Penonton mempunyai tujuan yang berbeda dalam menonton tayangan yang disajikan dalam Tv. ada yang ingin mencari berita, hiburan, dan inspirasi. bahkan ada juga, yang tiada hari tanpa TV. Jumlah penonton indonesia sangat banyak, ini kemajuan atau kemunduran? seberapa kualitaskah yang ditonton?
Melihat budaya masyarakat kita saya rasa kebanyakan menonton adalah sebuah budaya yang telah mengakar daripada kegiatan membaca. Seperti kata Andrea Hirata ketika diwawancara mengenai pembuatan film laskar pelangi, beliau mengatakan bahwa saya menyadari bahwa bangsa kita mempunyai budaya sebagai penonton bukan budaya pembaca, maka alasan itulah yang menyebabkan saya memfilmkan karyanya yang best seller di indonesia, yaitu sebuah Novel Laskar pelangi. Menurut saya film itu mengandung makna yang sangat mendalam untuk kemajuan bangsa kita, terutama dalam bidang pendidikan. Saya sangat setuju jika film-film sejenis laskar pelangi mendapat perhatian untuk selalu menjadi santapan untuk pikiran generasi muda kita.
Melihat budaya masyarakat kita saya rasa kebanyakan menonton adalah sebuah budaya yang telah mengakar daripada kegiatan membaca. Seperti kata Andrea Hirata ketika diwawancara mengenai pembuatan film laskar pelangi, beliau mengatakan bahwa saya menyadari bahwa bangsa kita mempunyai budaya sebagai penonton bukan budaya pembaca, maka alasan itulah yang menyebabkan saya memfilmkan karyanya yang best seller di indonesia, yaitu sebuah Novel Laskar pelangi. Menurut saya film itu mengandung makna yang sangat mendalam untuk kemajuan bangsa kita, terutama dalam bidang pendidikan. Saya sangat setuju jika film-film sejenis laskar pelangi mendapat perhatian untuk selalu menjadi santapan untuk pikiran generasi muda kita.
Dunia perfilman sedang mengalami keterpurukan. Setiap setasiun TV pasti menampilkan acara yang beragam, mulai dari berupa reality show, kuis, dan film. Tidak semua yang jelek, akan tetapi tidak sedikit juga, dan hampir ada di seluruh stasiun TV sebuah tontonan yang tidak menjanjikan sebuah pencerahan kepada masyarakat indonesia. Begitu banyak tayangan yang hanya berbicara tentang gosip, dunia hedonis alias yang bersifat keduniaan, hura-hura, glamor, dll. Tayangan seperti ini memberikan kontribusi yang kurang untuk mengatasi permasalahan bangsa sekarang ini.
Kehidupan yang serba mewah, perbuatan jahat dan baik menjadi sebuah sajian yang disajikan dalam tayangan di berbagai tv belakang ini. Mengambil satu contoh sinetron yang cukup populer sekarang ini adalah sinetron “Cinta Fitri”. Awalnya saya melihat tayangan itu sangat polos sarat akan makna ketulusan, kebaikan, niat suci dari aktor utama untuk mensikapi setiap kejahatan yang datang dari aktor jahat dengan sikap yang terpuji.
Jika saya menilai, porsi kebaikannya lebih banyak daripada kejahatannya. Tidak lama kemudian ketika ada anugrah awards untuk sinetron terbaik, wajar jika sinetron cinta Fitri mendapatkan penghargaan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, sinetron cinta fitri berubah sangat drastis, sangat drastis sekali. menjadi tidak berniat lagi untuk menonton sinetron tersebut. Alasannya adalah, porsi kejahatan yang ditampilkan semakin hari semakin meningkat dan parahnya aktor yang awalnya selalu mensikapi segala sesuatu dengan bijaksana sekarang malah menjadi sedikit dibilang usil, karena tidak ada bedanya dengan aktor jahat. Jika aktor jahat merencanakan sesuatu untuk mencelakakan pemain lain, maka aktor utama pun bersikap demikian.
Lalu dimana letak salahnya???mungkin tayangan seperti itu tidak dipermasalahkan oleh sebagian besar penonton dan menganggap hal itu adalah hal yang biasa dan manusiawi. Disinilah letak hilangnya kepolosan dan kebersihan sinetron ini menurut saya. Ketika tayangan itu ditayangkan berulang-ulang maka sudah tentu akan masuk dalam pikiran penonton tentang bagaimana mensikapi sebuah kejahatan dengan alasan saya juga manusia. Hilangnya sebuah kebersihan hati, ketulusan untuk selalu berbuat kebaikan, walaupun orang itu telah berbuat kejahatan dengan kita sekalipun. Bukankah semua agama mengajarkan hal ini.
Jika saya menilai, porsi kebaikannya lebih banyak daripada kejahatannya. Tidak lama kemudian ketika ada anugrah awards untuk sinetron terbaik, wajar jika sinetron cinta Fitri mendapatkan penghargaan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, sinetron cinta fitri berubah sangat drastis, sangat drastis sekali. menjadi tidak berniat lagi untuk menonton sinetron tersebut. Alasannya adalah, porsi kejahatan yang ditampilkan semakin hari semakin meningkat dan parahnya aktor yang awalnya selalu mensikapi segala sesuatu dengan bijaksana sekarang malah menjadi sedikit dibilang usil, karena tidak ada bedanya dengan aktor jahat. Jika aktor jahat merencanakan sesuatu untuk mencelakakan pemain lain, maka aktor utama pun bersikap demikian.
