Tidak diragukan lagi bahwa Buku adalah jendela peradaban. Membaca adalah salah satu kebiasaan Negara-negara besar dalam membangun bangsanya, sebut saja Jepang, Amerika, dan Istanbul pada masa-masa kejayaannya. Kita mungkin sudah membaca mengenai dampak dari membaca. akan tetapi, kita mungkin sering bertanya kenapa budaya baca di Indonesia ini belum berkembang secara optimal? Bukankah membaca dapat memperluas cara pandang seseorang? Bukankah membaca dapat memecahkan kebekuan otak manusia?
Pagi ini saya membaca buku yang cukup menarik judulnya “Perpustakaan sebagai Jantung Sekolah” memaparkan banyak hal baru bagi kita. Pertanyaan mengapa masyarakat kita belum menjadikan membaca sebagai budaya?
Jawabannya karena adanya loncatan budaya dari reading society menjadi catting society. Fakta membuktikan, bukankah masyarakat kita cenderung menggunakan budaya lisan dibandingkan dengan budaya membaca? yang kemudian berkembang menjadi budaya menonton.
Peralihan dari praliterasi kemudian menjadi pascaliterasi yang menyebabkan membaca menjadi budaya yang ditinggalkan karena kita langsung bertemu dengan televisi. Masyarakat praliterasi adalah masyarakat yang cederung menggunakan budaya lisan, jika ada yang mempunyai budaya baca ia pun tidak dapat memahaminya dengan baik. Sedangkan masyarakat pascaliterasi, kondisinya seperti saat ini. Masyarakat kita cenderung suka untuk duduk berjam-jam di depan televisi. Sedangkan budaya membacanya tertinggal, hilang karena terjadi lompatan budaya.
Kenapa kita harus membaca? berdasarkan data satatistik ada jutaan penggangguran di Indonesia. Sekitar 406.500 orang adalah para sarjana SI. Lalu ada seorang pemerhati budaya mengatakan terjadilah paradok dalam system pendidikan kita “tempat kerja kesusahan mencari tenaga kerja, dan para sarjana kesulitan mencari kerja” Tanya kenapa?
bisa jadi karena kebutuhan antara pasar tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang cocok tidak terpenuhi..
BalasHapuswalaupun lowongan kerja banyak, tapi kalo nggak ada yang bisa memenyuhi kriteria.. ya sami mawon.
makanya emang balik legi kita perlu membaca banyak-banyak supaya tau apa yang dibutuhkan pasar.. terutama juga pandai membaca situasi.
Mungkin karena sekarang setiap orang udah bisa jadi penulis sekaligus pembaca, dengan layanan gratis blog dan forum. kebanyakan buku menawarkan pencerahan-pencerahan yang metodis. sementara orang Indonesia lebih suka 'pemberitahuan' yang praktis. Itu mungkin masalah mentalitas aja kali. mungkin yang perlu ditekankan adalah kesadaran bahwa membaca merupakan salah satu cara yang bisa diandalkan masyarakat untuk mencari pengetahuan yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
BalasHapustanya kenapa? tanya pada rumput yang bergoyang :p
BalasHapusmenurutku, dengan kita ngeblog secara tidak langsung juga melestarikan budaya membaca dan menulis, isn't right?
Gaphe : artinya pendidikan sekarang perlu di revolusi karena, sekarang bukanlagi era industri sebenarnya tetapi transformasi ilmu sudah semakin cepat sehingga jika hanya menempa lulusan siap pakai, kita akan bersaing dengan orang-orang yang mempunyai nilai tambah yang lebih.
BalasHapussalah satunya, seperti mas Gaphe, gogotaro, ajeng yang hobi baca dan nulis....
Gogotaro : setuju, karena jika kita belajar dari sejarah memang printah membaca adalah awal mula peradaban, jadi orang yang tidak pandai membaca (dalam arti luas) akan mati sebelum ajalnya.
BalasHapusAjeng : hehe, suka nyanyi juga y??
BalasHapusbener sekali, ngblog membuat kita mau tidak mau harus banyak membaca sebagai sumber inspirasi dalam menulis, apalagi berdiskusi dalam dunia nyata.
Artikel yang menarik, salam kenal sob dari Rosadblogger
BalasHapussama-sama, salam kenal sob. aku sudah berkunjung tadi..
BalasHapusselamat sore sahabat Rio Saputra..
BalasHapusBlog anda memiliki content yang sangat bagus, dan saya suka dengan gaya bahasa nya,,
Terus Berkarya!!
jangan sungkan berkunjung ke Blog Kecil saya
malam mas, terimkasih atas komentarnya, saya sudah berkunjung dan bertema.
BalasHapusBlog mas juga bagus dan saya sangat terinspirasi dengan tulisan yang baru mas tulis tentang Budaya berbagi dalam komunitas blogwalking