Ayat ini bukan sekadar seruan agama, melainkan panduan universal untuk membangun masyarakat yang harmonis. Di Indonesia, di mana kasus korupsi dan nepotisme masih menggerogoti kepercayaan publik, refleksi atas ayat ini menjadi relevan bagi para pemimpin dan masyarakat yang ingin menciptakan perubahan.

Minggu, 30 Maret 2025
Penyakitan
Namun, di balik kebahagiaan ini, mari kita luangkan sejenak waktu untuk merenung. Adakah hati kita benar-benar sudah bersih? Atau jangan-jangan, tanpa sadar, kita masih menyimpan penyakit yang jauh lebih berbahaya daripada sekadar penyakit fisik? Penyakit yang tak terlihat, tetapi mematikan: penyakit hati.
Apa Itu Penyakit Hati?

Kamis, 20 Maret 2025
Air dan Kurma di Antrian Terakhir
Aroma nasi kebuli dan gorengan hangat memenuhi udara, menggodai perut yang sudah 14 jam berpuasa. Tapi ketika giliran Rizal tiba, yang ia terima hanya segelas air putih dan tiga butir kurma. Di belakangnya, tawa riang teman-temannya terdengar sambil membawa nampan penuh kue, ayam goreng, dan sirup merah. Hatinya berdesir: mengapa hanya dia yang dapat jatah seadanya?
Rizal menggeser sandal jepitnya di lantai masjid yang dingin, antrian panjang untuk buka puasa di Masjid Al-Mabrur membuat kakinya pegal. Masjid itu terkenal dengan hidangan istimewanya setiap Ramadan—nasi kuning, sop daging, sampai kolak pisang. Tahun lalu, ia bahkan membawa pulang kardus berisi roti canai untuk sahur. Tapi sore ini, panitia berbisik lirih, "Maaf, Nak, stok habis. Ini saja yang tersisa."

Selasa, 18 Maret 2025
Masa Muda: Investasi Ilmu dan Kebaikan yang Menentukan Masa Depan

Rahasia Rahilah: Bagaimana Menjadi yang Terbaik di Tengah Persaingan?
Dalam kehidupan ini, kita sering bertanya-tanya, "Apakah saya bisa menjadi seseorang yang bermanfaat dan unggul dalam bidang saya?". Kita hidup di dunia yang penuh dengan persaingan, tantangan, dan ketidakpastian. Namun, Islam mengajarkan bahwa selalu ada orang-orang pilihan yang mampu melewati ujian dan menjadi yang terbaik di antara yang lain.

Sabtu, 08 Maret 2025
Hati yang Bersih, Hidup yang Berkah: Rahasia Sukses yang Sering Terlupakan
Pengurus DPP Cendikara Bersama Pembina dan Lurah BPI Sedunia |

Kamis, 06 Maret 2025
Menjaga Kehormatan dan Kesederhanaan dalam Hidup: Tadabbur Surah Al-A'raf: 31
Saya pernah membaca sebuah penelitian tentang kebiasaan makan di berbagai negara. Ternyata, sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahunnya, sementara 800 juta orang di dunia masih kelaparan. Data ini membuat saya teringat pada Surah Al-A’raf ayat 31, di mana Allah memerintahkan kita untuk makan dan minum, tetapi dengan satu syarat: jangan berlebihan. Ayat ini bukan sekadar larangan, tetapi ajakan untuk hidup bijak dan penuh syukur.

Selasa, 04 Maret 2025
Tidur dalam Perspektif Islam dan Sains Modern: Hikmah, Manfaat, dan Panduan Sehat
Tidur adalah salah satu nikmat terbesar yang Allah Subhanahu wata'ala berikan kepada manusia. Dalam kehidupan yang serba cepat ini, banyak orang mengabaikan pentingnya tidur, padahal tidur tidak hanya sekadar kebutuhan biologis, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang dalam. Islam memberikan tuntunan mengenai pola tidur yang sehat, sementara sains modern terus mengungkap berbagai manfaat tidur bagi kesehatan fisik dan mental. Tulisan ini akan mengupas hubungan antara ajaran Islam dan temuan ilmiah terkait tidur, serta bagaimana kita dapat mengoptimalkan kualitas tidur demi kehidupan yang lebih baik.
Pentingnya Tidur dalam Kehidupan Manusia
Salah satu alasan mengapa tidur begitu penting adalah karena sebagian besar waktu dalam hidup kita dihabiskan untuk tidur. Jika seseorang tidur 8 jam per hari, itu berarti ia menghabiskan sepertiga dari hidupnya untuk tidur. Jika seseorang tidur setelah Subuh, tidur siang, berbaring sore, dan tidur malam hingga total waktu tidurnya mencapai hampir 12 jam sehari, maka setengah dari hidupnya dihabiskan dalam keadaan tidur. Oleh karena itu, memahami bagaimana mengelola tidur dengan baik menjadi hal yang sangat penting agar waktu yang kita gunakan untuk tidur tetap memberikan manfaat bagi tubuh dan kehidupan secara keseluruhan. Baca juga: Pentingnya Waktu dalam Islam

