Selasa, 01 Maret 2011

Sepanjang Perjalanan ke Yogyakarta

Taman Pintar Yogyakarta



Sekelumit Cerita dari Magelang ke Yogjakarta. Hampir setiap Sudut Kota itu sebagai wahana pembelajaran bagiku. Kota yang Penuh Inspirasi dan Seolah-olah mempunyai Magnet untuk terus Berkunjung ke sana.

Akhirnya perjalanan sudah mencapai puncaknya, waktu terus berjalan tanpa berkompromi sedetik pun dengan manusia. Kehidupan adalah proses untuk selalu belajar. Kita harus terus belajar, dan belajar adalah harga mati untuk sebuah perbahan. Tanpa belajar, manusia akan menjadi beku, batu keras yang akan rapuh. 

Untuk itu, apapun profesi kita, baik sebagai, penjual sayur, PNS, wiraswasta, hingga presiden sekalipun membutuhkan 8 huruf yaitu P-E-R-U-B-A-H-A-N. Perubahan dimulai dari hal yang kecil, dari sekarang, dan dari diri sendiri. Untuk mencapai perubahan yang positif maka kita hendaknya senantiasa belajar. Ada satu motto yang sangat menarik yang dapat saya pelajari dalam perjalanan dari magelang menuju jogja. 

Saya selalu menyempatkan waktu untuk senantiasa belajar. Walaupun secara umum, di jalan kita hanya melihat kendaraan yang lalu lalang. Akan tetapi, filosofis dan ilmu itu ternyata tergantung di selembar kain yang telah usang, tulisannya berisi :

“ BERUBAH UNTUK MAJU”


di kiri dan kanan tulisan sederhana itu ada gambar susu bendera. Ilmu yang sangat berharga itu, ternyata begitu banyak disekitar kita. Sadarkah kita, bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah bahan pembelajaran, sesuatu yang harus kita renungkan. Saya dapat merasakan, dalam dunia usaha tentu, Perusahaan susu bendera selalu berusaha melakukan perubahan-perubahan atau inovasi dalam konteks produk. 

Tujuannya apa? Agar konsumen tertarik, dan perusahaan akan meraih profit. Akan tetapi, perlu diketahui dalam melakukan perubahan, tentu perusahaan sangat hati-hati. Tujuannya, agar bukan hanya profit yang mereka dapatkan tetapi, menjadikan masyarakat indonesia sehat dan masyarakat di sekitar pabrik dapat merasakan kebermanfaatan dari hadirnya perusahaan tersebut. 

Manusia pun dapat belajar analogi tersebut, setiap manusia dimanapun mereka berada, tentu menginginkan kemajuan dalam kehidupannya. Akan tetapi, yang menjadi permasalahannya adalah kita keliru dalam memasukkan pikiran-pikiran yang positif. Kita menerima mentah-mentah segala sesuatu yang dikatakan orang lain tentang kita. Jika kita dikatakan berwajah jelek, lalu kita minder. Ada yang mengatakan kita anak yang tidak punya, lalu merasa tidak pantas untuk mencapai kebahagiaan. Sukses dan bahagia adalah milik orang-orang kaya. 

Lalu pertanyaannya adalah apa yang salah dengan itu berwajah jelek? Justru kita harus bersyukur karena kita masih punya wajah, dan yakinlah sikap kita akan menebar bau harum dan memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan punya wajah bagus tetapi, ketus dengan orang, selalu cemberut. Dan apa salahnya jika kita tidak punya? 

Hukum Tuhan akan selalu dipergilirkan untuk seluruh manusia. Kaya atau miskin adalah sesuatu yang harus kita waspadai karena itu adalah ujian. Begitu banyak orang yang hidup dengan bergelimang harta, akan tetapi sebenarnya mereka merasa hampa, kosong, dan tidak bahagia. 

Kita terlalu sering melihat segala sesuatu dari segi fisik, dari sudut pandang kita. Padahal, jika hati dapat berkata layaknya mulut, maka akan banyak tangisan dan jeritan di balik rumah-rumah mewah, dibalik mobil-mobil mewah yang ada di hadapan kita. Oleh karena itu, syukuri segala sesuatu yang ada pada diri kita. syukur dalam konteks kita senantiasa memaksimalkan potensi yang telah diberikan Tuhan kepada kita.

