Selasa, 17 Juni 2025

34 Tahun UM Bengkulu: Rumah yang Mengukir Jiwa

Ada tempat di bumi Bengkulu ini yang tidak sekadar menjadi kampus, tapi menjadi rumah bagi jiwa-jiwa yang haus akan makna. 

Tahukah Anda rasanya pulang ke tempat yang pernah mengubah hidupmu?

Ketika langkah kaki pertama kali menginjakkan jejak di halaman kampus ini, saya tak tahu bahwa saya sedang memasuki sebuah rumah. Bukan sekadar gedung dengan dinding beton dan atap multiroof, tapi rumah yang akan membentuk jiwa, membangun karakter, dan menempa impian. Di sinilah saya tidak hanya belajar tentang hidup, tapi belajar untuk hidup.

Dulu, Saya Hanya Seorang Mahasiswa Biasa

Seperti ribuan mahasiswa lainnya, saya datang dengan tas penuh harapan dan kepala penuh pertanyaan. "Apakah saya bisa?" "Apakah impian saya bisa terwujud disini?" "Apakah saya akan menemukan jati diri di sini?"

UM Bengkulu menjawab semua keraguan itu dengan pelukan hangat. Tidak dengan kata-kata, tapi dengan ruang.

Ruang untuk bertumbuh ketika saya masih tertatih memahami konsep-konsep yang rumit. Ruang untuk berkarya ketika ide-ide gila mulai bermunculan di kepala. Ruang untuk menjelajah Indonesia melalui berbagai program dan kegiatan yang membuka mata tentang betapa luasnya negeri ini. Sekarang, Alhamdulillah UM Bengkulu sudah punya kelas Internasonal, mahasiswa punya kesempatan mengikuti program ke luar negeri.

Tempat yang paling favorit untuk merangkai semua cerita saya di kampus ini adalah Masjid Al-Farabi. Disanalah doa untuk menjelajah negeri selalu saya ulang. "Ya Allah izinkan hamba menginjakkan kaki di bumiMu yang belum pernah hamba kunjungi, untuk melihat keadaan saudara-saudara kami disana." 

Masjid bukan hanya memberikan saya ruang untuk berdoa, ruang untuk meningkatkan kualitas diri dengan berbagai kajiannya tetapi untuk berceramah. Membagikan ilmu yang saya miliki. Karena waktu itu, mahasiswa atau lebih tepatnya aktivis memang diberikan mimbar untuk menyampaikan kultum sebelum sholat zuhur dilaksanakan. Sampai lounching buku "Setiap Orang Berhak Sukses" pun di masjid.

Baca juga: Tips Menjadi Dai

Sekarang, Saya Berdiri di Sisi Lain

12 tahun kemudian, nasib mempertemukan saya kembali dengan almamater tercinta. Kali ini bukan sebagai mahasiswa yang duduk di bangku kuliah, tapi sebagai dosen yang berdiri di depan kelas. Lebih dari itu, bisa terlibat dalam pengembangan institusi di Lembanga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP) adalah pengalaman yang sangat berharga.

Kampus ini menjembatani saya untuk lanjut studi Program Magister (S2) di Universitas Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) Jakarta dan sekarang mengantarkan saya untuk studi lanjut S3 di Universitas Negeri Malang (UM) melalui Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI).

Dan saya baru menyadari betapa luar biasa tempat ini.

Mendidik seseorang untuk menjadi pintar? Itu bisa dilakukan di mana saja dan memang bukan pekerjaan yang mudah. Tapi mendidik seseorang untuk menjadi pintar sekaligus beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia? Itu adalah misi yang hampir mustahil.

Hampir. 

Kenapa? Karena, keberagaman latar belakang pendidikan, sosial dan keagamaan yang berbeda. Ada juga mahasiswa yang belum bisa membaca Al-Quran sama sekali, apalagi bacaan sholat.

UM Bengkulu membuktikan bahwa yang "hampir mustahil" itu bisa menjadi kenyataan.

Paket Lengkap yang Tak Ternilai

Di sinilah saya belajar bahwa iman, ilmu, dan teknologi bukan tiga hal yang terpisah. Mereka adalah satu kesatuan yang saling menguatkan. Iman memberikan arah, ilmu memberikan landasan, teknologi memberikan alat untuk berbuat baik.

Setiap hari, saya menyaksikan bagaimana kampus ini tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas secara spiritual dan emosional. Mahasiswa yang tak hanya menguasai rumus-rumus kompleks, tapi juga memahami bahwa setiap ilmu yang dipelajari adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan.

Ruang Kreativitas Tanpa Batas

Yang membuat saya terus jatuh cinta dengan UM Bengkulu adalah ruang kreativitas yang tak terbatas. Di sini, mimpi-mimpi yang tampak mustahil diberi kesempatan untuk tumbuh. Ide-ide gila diberi fasilitas untuk berkembang. Passion yang mungkin diabaikan di tempat lain, di sini mendapat apresiasi. Itu salah satu nilai plus kuliah di Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Anda diberikan panggung khusus dan bisa terlihat lebih menonjol.

Saya melihat mahasiswa-mahasiswa yang datang dengan ragu, kemudian pergi dengan percaya diri. Saya melihat mereka yang awalnya hanya ingin lulus, kemudian berubah menjadi orang-orang yang ingin berkontribusi untuk bangsa.

Terima Kasih, Rumah Kedua

Tahukah Anda mengapa saya menyebut UM Bengkulu sebagai “rumah”?

Karena di sinilah, untuk pertama kalinya, saya berani bermimpi besar.

Hari ini, di usia ke-34, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada UM Bengkulu, tempat yang bukan hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga ladang tumbuhnya karakter dan arah hidup.

Terima kasih karena telah membuktikan bahwa pendidikan sejati bukan sekadar soal nilai atau gelar, melainkan tentang membentuk manusia yang utuh.

Terima kasih karena memberi saya kesempatan untuk kembali, bukan hanya sebagai alumni, tetapi sebagai bagian dari perjalanan besar yang terus berjalan.

Terima Kasih, UM Bengkulu

Terima kasih telah menjadi rumah bagi jiwa-jiwa yang haus akan makna.

Terima kasih telah membuktikan bahwa pendidikan berkualitas dengan nilai-nilai Islam bukan hanya mimpi, tapi kenyataan yang bisa diwujudkan.

Selamat Ulang Tahun, UM Bengkulu!

34 tahun bukanlah akhir, tapi awal yang baru. Semoga ke depannya, UM Bengkulu terus menjadi mercusuar pendidikan yang terdepan dan mencerahkan, menerangi jalan bagi generasi-generasi mendatang.

Semoga terus menjadi tempat di mana iman, ilmu, dan teknologi berpadu menciptakan manusia-manusia unggul yang tidak hanya pintar, tapi juga beradab.

Semoga cahaya ilmu yang kau pancarkan terus menerangi Indonesia, semoga doa-doa yang terucap di setiap sudut kampusmu terus dikabulkan Allah Subhanahu wata'ala.

Dan semoga generasi-generasi yang akan datang masih bisa merasakan kehangatan "rumah" yang sama seperti yang aku rasakan hari ini.

Dirgahayu UM Bengkulu! Paket lengkap yang tak akan pernah tergantikan.

Baca juga : UM Bengkulu Raih Peringkat 1 Kategori Evaluasi Pembelajaran di LLDIKTI Wilayah II

Malang, 21 Dzulhijjah 1446 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung. Semoga langkah Anda hari ini membawa semangat baru untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijak. Saya menghargai setiap dedikasi dan perjalanan Anda. Sampai kita berjumpa kembali, dalam tulisan atau kehidupan nyata.