Sabtu, 01 Maret 2025
Doa Nabi di Awal Bulan untuk Keamanan, Iman, Keselamatan, dan Kekuatan Islam
Alhamdulillah, kita telah memasuki 1 Ramadan, bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Saat yang istimewa ini adalah momen tepat untuk memanjatkan doa Nabi di awal bulan, memohon keamanan, iman, keselamatan, dan kekuatan Islam. Doa ini menjadi lebih bermakna karena kita menyambut Ramadan, bulan yang dinantikan oleh seluruh umat Islam.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu memohon keamanan, iman, keselamatan, dan kekuatan Islam di setiap awal bulan. Doa ini menjadi sangat relevan saat ini, karena kita memulai perjalanan suci Ramadan dengan penuh harapan dan ketakwaan.
Doa Nabi di Awal Bulan
Doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk dibaca di awal bulan adalah sebagai berikut:
“Allahumma ahillahu ‘alaina bil-amni wal-iman, was-salamati wal-islam, rabbi wa rabbukallah.”
Artinya: “Ya Allah, tampakkanlah bulan ini kepada kami dengan membawa keamanan dan iman, keselamatan dan Islam. Rabb-ku dan Rabb-mu (wahai bulan) adalah Allah.”
Doa Nabi Menyambut Ramadan
Selain doa di awal bulan, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan doa-doa khusus ketika menyambut Ramadan. Salah satunya adalah doa yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi:
“Allahumma sallimni li Ramadan, wa sallim Ramadan li, wa sallimhu minni.”
Artinya:
“Ya Allah, selamatkanlah aku untuk (menyambut) Ramadan, selamatkanlah Ramadan untukku, dan selamatkanlah (amal ibadahku) dariku selama Ramadan.”
Doa ini menunjukkan betapa Nabi SAW sangat mengharapkan keselamatan dan keberkahan dalam menyambut Ramadan. Beliau memohon agar dirinya, bulan Ramadan, dan amal ibadahnya selama Ramadan semuanya diberi keselamatan oleh Allah SWT.

Senin, 17 Februari 2025
Hanya Allah yang Menunjukkan Kebenaran: Tadabbur Surah Yunus: 35
Sebagian orang mengikuti tren, sebagian mengikuti pendapat mayoritas, dan sebagian lagi hanya mengikuti apa yang sudah menjadi kebiasaan tanpa berpikir kritis.

Jumat, 14 Februari 2025
Mengapa Proses itu Penting? Belajar dari Perjalanan Hidup Rasulullah ﷺ
Dalam kehidupan, kita sering kali mendambakan kesuksesan yang instan. Kita ingin mencapai puncak tanpa mendaki, ingin menuai tanpa menanam, ingin menang tanpa berjuang. Padahal, Allah telah menetapkan sunnatullah bahwa segala sesuatu di dunia ini harus melalui proses. Bahkan Rasulullah ﷺ, manusia paling mulia, tidak langsung diangkat menjadi pemimpin besar tanpa melewati perjalanan panjang penuh tempaan.
Masa Kecil yang Tidak Mudah
Rasulullah ﷺ lahir sebagai yatim. Ayahnya, Abdullah, telah meninggal sebelum beliau lahir. Tidak lama kemudian, ibunya, Aminah, juga meninggalkan dunia saat beliau masih sangat belia. Beliau dibesarkan oleh sang kakek, Abdul Muthalib, yang kemudian juga meninggal dunia. Lalu pengasuhan berpindah ke pamannya, Abu Thalib. Ini bukan kebetulan, tetapi bagian dari proses Allah untuk membentuk pribadi yang kuat dan mandiri sejak kecil.
Bayangkan, seorang anak kecil yang tidak memiliki kasih sayang orang tua sepenuhnya. Namun, justru dari situ beliau belajar tentang ketabahan, kemandirian, dan kekuatan mental. Allah membentuk Rasulullah ﷺ sejak dini untuk menjadi manusia yang mampu bertahan dalam situasi tersulit. Ketika kita merasa hidup penuh ujian, ingatlah bahwa bahkan Nabi pun melewati fase sulit ini.

Kamis, 13 Februari 2025
Deep Learning dan Masa Depan Pendidikan
Dipandu langsung oleh Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Malang, acara ini menghadirkan pembicara utama, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) sekaligus akademisi terkemuka di bidang pendidikan. Beliau menyampaikan wawasan mendalam tentang bagaimana konsep deep learning tidak hanya berlaku dalam ranah kecerdasan buatan tetapi juga dalam membangun pemahaman mendalam dalam proses belajar manusia.
Deep Learning dalam Pendidikan
Dalam kuliah tamu ini, Prof. Mu’ti menyoroti pentingnya pembelajaran mendalam (deep learning) dalam dunia pendidikan, sebuah konsep yang berakar dari penelitian di negara-negara Skandinavia sejak tahun 1970-an, dengan beberapa tokohnya, seperti Morton Salio, yang berkontribusi dalam pengembangannya. Beliau menjelaskan bahwa dalam pembelajaran mendalam, pemahaman yang diperoleh peserta didik lebih dari sekadar hafalan—melainkan pemahaman bermakna yang melibatkan refleksi dan koneksi antar konsep.
Deep learning, sebagai pendekatan dalam pembelajaran mengalami renaisans di kalangan
kelompok kognitivis yang banyak membahas tema ini dalam dunia pendidikan,
terutama dalam aliran konstruktivisme dan information processing.
Namun, ada juga perdebatan yang mengaitkan deep learning dengan kecerdasan
buatan (AI). Padahal, konsep dasarnya berakar pada deep processing dan
data storage dalam jumlah besar. Gagasan awalnya muncul ketika
komputer mulai dapat menangkap, menyimpan, dan menggunakan informasi. John
Piaget menyebut pendekatan ini sebagai 3P (process, product,
and performance), di mana hasil belajar sangat bergantung pada proses
menangkap dan mengolah informasi.
Baca juga: Education in Perspective of Learning and Memory Neurosciences

