Taman Pintar Yogyakarta |
Sekelumit
Cerita dari Magelang ke Yogjakarta. Hampir setiap Sudut Kota itu sebagai wahana
pembelajaran bagiku. Kota yang Penuh Inspirasi dan Seolah-olah mempunyai Magnet
untuk terus Berkunjung ke sana.
Akhirnya
perjalanan sudah mencapai puncaknya, waktu terus berjalan tanpa berkompromi
sedetik pun dengan manusia. Kehidupan adalah proses untuk selalu belajar. Kita
harus terus belajar, dan belajar adalah harga mati untuk sebuah perbahan. Tanpa
belajar, manusia akan menjadi beku, batu keras yang akan rapuh.
Untuk itu,
apapun profesi kita, baik sebagai, penjual sayur, PNS, wiraswasta, hingga
presiden sekalipun membutuhkan 8 huruf yaitu P-E-R-U-B-A-H-A-N. Perubahan
dimulai dari hal yang kecil, dari sekarang, dan dari diri sendiri. Untuk
mencapai perubahan yang positif maka kita hendaknya senantiasa belajar. Ada
satu motto yang sangat menarik yang dapat saya pelajari dalam perjalanan dari
magelang menuju jogja.
Saya selalu
menyempatkan waktu untuk senantiasa belajar. Walaupun secara umum, di jalan
kita hanya melihat kendaraan yang lalu lalang. Akan tetapi, filosofis dan ilmu
itu ternyata tergantung di selembar kain yang telah usang, tulisannya berisi :
“ BERUBAH
UNTUK MAJU”
di kiri dan
kanan tulisan sederhana itu ada gambar susu bendera. Ilmu yang sangat berharga
itu, ternyata begitu banyak disekitar kita. Sadarkah kita, bahwa sesungguhnya
segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah bahan pembelajaran,
sesuatu yang harus kita renungkan. Saya dapat merasakan, dalam dunia usaha
tentu, Perusahaan susu bendera selalu berusaha melakukan perubahan-perubahan
atau inovasi dalam konteks produk.
Tujuannya
apa? Agar konsumen tertarik, dan perusahaan akan meraih profit. Akan tetapi,
perlu diketahui dalam melakukan perubahan, tentu perusahaan sangat hati-hati.
Tujuannya, agar bukan hanya profit yang mereka dapatkan tetapi, menjadikan
masyarakat indonesia sehat dan masyarakat di sekitar pabrik dapat merasakan
kebermanfaatan dari hadirnya perusahaan tersebut.
Manusia pun
dapat belajar analogi tersebut, setiap manusia dimanapun mereka berada, tentu
menginginkan kemajuan dalam kehidupannya. Akan tetapi, yang menjadi
permasalahannya adalah kita keliru dalam memasukkan pikiran-pikiran yang
positif. Kita menerima mentah-mentah segala sesuatu yang dikatakan orang lain
tentang kita. Jika kita dikatakan berwajah jelek, lalu kita minder. Ada yang
mengatakan kita anak yang tidak punya, lalu merasa tidak pantas untuk mencapai
kebahagiaan. Sukses dan bahagia adalah milik orang-orang kaya.
Lalu
pertanyaannya adalah apa yang salah dengan itu berwajah jelek? Justru kita
harus bersyukur karena kita masih punya wajah, dan yakinlah sikap kita akan
menebar bau harum dan memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan punya wajah
bagus tetapi, ketus dengan orang, selalu cemberut. Dan apa salahnya jika kita
tidak punya?
Hukum Tuhan
akan selalu dipergilirkan untuk seluruh manusia. Kaya atau miskin adalah
sesuatu yang harus kita waspadai karena itu adalah ujian. Begitu banyak orang
yang hidup dengan bergelimang harta, akan tetapi sebenarnya mereka merasa
hampa, kosong, dan tidak bahagia.
Kita terlalu
sering melihat segala sesuatu dari segi fisik, dari sudut pandang kita.
Padahal, jika hati dapat berkata layaknya mulut, maka akan banyak tangisan dan
jeritan di balik rumah-rumah mewah, dibalik mobil-mobil mewah yang ada di
hadapan kita. Oleh karena itu, syukuri segala sesuatu yang ada pada diri kita.
syukur dalam konteks kita senantiasa memaksimalkan potensi yang telah diberikan
Tuhan kepada kita.