Lalu dimana letak salahnya???mungkin tayangan seperti itu tidak dipermasalahkan oleh sebagian besar penonton dan menganggap hal itu adalah hal yang biasa dan manusiawi. Disinilah letak hilangnya kepolosan dan kebersihan sinetron ini menurut saya. Ketika tayangan itu ditayangkan berulang-ulang maka sudah tentu akan masuk dalam pikiran penonton tentang bagaimana mensikapi sebuah kejahatan dengan alasan saya juga manusia. Hilangnya sebuah kebersihan hati, ketulusan untuk selalu berbuat kebaikan, walaupun orang itu telah berbuat kejahatan dengan kita sekalipun. Bukankah semua agama mengajarkan hal ini.
Dana perfilman memang menggiurkan, bahkan para pemain tidak segan-segan untuk bertindak yang jauh dari norma-norma adat ketimuran terutama agama. Setiap penampilan para host atau pembawa acara selalu menampilakan sebuah busana yang bisa dibilang kebarat-baratan. Perempuan memakai celana pendek, baju yukensi, tang-top, adalah pemandangan yang lumrah dalam dunia dalam kaca. Lalu apa dampakknya? Sya hanya dapat bilang, realitas yang terjadi sekarang ini adalah remaja, generasi penerus bangsa ini telah KEHILANGAN IDENTITAS DIRI.
Semakin mereka berbuat atau melakukan sesuatu yang mereka tidak ketahui hakikatnya maka, hal itu sama saja mereka semakin asing dengan diri mereka sendiri. Lalu dimana letak masalahnya? Masalah sangat banyak muncul dari sini. Coba kita perhatikan, para pelajar dan mahasiswa lebih sering untuk pergi ke mall dan pusat-pusat perbelanjaan untuk memperhatikan penampilan fisik mereka semata daripada mengisi otak mereka dengan ilmu yang bermanfaat untuk masa depan mereka. Jadi wajar, jika bangsa ini selalu mengalami keterpurukan. Terutama keterpurukan dalam hal Sumber Daya Manusia.
Semakin mereka berbuat atau melakukan sesuatu yang mereka tidak ketahui hakikatnya maka, hal itu sama saja mereka semakin asing dengan diri mereka sendiri. Lalu dimana letak masalahnya? Masalah sangat banyak muncul dari sini. Coba kita perhatikan, para pelajar dan mahasiswa lebih sering untuk pergi ke mall dan pusat-pusat perbelanjaan untuk memperhatikan penampilan fisik mereka semata daripada mengisi otak mereka dengan ilmu yang bermanfaat untuk masa depan mereka. Jadi wajar, jika bangsa ini selalu mengalami keterpurukan. Terutama keterpurukan dalam hal Sumber Daya Manusia.
di Hari yang berbahagia ini saya hanya ingin memberikan kontribusi dengan menuliskan pemikiran saya dalam sebuah kata-kata yang mudah-mudahan dikemudian hari dapat bermanfaat, untuk kemajuan bagsa ini. Kita sudah sangat tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga kita yang sudah maju melampaui kita. Sekarang sudah saatnya kita turut memikirkan bangsa ini dan kurangi untuk hidup hura-hura dan tanpa tujuan yang jelas. Seperti kata Bung Karno, presiden pertama kita, “jika ada pemuda yang berumur 20 tahun tetapi belum memikirkan nasib bangsa ini, maka akan saya botakkan kepalanya”.
Saya menyoroti tayangan satsiun TV sekali lagi karena budaya kita adalah budaya penonton. Lalu apa hubungannya dengan kemajuan bangsa? Media bagi saya mempunyai hubungan yang sangat erat untuk memberikan kemajuan bangsa, tentu saja tayangan yang bersifat mendidik akan menghasilkan pribadi-pribadi yang kokoh, generas bangsa yang siap untuk memimpin masa depan bangsanya sendiri, bukan menjadi pribadi-pribadi yang kecil, hanya memikirkan materi.
Terlevisi ibarat dua sisi mata uang. Tapi, di INdonesia fakta itu semakin nyata
pertama ngucapin met ultah lagi deeh.. *resmi di blog*. hehehe..
BalasHapustrus nanggepin tulisanmu, sekarang emang banyak acara tivi nggak mutu.. apalagi acara tivi indonesia. Saya lebih seneng sama saluran internasional. Bukan karena nggak cinta dalam negeri sih, tapi karena kualitasnya jauh lebih baik..
bayangin aja kalo di indonesia.. sinetron aja sampe bersession-session
Saya sangat stuju mas Rio, sebagian dari masyarakat kita sedang dianda kehilangan identitas dirinya mereka terutama para host atau pembawa acara secara tidak sadar menanamkan dampak buruk bagi masyrakat kita karena tampilan atau gaya busana yang mereka gunakan.mereka tidak sadar mengalami sebuah penindasan, hanya menyenangkan para penonton, dengan mengorbankan harga diri mereka.
BalasHapusgaphe : terimkash. itu semua karena indonesia menjadi target utama dalam menghambat kemajuan bangsa kita. karena para ahli memprediksi indonesa bakalah menjadi negara maju dengan pertumbuhan penduduknya yang banyak ditambanh dengan peningkatan kualitas SDM yang baik. semoga Pemerintah mengambil kebijakan dengan tegas dan bijak.
BalasHapusAngga : yang paling mahal memang identitas diri. setuju dengan komennya mas angga. karena para host sudah cenderung bergaya kebarat2tan. jika ini dipertahankan maka lama-kelamaan jati diri bangsa akan pudar.