Selasa, 11 Februari 2025
Dari Bandara Cengkareng Hingga Malam Ini: Perjalanan Panjang Menuju Kesuksesan!
Ada momen yang mengajarkan kita, bahwa keberhasilan adalah hasil dari usaha, doa, dan dukungan orang-orang terdekat. Malam itu, saya merasa ada makna mendalam di balik piring-piring makanan yang tersaji.
Duduk satu meja dengan Pak Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu dan
para dosen hebat yang baru saja menyelesaikan studi doktoralnya di Malang
adalah kebanggaan tersendiri. Tidak hanya sekadar makan malam, tetapi juga
sebuah apresiasi untuk perjuangan panjang. Rasanya seperti ada simbol besar
yang sedang dirayakan malam itu: ilmu pengetahuan tidak pernah berhenti, dan
setiap langkah kecil menuju gelar doktor adalah kontribusi besar untuk
pendidikan bangsa.
Pak Rektor, dengan senyum tenangnya, seolah mengatakan, "Kami di Universitas Muhammadiyah Bengkulu percaya bahwa perjalanan pendidikan tidak pernah sia-sia. Semoga dengan selesainya studi ini, kita semua bisa berkontribusi untuk kampus dan masyarakat" Ini bukan hanya tentang gelar, tetapi tentang bagaimana kita membawa perubahan—untuk diri sendiri, untuk mahasiswa, dan untuk masyarakat luas.

Cloud AI: Masa Depan Kecerdasan Buatan di Dunia Cloud Computing
Sumber: https://claude.ai/ |
Dalam era digital yang terus berkembang, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu teknologi paling transformatif. Namun, mengembangkan dan menerapkan AI memerlukan sumber daya komputasi yang besar, infrastruktur yang canggih, serta keahlian teknis yang mendalam. Di sinilah Cloud AI hadir sebagai solusi revolusioner. Cloud AI menggabungkan kekuatan AI dengan fleksibilitas cloud computing, memungkinkan organisasi dan individu mengakses kemampuan AI tanpa perlu investasi besar dalam infrastruktur fisik.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu Cloud AI, bagaimana cara kerjanya, manfaatnya, tantangannya, serta contoh penerapannya di berbagai industri. Kami juga akan membahas perbandingan Cloud AI dengan solusi AI lainnya serta tren masa depan teknologi ini.

Senin, 10 Februari 2025
Al-Qur'an: Obat Hati dan Petunjuk Hidup – Tadabbur Surah Yunus: 57
Hidup ini penuh dengan ujian. Ada hari di mana hati kita terasa ringan, penuh semangat dan kebahagiaan, tetapi ada juga hari di mana hati terasa berat, penuh kegelisahan, ketakutan, dan kesedihan.
Di saat seperti itu, ke mana kita mencari ketenangan? Sebagian orang mencari hiburan, sebagian lagi berbagi keluh kesah di media sosial, sementara yang lain mungkin menenangkan diri dengan mendengarkan musik atau pergi berlibur.
Namun, Allah telah memberikan obat terbaik untuk hati yang gelisah—sebuah petunjuk yang tidak hanya memberi nasihat, tetapi juga menyembuhkan. Dalam Surah Yunus ayat 57, Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ
"Yā ayyuhannāsu qad jāatkum mau'izhah mir rabbikum wa syifā
ul limā fī aṣ-ṣudụr, wa hudaw wa raḥmatul lil-mu`minīn."
"Hai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (mau'izhah) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus: 57)

Minggu, 09 Februari 2025
Hikmah Al-Qur'an dalam Kehidupan: Refleksi dari Surah Al-A'raf: 52
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan kepada mereka sebuah Kitab (Al-Qur'an) yang telah Kami jelaskan atas dasar pengetahuan Kami, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Surah Al-A'raf: 52)
Malam itu, Fadli duduk di ruang tamu kecilnya. Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam, tetapi pikirannya terlalu gaduh untuk tidur. Ia baru saja kehilangan pekerjaannya, dan tabungannya menipis. Di meja kecil di hadapannya, Al-Qur'an tergeletak. Sudah berbulan-bulan ia tidak menyentuhnya, hanya menjadi penghias sudut ruangan.
Dalam keheningan malam, Fadli merasa panggilan dalam hatinya. Dengan ragu, ia membuka mushaf itu dan menemukan dirinya berada pada ayat Surah Al-A'raf: 52. Matanya tertumbuk pada kata-kata “Hudan wa Rahmah”—petunjuk dan rahmat. Ia berhenti sejenak, mencoba mencerna apa makna ayat ini untuk hidupnya yang sedang berantakan.

