Jumat, 06 Juni 2025

Setiap Wajah Punya Cerita, Setiap Hati Punya Rahasia

Setiap manusia sedang menapaki jalan hidupnya masing-masing.
Ada yang kokoh berdiri dalam ketaatan, ada pula yang tertatih menapaki jalan kembali, masih berkutat dengan luka, ragu, atau masa lalu yang menghantui.

Namun, siapakah kita hingga merasa layak menghakimi?
Setiap Muslim, seberapapun kelam masa lalunya atau seterang apapun cahaya amalnya, tetaplah seorang hamba yang dimuliakan.
Yang taat bukan berarti tanpa cela, dan yang khilaf bukan berarti tak bisa kembali mulia.

Pernahkah kita berpikir?
Bahwa di balik setiap wajah yang kita temui, ada cerita yang tak kita kenali.
Ada perjuangan yang tak kita saksikan.
Ada luka yang disembunyikan rapi di balik senyum yang tampak tenang.

Di balik setiap hati, tersimpan rahasia yang hanya ia dan Rabb-nya yang tahu.
Rahasia yang bahkan tak tersentuh oleh mata paling tajam, atau telinga paling awas.
Kadang kita menyaksikan seseorang jatuh dalam dosa, dan kita tergoda untuk mencibir.
Namun, siapa tahu? Mungkin esok hari ia lebih dekat kepada Allah dibandingkan kita hari ini.

Kadang kita mengagumi seseorang karena tampak saleh luar dan dalam,
Namun siapa tahu? Mungkin ia sedang menanggung ujian batin yang berat, yang kita tak sanggup memikulnya.

Allah, dalam kasih sayang-Nya, telah menutup aib kita satu per satu.
Allah, dalam kebijaksanaan-Nya, masih memberikan kita waktu, untuk kembali, untuk berbenah, untuk memulai lagi.
Lalu mengapa kita begitu tergesa dalam menghakimi, ketika Sang Pemilik Jiwa pun memberikan waktu?

Maulana Syaikh Yusri Gabr Al-Hasani pernah menuturkan dengan penuh kelembutan:
“Jangan pernah menghakimi siapa pun. Karena setiap Muslim itu dimuliakan dan dihormati, baik ia taat maupun ia pendosa. Setiap orang memiliki rahasia antara dirinya dengan Tuhannya.”

Sungguh dalam dan menyejukkan.

Baca juga: Bila Hati Bercahaya

Saudaraku…

Kita semua sedang belajar, kita semua sedang memperbaiki diri.
Jadi, mari kita saling menguatkan, bukan melemahkan.
Mari kita saling mengingatkan dengan cinta, bukan dengan celaan.
Karena di ujung hidup ini, yang Allah lihat bukan siapa yang pernah terjatuh.
Namun siapa yang terus berusaha bangkit dan kembali ke pangkuan-Nya.

Semoga hati-hati kita dipenuhi rahmat,
Dibersihkan dari prasangka dan rasa tinggi hati.
Digantikan dengan kasih sayang yang mendalam kepada sesama, dalam sunyi maupun ramai.

Ingatlah…
Allah Maha Mengetahui setiap detik yang kita perjuangkan diam-diam.
Allah Maha Menyambut siapa saja yang ingin kembali, walau dengan langkah terseok, walau dengan hati yang rapuh.

Maka, jangan menutup pintu taubat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Karena sebaik-baik manusia bukanlah yang tanpa cela,
Melainkan yang tak lelah kembali kepada-Nya, lagi dan lagi.

Baca juga: Menghidupkan Hati Nurani

Malang, 10 Dzulhijjah 1446 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung. Semoga langkah Anda hari ini membawa semangat baru untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijak. Saya menghargai setiap dedikasi dan perjalanan Anda. Sampai kita berjumpa kembali, dalam tulisan atau kehidupan nyata.