Jumat, 14 Februari 2025

Mengapa Proses itu Penting? Belajar dari Perjalanan Hidup Rasulullah ﷺ


Dalam kehidupan, kita sering kali mendambakan kesuksesan yang instan. Kita ingin mencapai puncak tanpa mendaki, ingin menuai tanpa menanam, ingin menang tanpa berjuang. Padahal, Allah telah menetapkan sunnatullah bahwa segala sesuatu di dunia ini harus melalui proses. Bahkan Rasulullah ﷺ, manusia paling mulia, tidak langsung diangkat menjadi pemimpin besar tanpa melewati perjalanan panjang penuh tempaan.

Masa Kecil yang Tidak Mudah

Rasulullah ﷺ lahir sebagai yatim. Ayahnya, Abdullah, telah meninggal sebelum beliau lahir. Tidak lama kemudian, ibunya, Aminah, juga meninggalkan dunia saat beliau masih sangat belia. Beliau dibesarkan oleh sang kakek, Abdul Muthalib, yang kemudian juga meninggal dunia. Lalu pengasuhan berpindah ke pamannya, Abu Thalib. Ini bukan kebetulan, tetapi bagian dari proses Allah untuk membentuk pribadi yang kuat dan mandiri sejak kecil.

Bayangkan, seorang anak kecil yang tidak memiliki kasih sayang orang tua sepenuhnya. Namun, justru dari situ beliau belajar tentang ketabahan, kemandirian, dan kekuatan mental. Allah membentuk Rasulullah ﷺ sejak dini untuk menjadi manusia yang mampu bertahan dalam situasi tersulit. Ketika kita merasa hidup penuh ujian, ingatlah bahwa bahkan Nabi pun melewati fase sulit ini.

Belajar dari Menggembala Domba

Saat kecil, Rasulullah ﷺ bekerja sebagai penggembala domba. Apa yang bisa kita pelajari dari pekerjaan ini? Mungkin tampak sederhana, tetapi ternyata, menggembala adalah latihan kepemimpinan yang luar biasa. Seorang penggembala harus sabar, karena domba tidak bisa langsung diarahkan, tetapi perlu dibimbing dengan telaten. Ia juga harus penuh kasih sayang dan mampu melindungi kawanan dari bahaya. Selain itu, menggembala juga mengajarkan kesendirian dan perenungan, sebuah latihan batin yang memperkuat jiwanya.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

“Tidaklah seorang Nabi diutus melainkan dia pernah menggembala kambing.”

Para sahabat pun bertanya, “Engkau juga wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Ya, aku juga menggembalakan kambing penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath.” (HR. Bukhari)

Dari sini kita belajar bahwa Allah menyiapkan pemimpin besar dengan proses yang sangat mendalam. Tidak langsung menjadi pemimpin, tetapi ditempa dengan pengalaman yang membentuk karakter dan kebijaksanaan.

Masa Muda yang Mandiri dan Bekerja

Ketika beranjak remaja, Rasulullah ﷺ bekerja sebagai pedagang. Beliau berdagang dengan penuh kejujuran hingga dikenal dengan julukan “Al-Amin” (yang terpercaya). Dari sinilah beliau belajar strategi, memahami karakter manusia, serta membangun reputasi baik yang nantinya menjadi modal besar dalam dakwahnya.

Bekerja adalah bagian dari pendidikan Allah kepada Rasulullah ﷺ. Tidak ada yang diberikan secara instan. Bahkan untuk seorang Nabi sekalipun, Allah mengajarkan pentingnya bekerja keras, membangun kepercayaan, dan menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab.

Perjuangan Dakwah 23 Tahun

Ketika Allah mengangkat beliau sebagai Nabi di usia 40 tahun, apakah kemudian semua orang langsung menerima dakwahnya? Tidak. Rasulullah ﷺ harus berjuang selama 23 tahun dengan penuh tantangan dan pengorbanan.

Bayangkan, jika Allah menghendaki, tentu bisa saja Islam menang dalam satu hari. Tetapi Allah menghendaki Rasulullah ﷺ dan umatnya melewati proses panjang, agar manusia belajar dari keteladanan dan perjuangan. Dalam dakwahnya, beliau dihina, dilempari batu, ditolak oleh kaumnya, diusir dari tanah kelahirannya, dan bahkan harus bertahan dalam perang.

Allah Maha Bijaksana, Al-Hakim. Allah menetapkan bahwa kesuksesan harus melewati ujian dan tahapan. Islam tidak ditegakkan dalam satu malam, tetapi dalam rentang 23 tahun. Ini adalah pesan kuat bahwa siapa pun yang ingin sukses, jangan pernah mengabaikan proses.

Berlevel dan Berproses dalam Hidup

Kita hidup di era yang serba cepat. Banyak orang ingin sukses seketika, ingin hasil instan tanpa bersusah payah. Namun, lihatlah bagaimana Allah membentuk para pemimpin-Nya. Bahkan Rasulullah ﷺ pun berproses, apalagi kita?

Jika saat ini kita merasa sedang dalam fase sulit, ingatlah bahwa itu bagian dari perjalanan. Tidak ada anak yang lahir langsung bisa berlari. Tidak ada pohon yang tumbuh besar dalam semalam. Semua ada tahapannya. Jika ingin menjadi orang yang lebih baik, kita harus menghargai proses.

Jangan tergesa-gesa ingin sampai di puncak tanpa menikmati perjalanan. Jangan berkecil hati jika masih dalam proses belajar dan bertumbuh. Rasulullah ﷺ telah memberikan contoh terbaik bahwa keberhasilan sejati bukanlah hasil yang tiba-tiba, tetapi hasil dari kesabaran, kerja keras, dan ketekunan.

Allah telah menetapkan sistem ini sebagai sunnatullah. Maka, siapa pun yang ingin berjaya, jangan pernah menafikan sebuah proses. Karena dalam setiap tahapannya, ada hikmah yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih siap menghadapi kehidupan.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari perjalanan Rasulullah ﷺ, dan dengan kesabaran serta ketekunan, kita mampu mencapai apa yang dicita-citakan. Aamiin.

Malang, 15 Syaban 1446 H/ 14 Februari 2025 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.