Jumat, 07 Februari 2025
Mengatasi Kemalasan dan Meningkatkan Semangat Hidup dalam Islam
Kehidupan adalah perjalanan yang penuh tantangan. Kadang kita semangat, kadang kita malas. Ada hari di mana kita merasa begitu produktif, tetapi ada juga hari di mana kita tidak ingin melakukan apa-apa.
Namun, kemalasan bukanlah sekadar masalah kebiasaan, tetapi juga ujian iman dan ketakwaan. Dalam Islam, bekerja keras dan berusaha sungguh-sungguh adalah bagian dari ibadah. Sebaliknya, kemalasan dapat membawa banyak kerugian, baik di dunia maupun di akhirat.
Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ untuk melawan kemalasan adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Allâhumma innî a'ûdzu bika minal hammi wal hazan. Wa a'ûdzu bika minal 'ajzi wal kasal. Wa a'ûdzu bika minal jubni wal bukhl. Wa a'ûdzu bika min gholabatid daini wa qahrir rijâl.
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang-orang."
Hadis ini menunjukkan bahwa kemalasan bukan hanya masalah duniawi, tetapi juga bisa menjadi penyakit hati yang menghambat kita untuk mencapai ridha Allah.
Penyebab Kemalasan dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, kemalasan bukan hanya dianggap sebagai kebiasaan buruk, tetapi juga salah satu faktor yang dapat menghambat seseorang dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, memahami penyebab kemalasan sangat penting agar kita bisa mengatasinya dengan cara yang benar
Mengapa seseorang bisa menjadi pemalas? Ada beberapa penyebab utama yang harus kita sadari agar bisa mengatasinya:

Senin, 03 Februari 2025
Cara Bersyukur dalam Situasi Sesulit Apa pun: Kunci Kebahagiaan Sejati
Menemukan Cahaya di Tengah Gelapnya Ujian
Hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Ada saatnya kita dihadapkan pada cobaan yang berat, kehilangan yang menyakitkan, atau kegagalan yang membuat hati kita hancur. Namun, di tengah segala kesulitan itu, ada satu kunci yang dapat membuat kita tetap kuat, tenang, dan bahkan bahagia: BERSYUKUR.
Bersyukur bukan berarti kita menutup mata terhadap kenyataan. Justru, bersyukur adalah cara kita melihat hidup dengan lebih bijaksana. Ini bukan sekadar teori kosong—bersyukur telah terbukti secara ilmiah dan spiritual sebagai salah satu cara paling ampuh untuk menghadapi tantangan hidup dengan ketenangan dan kebijaksanaan.
Mari kita pelajari bagaimana cara bersyukur dalam situasi sesulit apa pun, agar hidup kita lebih bermakna dan penuh keberkahan.
Mengapa Bersyukur Itu Realistis?
Banyak orang mengira bahwa bersyukur di tengah kesulitan adalah sikap yang naif, tidak realistis, atau bahkan seperti menutup mata terhadap masalah. Padahal, kenyataannya justru sebaliknya.
Ketika kita bersyukur, kita membebaskan diri dari kecemasan, kebencian, dan kekecewaan yang menggerogoti hati kita. Dengan bersyukur, kita belajar menerima dan memahami bahwa setiap kejadian dalam hidup memiliki makna, memiliki pelajaran, dan memiliki hikmah yang dapat membuat kita lebih kuat dan lebih bijaksana.
Jadi, bagaimana cara kita tetap bersyukur meskipun hidup sedang terasa berat? Berikut adalah lima langkah sederhana yang bisa Anda lakukan.

Jumat, 31 Januari 2025
Menjadi Pribadi yang Rendah Hati dan Berbuat Baik dalam Setiap Keadaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan bertemu dengan berbagai jenis orang—ada yang baik kepada kita, ada yang tidak memperlakukan kita dengan baik, dan ada pula yang bahkan berbuat buruk kepada kita. Bagaimana kita merespons mereka adalah cerminan dari hati dan kepribadian kita.
Orang yang memiliki kerendahan hati (tawadhu') dan akhlak yang baik tidak hanya berbuat baik kepada mereka yang baik kepadanya, tetapi juga kepada mereka yang tidak menunjukkan kebaikan. Bahkan, ia tetap menebarkan kebaikan kepada mereka yang bersikap buruk.
Namun, menghadapi orang yang tidak baik bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar tetap bersikap positif dan mengambil hikmah dari setiap pertemuan:

Kamis, 30 Januari 2025
ChatGPT vs. DeepSeek-V3: AI Mana yang Lebih Cerdas dan Cocok untuk Anda?
Perkembangan kecerdasan buatan semakin pesat, dengan berbagai model AI yang berlomba-lomba menawarkan fitur terbaik. Dua model AI yang banyak digunakan saat ini adalah ChatGPT (OpenAI) dan DeepSeek-V3 (DeepSeek, Tiongkok). Kedua model ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada kebutuhan pengguna.
Artikel ini akan mengulas perbandingan mendalam antara ChatGPT dan DeepSeek-V3, mulai dari sejarah, fitur utama, kelebihan dan kekurangan, serta skenario penggunaan terbaik untuk masing-masing model.

Rabu, 29 Januari 2025
Solar Cell dan Energi Terbarukan: Cerita Pagi Bersama Prof. Yus
Pagi itu di Dormmy UMM, semburat matahari menyapa hangat, mengiringi pertemuan saya dengan seorang tokoh yang penuh inspirasi, Prof. Dr. Yus Mochamad Cholily. Dengan hanya segelas air putih di tangannya, beliau berbagi gagasan besar tentang energi terbarukan yang relevan bagi masa depan Indonesia
“Sebenarnya, isu energi terbarukan ini masih jauh dari kata optimal di Indonesia,” kata Prof. Yus sambil menatap ke arah taman. Beliau melanjutkan, “Padahal, negara-negara maju sudah lama menjadikan energi terbarukan sebagai bagian dari kurikulum mereka. Kita tertinggal, tetapi bukan berarti tidak bisa mengejar.”