Berubah untuk maju adalah filosofis yang sangat tepat untuk bangsa kita. tantangan global dan persaingan bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan melainkan sesuatu yang harus dihadapi dengan open minded (pikiran terbuka) dan kesadaran bahwa hidup adalah proses untuk senantiasa belajar, jika kita tidak pernah membuka pikiran kita maka kita selamanya akan berjalan di tempat. Tuhan telah menganuugrahkan Kreativitas dalam diri manusia. Oleh karena itu, jika manusia tidak berubah dan senantiasa melakukan perubahan, sama saja dengan kita tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. 

Berbicara tentang perubahan, sangat menarik motivasi yang dikatakan Pak Mario Teguh dalam acara GOLDEN WAYS di metro tv, 28 Maret 2010. “Kerjakan sesuatu yang kecil secara teratur dan konsisten, lakukanlah itu dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan akan memuliakan kita karena Ia melihat bahwa kita tidak pernah bermain-main dengan kehidupan.

 Artinya perubahan besar tidak akan terjadi kecuali dimulai dari hal-hal yang tampak kecil dan sepele akan tetapi, memberi arti dan daya dorong yang kuat untuk menciptakan perubahan yang lebih besar. 

Filosofis susu bendera itu kurang lengkap jika belum digandengkan dengan filosofis Bank Daerah DIY yang saya baja ketika memasuki kota Yogyakarta yaitu,

“BERSAMA KITA MAJU”

Kemajuan akan lebih terasa ringan jika kita mengerjakannya secara bersama-sama. Kebersamaan adalah kunci untuk melakukan perubahan hidup ke arah yang lebih positif. Dalam kebersamaan akan terjadi akselerasi yang luuar biasa dan kita akan lebih cepat sampai ke tujuan. Tahukah kita kenapa perkembangan di Pulau Jawa lebih cepat dibandingkan dengan Sumatra dan pulau-pulau lainnya? 

Saya teringat pesan eyang Alwi tentang cerita masa lalu om wawan. Ketika om wawan ingin mengikuti tes di ITB. Para peserta tes dari magelang naik satu bus ke Bandung. Ternyata di Bandung, kakak tingkatnya yang berasal dari magelang, telah menyiapkan penginapan, makan, dan soal-soal prediksi untuk masuk ke ITB. 

Bahkan, beberapa minggu sebelum peserta tes ke Bandung, kakak tingkat mereka datang ke Magelang dan memberikan bahan pembelajaran kepada adik-adiknya di SMA N 1 MAGELANG. Inilah yang kita sebut dengan kebersamaan. Sehingga transfer informasi dan ilmu sangat pesat di pulau jawa, karena prinsip hidup di jawa selalu mengedepankan kebersamaan atau Link (Jaringan). 

Bank Daerah DIY, dalam pikiran saya, mempunyai iktikat baik, untuk saling memberikan keuntungan. Artinya, nasabah maju dan Bank pun dapat berkembang. Oleh karena itu, Mitra menjadi sangat penting. Analoginya seperti ini, jika bank memberikan pinjaman lunak kepada nasabahnya. 

Suatu saat nanti bukan tidak mungkin nasabah itu akan menjadi pengusaha yang sukses. Otomatis, Nasabah itu akan menyimpan Kekayaannya di Bank tersebut. Begitu juga dengan manusia, jika kita mensukseskan orang lain sama saja artinya kita mensukseskan diri kita. 

“BERPIKIRLAH DAN ENGKAU AKAN MENGETAHUI RAHASIA ALAM SEMESTA” 

Semoga Bermanfaat,

Jazakaulloh.

4 komentar:

  1. whew... salut nih, tulisannya dalam.

    tentang prubahan, memang setiap makhluk hidup itu harus berubah menuju yang lebih baik.. beradaptasi, atau kalau tidak akan tergilas perubahan jaman *bahasa saya tinggi bener*

    dan perubahan paling berarti memang harus dari diri sendiri dan yaang paling sederhana dulu.

    berubah diri, sebelum mengubah dunia!
    salam perubahan!!

    BalasHapus
  2. Mas Gaphe adalah salah satu Orang yang merintis perubahan itu.. hehe
    Terimakasih Mas,

    Belajar Mengubah diri adalah Awal Perubahan di Muka Bumi.
    dimulai dengan 3 M mas,
    Mulai Dari Diri Sendiri
    Mulai Dari Yang kecil
    Mulai dari Sekarang.

    BalasHapus
  3. seru juga tuch perjalanannyamenuju kota jogjakarta yang memang istimewa. .

    BalasHapus
  4. Banyak kota yang di singgahi, tetapi Yogjakarta memang terasa beda..hehe

    Kuliner, Buku, Budayanya..wah Pokoknya Menginspirasi

    BalasHapus

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.