Guru Kehidupan "Belajar dari Tukang" |
Salah satu
anugrah yang besar bagiku adalah kemampuan untuk dapat belajar dari segala hal
yang terjadi di sekitar, pristiwa, fenomena alam, dan pekerjaan manusia.
mengambil hikmah dan mendapatkan pelajaran dari itu semua merupakan sarana yang
patut dijadikan kebiasaan bagi seorang pebelajar dalam mengupdate ilmunya. Hari
ini saya belajar dari seorang Tukang yang luar biasa.
Sudah dua
hari tukang bekerja dirumahku. Bli wayan dan mas randi sangat terampil di dalam
mengolah papan untuk dijadikan pelapon dirumahku. Mereka terlihat sangat
konsentrasi sekali di dalam mengerjakan pekerjaan itu. Satu hal yang dapat Saya
pelajari adalah ketekunan, konsentrasi, ketelitian, imajinasi, dan humor.
Sebenarnya masih banyak lagi yang sesuatu yang Saya tangkap dari peristiwa yang
terjadi dirumahku.
Tukang
bagiku mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Mereka adalah orang-orang yang
cerdas, kreatif, dan mempunyai skill dalam hidup. Memang berdasarkan pengakuan
mereka bahwa salah satu diantara mereka ada yang tidak tamat SD. Pelajaran yang
Saya tangkap dari status mas randi yang tidak tamat SD adalah belajar itu bisa
dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Tingginya sekolah kita
terkadang tidak membuat kita semakin mempunyai wisdom atau kebijaksanaan.
Ketika
sedang asyiknya bekerja, tiba-tiba ada seorang bapak tua yang memarahi para
tukang karena menggunakan lahan masjid di dalam mengolah papan. Tampak wajah
kecewa diwajah mereka. Akan tetapi, sama sekali tidak membalas karena ia
menghormati orang tua. Saya sangat kagum dengan pribadi, sikap, dan cara
pandang mereka mengenai hidup. Bagiku mereka lebih dari seorang sarjana yang
mempunyai gelar dan telah menghabiskan uang puluhan juta akan tetapi tidak
dapat bekerja.
Pengangguran
menjadi masalah yang cukup meyorot perhatian bangsa indonesia. Begitu banyak
lulusan SMA yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya, terpaksa untuk
menggangur atau menunggu kesempatan menjadi PNS. Keinginan menjadi PNS membuat
mereka tidak produktif untuk mengembangkan potensi yang telah diberikan Tuhan
kepada mereka.
Disisi lain,
hal yang paling parah adalah banyak lulusan perguruan tinggi yang menjadi beban
pengangguran bagi bangsa indonesia. Bukankah mereka adalah orang-orang yang
telah dibekali ilmu yang cukup untuk membantu permasalahan yang sedang dihadapi
bangsa kita. Terkesan Sekarang bukanlah
sebuah kebanggaan lagi menyandang gelar sarjana, hanya Formalitas tapi kurang
berkualitas.
Tukang itu
telah mengajarkan Saya bagaimana menjadikan diri lebih produktif. Belajar dalam
kehidupan, belajar dari segala sesuatu yang kita dengar, apa yang kita lihat
lebih baik daripada belajar di sekolah yang membelenggu pikiran siswa serta
mahasiswa untuk bergerak secara mandiri.
Daya
imajinasi tukang sangat terlihat ketika mereka menghadapi masalah, misalnya
ketika papan profile kurang, sedangkan pekerjaan mereka belum selesai.
Kekurangan itu disebabkan karena ada papan yang patah. Ketika itu Saya melihat
Keoptimisan mereka di dalam bekerja. Tidak ada kata mengeluh di dalam bekerja.
Hal itu mungkin karena mereka sudah terbiasa bekerja atau dengan kata lain
mereka sudah terampil di dalam menghadapi masalah. Segala sesuatu mungkin bagi
mereka, Tentunya dengan daya Kreatifitas yang tinggi.
iya siapa dari siapa saja kita dpt belajar bukan ilmu seperti di sekolah tapi lebih pada cara hidup, cara pandang dan kedewasaanhh
BalasHapushehe, salam persablogan mas Rio..
hmm asik juga kayaknya nieh belajar dari pak tukang
BalasHapusbelajar dari alam dan lingkungan untuk lebih mensyukuri kehidupan yang kita jalani sekarang :)
BalasHapusboleh juga renungan diatas....keep bloging brow
BalasHapusTerimakasih Mb Rose : setuju, salam persablogan
BalasHapus@ Daima : hehe, Ini baru tukang, apalagi Guru TUkang y?
@ Mb Ajeng : Seperti lagu Dmasive, Syukuri apa yang ada. terimakasih
@ Tax : Ok Bro, terimakasih atas supportnya