Selasa, 28 Januari 2025
Pelajaran Taubat dan Pengakuan Dosa dari Doa Nabi Adam dan Hawa (Tadabbur Surah Al-A'raf: 23)
Surah Al-A'raf ayat 23 mengisahkan momen penting dalam sejarah manusia, yaitu penyesalan Nabi Adam dan Hawa setelah tergelincir oleh godaan Iblis. Ayat ini mencerminkan pengakuan atas kesalahan, kerendahan hati, dan pengharapan akan ampunan Allah.
Dalam ayat ini, Nabi Adam dan Hawa mengajarkan kepada umat manusia bagaimana menyikapi dosa dan kesalahan: bukan dengan pembenaran atau menyalahkan pihak lain, tetapi dengan mengakui dosa di hadapan Allah dan memohon rahmat-Nya. Pesan ini menunjukkan bahwa manusia tidak luput dari kesalahan, namun Allah Maha Pengampun bagi mereka yang bertaubat dengan tulus.
Melalui ayat ini, kita belajar bahwa taubat bukan hanya bentuk permohonan ampun, tetapi juga sebuah kesadaran spiritual yang mendalam akan kelemahan manusia dan kebergantungan mutlak kita kepada rahmat Allah. Ayat ini adalah pengingat bahwa betapapun besarnya kesalahan seseorang, pintu taubat Allah senantiasa terbuka.
Semoga pembahasan lebih mendalam tentang ayat ini dapat memberikan pelajaran berharga bagi kita semua untuk selalu kembali kepada Allah dengan penuh harap dan penyesalan yang tulus.

Sabtu, 25 Januari 2025
Iman, Mentalitas, dan Keberuntungan: Kunci Perjalanan Hidup Menuju Keberhasilan
Sesungguhnya, perjalanan seorang hamba menuju Allah bukanlah perjalanan yang hanya melibatkan fisik, melainkan perjalanan hati dan mental yang dilandasi iman. Penampilan fisik—apakah itu tampan, cantik, tinggi, atau pendek—tidak menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang dalam menempuh jalan kebenaran. Orang-orang besar yang kita kagumi tidaklah dikenal karena fisiknya, melainkan karena kekuatan jiwa dan mentalitas mereka.
Dalam Islam, perjalanan hidup yang penuh ujian ini hanya dapat dijalani dengan hati yang sarat dengan iman. Hati yang beriman akan memancarkan pengaruh positif kepada seluruh anggota badan, membimbing perilaku, ucapan, dan tindakan menuju ridha Allah. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim).
Iman sebagai Kunci Keberhasilan
Jika kita ingin hidup yang penuh keberkahan dan keberhasilan, maka iman harus menjadi prioritas utama. Tambahkan iman, perbaharui iman, dan perkuat keimanan kita dalam segala situasi. Sebab iman adalah fondasi yang menopang seluruh aspek kehidupan. Jiwa yang kuat dan penuh iman akan membuat tubuh ‘keteteran’ mengikuti performa jiwa tersebut. Tidak peduli seberat apapun ujian yang dihadapi, iman yang teguh akan menjadi kompas yang memandu langkah kita menuju tujuan akhir.
Orang yang beriman tidak hanya memiliki keunggulan mental, tetapi juga diliputi keberuntungan. Keberuntungan di sini bukan sekadar kebahagiaan duniawi, melainkan keberkahan hidup yang datang dari Allah. Keimanan seseorang akan membentuk pandangan hidup yang positif, menyinari jalan mereka dengan harapan, ketenangan, dan kemudahan dalam menghadapi tantangan hidup.
Kecerdasan dan kemampuan duniawi pun tidak akan berarti tanpa iman. Orang cerdas yang tidak memiliki iman mungkin mampu memecahkan masalah dunia, tetapi ia akan kehilangan arah ketika menghadapi pertanyaan besar tentang makna hidup dan tujuan akhir. Sebaliknya, orang yang beriman memiliki kecerdasan spiritual yang membimbingnya menjalani hidup dengan bijaksana, penuh makna, dan berorientasi pada akhirat.

Jumat, 24 Januari 2025
Rektor Universitas Negeri Malang Apresiasi Program Inovatif BPI UM
![]() |
Diskusi Bersama Rektor Universitas Negeri Malang |
Malang – Dalam suasana penuh semangat kolaborasi, pengurus Kelurahan BPI UM 2.0 dan anggota Majelis Musyawarah BPI UM menggelar audiensi dengan Rektor Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, Selasa (11/4). Pertemuan yang berlangsung hangat di ruang kerja rektor ini menjadi momen strategis untuk memperkenalkan struktur kepengurusan serta program kerja inovatif yang dirancang oleh komunitas BPI UM.
Rio Saputra, Lurah BPI UM 2.0, menyampaikan harapan besar agar program kerja yang diusung mampu memberikan dampak nyata terhadap pengembangan dan kemajuan kampus. “Kami ingin BPI UM menjadi motor penggerak yang berkontribusi secara konkret dalam menciptakan lingkungan akademik yang dinamis dan progresif di Universitas Negeri Malang,” ungkap Rio dengan penuh optimisme.
Sikap positif datang dari Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, yang menyambut hangat inisiatif tersebut. Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Politik, beliau memandang pentingnya peran aktif mahasiswa dalam memperkaya dinamika organisasi kampus. “Saya sangat mengapresiasi semangat teman-teman di BPI UM. Program kerja yang kalian rancang tidak hanya berdampak pada kemajuan kampus tetapi juga memiliki potensi besar untuk memperkaya dunia akademik dan ilmu pengetahuan,” tutur Rektor dengan penuh antusias.