Berubah
untuk maju adalah filosofis yang sangat tepat untuk bangsa kita. tantangan
global dan persaingan bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan melainkan sesuatu
yang harus dihadapi dengan open minded (pikiran terbuka) dan kesadaran bahwa
hidup adalah proses untuk senantiasa belajar, jika kita tidak pernah membuka
pikiran kita maka kita selamanya akan berjalan di tempat. Tuhan telah
menganuugrahkan Kreativitas dalam diri manusia. Oleh karena itu, jika manusia
tidak berubah dan senantiasa melakukan perubahan, sama saja dengan kita tidak
mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita.
Berbicara
tentang perubahan, sangat menarik motivasi yang dikatakan Pak Mario Teguh dalam
acara GOLDEN WAYS di metro tv, 28 Maret 2010. “Kerjakan sesuatu yang kecil
secara teratur dan konsisten, lakukanlah itu dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan
akan memuliakan kita karena Ia melihat bahwa kita tidak pernah bermain-main
dengan kehidupan.
Artinya perubahan besar tidak akan terjadi
kecuali dimulai dari hal-hal yang tampak kecil dan sepele akan tetapi, memberi
arti dan daya dorong yang kuat untuk menciptakan perubahan yang lebih besar.
Filosofis
susu bendera itu kurang lengkap jika belum digandengkan dengan filosofis Bank
Daerah DIY yang saya baja ketika memasuki kota Yogyakarta yaitu,
“BERSAMA
KITA MAJU”
Kemajuan
akan lebih terasa ringan jika kita mengerjakannya secara bersama-sama.
Kebersamaan adalah kunci untuk melakukan perubahan hidup ke arah yang lebih
positif. Dalam kebersamaan akan terjadi akselerasi yang luuar biasa dan kita
akan lebih cepat sampai ke tujuan. Tahukah kita kenapa perkembangan di Pulau
Jawa lebih cepat dibandingkan dengan Sumatra dan pulau-pulau lainnya?
Saya
teringat pesan eyang Alwi tentang cerita masa lalu om wawan. Ketika om wawan
ingin mengikuti tes di ITB. Para peserta tes dari magelang naik satu bus ke
Bandung. Ternyata di Bandung, kakak tingkatnya yang berasal dari magelang,
telah menyiapkan penginapan, makan, dan soal-soal prediksi untuk masuk ke ITB.
Bahkan, beberapa minggu sebelum peserta tes ke Bandung, kakak tingkat mereka
datang ke Magelang dan memberikan bahan pembelajaran kepada adik-adiknya di SMA
N 1 MAGELANG. Inilah yang kita sebut dengan kebersamaan. Sehingga transfer
informasi dan ilmu sangat pesat di pulau jawa, karena prinsip hidup di jawa
selalu mengedepankan kebersamaan atau Link (Jaringan).
Bank Daerah
DIY, dalam pikiran saya, mempunyai iktikat baik, untuk saling memberikan
keuntungan. Artinya, nasabah maju dan Bank pun dapat berkembang. Oleh karena
itu, Mitra menjadi sangat penting. Analoginya seperti ini, jika bank memberikan
pinjaman lunak kepada nasabahnya.
Suatu saat
nanti bukan tidak mungkin nasabah itu akan menjadi pengusaha yang sukses.
Otomatis, Nasabah itu akan menyimpan Kekayaannya di Bank tersebut. Begitu juga
dengan manusia, jika kita mensukseskan orang lain sama saja artinya kita
mensukseskan diri kita.
“BERPIKIRLAH
DAN ENGKAU AKAN MENGETAHUI RAHASIA ALAM SEMESTA”
Semoga
Bermanfaat,
Jazakaulloh.
whew... salut nih, tulisannya dalam.
BalasHapustentang prubahan, memang setiap makhluk hidup itu harus berubah menuju yang lebih baik.. beradaptasi, atau kalau tidak akan tergilas perubahan jaman *bahasa saya tinggi bener*
dan perubahan paling berarti memang harus dari diri sendiri dan yaang paling sederhana dulu.
berubah diri, sebelum mengubah dunia!
salam perubahan!!
Mas Gaphe adalah salah satu Orang yang merintis perubahan itu.. hehe
BalasHapusTerimakasih Mas,
Belajar Mengubah diri adalah Awal Perubahan di Muka Bumi.
dimulai dengan 3 M mas,
Mulai Dari Diri Sendiri
Mulai Dari Yang kecil
Mulai dari Sekarang.
seru juga tuch perjalanannyamenuju kota jogjakarta yang memang istimewa. .
BalasHapusBanyak kota yang di singgahi, tetapi Yogjakarta memang terasa beda..hehe
BalasHapusKuliner, Buku, Budayanya..wah Pokoknya Menginspirasi