Kamis, 23 Januari 2025
Pengharapan Tanpa Tindakan Hanyalah Angan-Angan: Mengubah Mimpi Menjadi Realita
Dalam hidup, kita sering mendengar ungkapan bahwa harapan adalah bahan bakar kehidupan. Harapan membuat kita terus melangkah meskipun jalan yang kita lalui penuh dengan tantangan. Namun, apakah harapan itu cukup? Apakah sekadar berharap bisa membawa kita mencapai tujuan? Seperti yang diungkapkan dalam kutipan bijak ini, “Pengharapan yang sesungguhnya ialah yang disertai tindakan. Kalau tidak, itu hanya angan-angan.”
Kutipan ini menyiratkan pesan mendalam tentang pentingnya tindakan dalam mewujudkan harapan. Harapan tanpa tindakan adalah seperti berlayar tanpa arah, berangan-angan tanpa rencana, atau menanam benih tanpa menyiramnya. Berikut ini adalah beberapa refleksi penting tentang bagaimana kita dapat menghidupkan harapan melalui tindakan nyata.
1. Mengidentifikasi Harapan yang Realistis
Langkah pertama dalam menjadikan harapan lebih dari sekadar angan-angan adalah memastikan bahwa harapan tersebut realistis. Harapan yang terlalu abstrak atau tidak spesifik sering kali membuat kita bingung harus mulai dari mana. Misalnya, jika Anda berharap menjadi lebih sehat, jangan berhenti hanya pada keinginan tersebut. Tetapkan tujuan yang spesifik, seperti berolahraga 30 menit sehari atau mengganti makanan ringan dengan buah-buahan.
Harapan yang realistis memberikan kita arah yang jelas. Ketika kita tahu apa yang ingin dicapai, langkah selanjutnya adalah merancang tindakan untuk mencapainya.
2. Membangun Kebiasaan Kecil yang Konsisten
Sering kali, orang merasa bahwa mereka harus melakukan sesuatu yang besar untuk mewujudkan harapan. Padahal, tindakan kecil yang konsisten jauh lebih efektif daripada usaha besar yang hanya dilakukan sekali. Sebagai contoh, jika Anda ingin menulis sebuah buku, mulailah dengan menulis satu halaman setiap hari. Dalam satu tahun, Anda akan memiliki ratusan halaman.
Konsistensi adalah kunci untuk mengubah tindakan kecil menjadi hasil besar. Seperti pepatah mengatakan, “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Dengan langkah kecil yang terus dilakukan, harapan Anda akan semakin mendekati kenyataan.

Jumat, 17 Januari 2025
Refleksi Surah Al-Fath Ayat 4: Hikmah Ketenangan Hati dan Pertumbuhan Keimanan
Setiap manusia pasti menghadapi tantangan dan ujian dalam kehidupannya, baik berupa kesulitan finansial, ujian kesehatan, maupun konflik batin. Dalam situasi seperti ini, ketenangan hati adalah karunia yang sangat dirindukan. Allah memberikan petunjuk kepada kita melalui Surah Al-Fath ayat 4, bahwa sumber ketenangan sejati hanya berasal dari-Nya. Ayat ini menegaskan bahwa Allah menurunkan sakīnah (ketenangan) ke dalam hati orang-orang beriman agar keimanan mereka semakin kuat:
هُوَ الَّذِيْ اَنْزَلَ الْسَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوا إِيْمَانًا مَعَ إِيْمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”
Artikel ini akan mengajak kita mendalami makna sakīnah dari perspektif tafsir, ilmu pengetahuan, dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tafsir Ayat
1. Tafsir Ibnu Katsir
Menurut Ibnu Katsir, sakīnah dalam ayat ini merujuk pada ketenangan jiwa dan hati yang Allah anugerahkan kepada kaum mukmin agar mereka tetap teguh menghadapi ujian. Dalam konteks Perjanjian Hudaibiyah, ketenangan ini sangat penting untuk menjaga stabilitas emosi kaum muslimin meskipun situasi terlihat tidak menguntungkan.
2. Tafsir Al-Qurthubi
Al-Qurthubi menjelaskan bahwa sakīnah adalah ketenangan yang memberikan keyakinan kuat dan rasa aman dalam keimanan. Dengan ini, seorang mukmin mampu berpikir jernih dan tidak mudah terpengaruh oleh kondisi sulit.
3. Tafsir Sayyid Qutb
Sayyid Qutb memandang sakīnah sebagai kekuatan batin yang tidak hanya menenangkan, tetapi juga mendorong keimanan seseorang untuk terus bertumbuh. Sakīnah adalah energi spiritual yang memampukan seseorang untuk tetap istiqamah.
Perspektif Ilmu Pengetahuan tentang Ketenangan Hati
1. Psikologi Ketenangan (Calmness Psychology)
Dalam psikologi, ketenangan hati dikenal sebagai inner peace. Penelitian menunjukkan bahwa keyakinan spiritual membantu mengurangi stres, menurunkan kecemasan, dan meningkatkan ketahanan mental. Praktik keagamaan seperti zikir dan doa terbukti meningkatkan produksi hormon serotonin dan menurunkan kadar kortisol, yang berperan dalam mengurangi stres.
2. Neurosains Keimanan
Studi neurosains mengungkap bahwa aktivitas seperti membaca Al-Qur'an dan doa memengaruhi area otak yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan. Aktivitas ini menstabilkan korteks prefrontal dan amigdala, yang berkontribusi pada perasaan damai dan aman.
3. Growth Mindset dalam Keimanan
Seperti konsep growth mindset dalam psikologi, keimanan juga dapat bertumbuh melalui pengalaman hidup. Ayat ini mengajarkan bahwa ujian hidup tidak hanya memperkuat mental, tetapi juga mengasah keimanan.
Pelajaran yang Dapat Dipetik
- Allah sebagai Sumber Ketenangan: Hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang. (QS Ar-Ra’d: 28)
- Keimanan Dinamis: Keimanan bisa bertambah atau berkurang tergantung bagaimana kita merespons ujian hidup.
- Kekuasaan Allah Meliputi Segala: Kesadaran bahwa Allah mengatur langit dan bumi menumbuhkan rasa tenang dalam menghadapi hidup.
- Ketenangan Menguatkan Jiwa: Hati yang dipenuhi sakīnah akan mampu menghadapi segala ujian dengan tegar.
Cara Mengamalkan Ayat Ini dalam Kehidupan
- Perbanyak Zikir dan Doa: Jadikan zikir sebagai rutinitas harian untuk menenangkan hati.
- Tingkatkan Keimanan dengan Ilmu: Pelajari tafsir Al-Qur’an dan hadis untuk memperkuat keyakinan.
- Berserah Diri kepada Allah: Yakinlah bahwa segala sesuatu ada dalam rencana terbaik-Nya.
- Menghayati Kebesaran Allah: Renungkan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta.
- Tenang dalam Ujian: Latih diri untuk tidak panik dan jadikan ujian sebagai ladang pahala.
Surah Al-Fath ayat 4 mengingatkan bahwa ketenangan hati adalah anugerah ilahi yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman. Dengan memahami dan mengamalkan ayat ini, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, penuh keikhlasan, dan keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong.
Malang, 16 Rajab 1446 H/ 16 Januari 2025

Rabu, 15 Januari 2025
Kebahagiaan Ibu, Kunci Harmoni Keluarga: Seminar Happy Mom, Happy Life
Pada Selasa pagi yang cerah, 14 Januari 2025, Aula Lantai 3 BPK RI Perwakilan Bengkulu dipenuhi suasana hangat dan penuh semangat. Dalam rangka memperingati HUT Dharma Wanita Persatuan dan HUT BPK, Dharma Wanita Persatuan BPK Bengkulu menggelar seminar kesehatan mental bertema "Happy Mom, Happy Life". Acara ini menjadi momen istimewa bagi para ibu untuk sejenak berhenti dari kesibukan sehari-hari dan fokus pada kesejahteraan diri mereka sendiri.
Seminar ini menghadirkan Deta Nurfianti, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog klinis dengan spesialisasi menangani isu kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan parenting. Beliau juga merupakan pendiri layanan kesehatan mental Psikologi Ceria. Dengan gaya pembawaan yang ramah namun mendalam, Deta sukses menarik perhatian para peserta sejak awal hingga akhir acara.
Acara diawali dengan sambutan penuh semangat dari Ketua Dharma Wanita Persatuan BPK Bengkulu. Dalam pidatonya, beliau menggarisbawahi pentingnya kesehatan mental para ibu sebagai fondasi utama keharmonisan keluarga. "Ibu yang bahagia bukan hanya menciptakan keluarga yang harmonis, tetapi juga menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk tumbuh dengan baik secara emosional," ungkapnya.

Selasa, 14 Januari 2025
Seminar Kesehatan Mental "Happy Mom, Happy Life" Bersama Psikolog Deta Nurfianti, M.Psi., Psi
![]() |
Seminar Kesehatan Mental Dharma Wanita dan HUT BPK |
Seminar ini akan dipandu oleh Deta Nurfianti, M.Psi., Psi, seorang psikolog yang telah berpengalaman dan memiliki spesialisasi dalam berbagai bidang, seperti:
- Depresi dan Kecemasan
- Parenting dan Pengasuhan Anak
- Gratitude dan Perjalanan Spiritual
- Psikologis Remaja dan Dewasa
Detail Kegiatan:
📅 Tanggal: Selasa, 14 Januari 2025
⏰ Waktu: 09.00 - 10.00 WIB
📍 Lokasi: Auditorium BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu
Seminar ini menjadi momen yang tepat bagi para ibu untuk saling berbagi pengalaman, mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, dan mendiskusikan solusi dari berbagai permasalahan psikologis yang kerap dialami.
Mengapa Harus Menghadiri Seminar Ini?

Keajaiban Keikhlasan: Merajut Cinta yang Tulus dalam Setiap Hubungan
Syukuran Peresmian Sekretarian Kelurahan BPI UM di Ruang Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UM |
Salah satu pelajaran terpenting dalam hidup adalah memahami betapa berharganya keikhlasan dalam setiap ucapan dan perbuatan kita. Salah satu tanda seseorang dapat merasakan manisnya iman adalah mencintai saudaranya karena Allah Ta'ala. Allah sendiri berfirman: "Pasti akan Aku limpahkan cinta-Ku kepada orang-orang yang saling mencintai karena-Ku dengan penuh keikhlasan."
Saat mendidik anak, merawat keluarga, atau menjalin hubungan dengan orang tua, mertua, sahabat, dan orang-orang di sekitar kita, keikhlasan menjadi fondasi yang tak tergantikan. Seringkali, ketidakharmonisan dan rasa sakit hati muncul bukan karena perbedaan besar, tetapi karena hati kita tidak tulus dalam menjalin relasi tersebut.

Jumat, 03 Januari 2025
10 Kiat Menjaga Cinta dan Kedekatan kepada Allah: Panduan Meningkatkan Kualitas Ibadah dan Hidup
Kemana Fokus Kita Tertuju, Di Sana Energi Kita Akan Mengalir
Ketika seseorang memusatkan perhatian pada Tuhannya, Rabb Semesta Alam, seluruh energi dan usaha akan diarahkan ke sana. Inilah yang Allah gambarkan dalam firman-Nya:
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 165)
Cinta kepada Allah adalah kekuatan utama yang membimbing langkah seseorang untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya. Namun, bagaimana cara mencapainya? Berikut langkah-langkah yang dapat membantu kita untuk memusatkan cinta dan fokus kepada Allah.

Kamis, 02 Januari 2025
Meneladani Karakter Orang Bertakwa: Tadabbur Surah Ali 'Imran Ayat 134
Surah Ali 'Imran ayat 134 adalah salah satu ayat yang memuat nilai-nilai penting dalam membangun karakter individu yang bertakwa. Ayat ini menyoroti tiga sifat utama: kedermawanan, pengendalian diri, dan kelapangan hati. Ketiganya adalah pondasi kehidupan sosial yang harmonis dan juga menjadi indikator keimanan seseorang kepada Allah. Selain itu, ayat ini menggambarkan bagaimana sifat-sifat tersebut berkontribusi dalam menciptakan hubungan yang baik, baik secara vertikal dengan Allah maupun horizontal dengan sesama manusia.

Hidup dalam Harmoni: Belajar dari Surah Ali 'Imran: 134
"Orang-orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarah serta memaafkan kesalahan orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (Ali 'Imran: 134)
Fatimah menarik napas dalam-dalam. Ia menahan amarahnya, meskipun hatinya masih bergolak. Dengan senyuman, ia berkata kepada pedagang itu, "Tidak apa-apa, Nak. Lain kali lebih hati-hati, ya."

Rabu, 01 Januari 2025
Cinta yang Menggerakkan Hati: Mencintai Karena Allah
Di dalam setiap jiwa, ada kerinduan akan cinta yang sejati, yang datang bukan hanya dari kata-kata, tetapi dari tindakan yang penuh makna. Cinta sejati adalah cinta yang mengarahkan hati kepada Allah, cinta yang berlandaskan niat suci untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Rasulullah ﷺ mengajarkan kita melalui setiap ucapan dan tindakan, bahwa cinta sejati adalah cinta yang mengingatkan kita untuk selalu bergantung pada Allah, bukan pada manusia.
"Wahai Mu'adz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu. Kemudian aku berwasiat kepadamu, wahai Mu'adz, 'Jangan sekali-kali kamu meninggalkan doa di belakang setiap shalat, ‘Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir kepadaMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah kepadaMu dengan baik.’”
(Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa'i)
Cinta yang nyata bukan hanya cinta yang diucapkan, tetapi juga cinta yang diwujudkan melalui tindakan. Rasulullah ﷺ mengingatkan kita bahwa salah satu cara terbaik untuk menunjukkan cinta adalah dengan mendoakan orang yang kita cintai. Doa adalah salah satu kebutuhan setiap jiwa, dan setiap doa yang dipanjatkan kepada Allah adalah bentuk ibadah yang mendekatkan kita kepada-Nya. Cinta yang sejati adalah ketika kita membantu orang yang kita cintai untuk selalu mengingat Allah, untuk selalu memohon petunjuk dan pertolongan-Nya.

Mengapa Kita Harus Berlomba Meraih Surga? Jawaban dari Surah Ali 'Imran 133
Surah Ali 'Imran dikenal sebagai salah satu surah yang mengandung banyak pelajaran berharga bagi kehidupan seorang mukmin. Salah satu ayat yang penuh inspirasi adalah ayat 133, yang mengingatkan umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan mengejar surga yang luar biasa luasnya. Melalui ayat ini, kita diajak untuk memahami urgensi dalam mengejar ampunan Allah dan rahmat-Nya yang tak terbatas.
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (Surah Ali 'Imran : 133)

Surga Seluas Langit dan Bumi: Ajak Dirimu Berlari Menuju Ampunan Allah
Di sebuah pagi yang tenang, Ali termenung di teras rumahnya. Ia baru saja membaca sebuah ayat dari Surah Ali 'Imran: 133:"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa."
Ali terpaku. Surga yang luasnya seperti langit dan bumi? Ia mencoba membayangkan, namun semakin ia berpikir, semakin ia sadar betapa kecil dirinya di tengah kebesaran ciptaan Allah.
Namun, satu hal menggugah hati Ali: kata “bersegera”. Mengapa Allah menyuruh kita untuk bergegas? Apakah karena waktu terlalu singkat? Atau karena kesempatan bisa hilang kapan saja?
Ali mengingat kebiasaannya selama ini. Menunda taubat, mengabaikan sedekah kecil, melewatkan shalat sunnah. "Nanti saja," pikirnya. Tapi kini, ayat itu seolah mengetuk hatinya.
Ia berbisik pada dirinya sendiri, “Apa yang kutunggu? Surga yang luasnya tak terbayangkan itu menanti. Tapi aku harus melangkah, sekarang.”
