Rabu, 28 Desember 2016

Jangan Mudah Tertipu

Menjadi pusat sorotan banyak orang tentu menjadi  kebahagian manusia. Mendapatkan sanjungan, kata-katanya selalu dirindu, status di media sosialnya banyak mendapatkan jempol dan like. Itu manusiawi.

Di tengah banjir  pujian yang kita dapatkan, sebenarnya kitalah yang mengetahui siapa diri kita sebenarnya? Apakah kita termasuk orang yang baik atau tidak? Bukankah Allah Maha Mengetahui segala isi hati manusia?

“Jangan tertipu banyaknya mata yang rindu akan melihat sosokmu, atau banyaknya telinga yang rindu akan kata-kata yang keluar dari mulutmu, sementara hakikat dirimu tak lebih baik dari mereka, yang mungkin ilmunya tak seberapa, tapi yang sedikit itu menyerap dalam dirinya yang akhirnya membuahkan amal shalih.”

Itu semua bukan berarti kita berhenti melakukan kebaikan untuk menghindari pujian. Akan tetapi, sebagai pengingat untuk selalu meluruskan dan memperbaharui niat. Bukankah Bagi orang-orang yang ikhlas pujian dan cacian tidak mempengaruhi dalam melakukan yang terbaik selama hidupnya?

Gambar: Google

Jakarta, 28 Rabiul Awal 1438 H

Jumat, 16 Desember 2016

Al-Qur'an Membawa Kebenaran dan Keadilan

Ada pendapat yang mengatakan salah satu intisari dari ajaran islam adalah keadilan. Siapa pun yang masuk ke dalam agama ini (Islam) akan diperlakukan adil. Hal itu banyak dicontohkan pada zaman Nabi  dan para sahabat, walupun ia adalah orang-orang terdekat Rosululloh Sholaullohhu “alaihiwassalam.

Pagi ini ada ayat yang saya baca berkaitan dengan perintah berlaku adil dalam Al-Qur’an “Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat, (Q.S. An-Nisa’(4): 105)

Kamis, 15 Desember 2016

Semua akan Menjadi Saksi

Banyak orang yang terlihat hebat dalam keramaian, tetapi mereka tak berdaya tatkala sendirian. Pada hakikatnya, yang mengetahui hakikat seorang insan adalah diri kita sendiri.

Saudaraku, Janganlah engkau memusuhi syaitan tatkala di hadapan manusia, namun engkau menjadi sahabatnya tatkala bersendirian. Tatkala engkau menutup pintu kamar, lalu menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada orang yang melihatmu, tatkala itu ingatlah:

1) Allah Maha Melihat dan Mendengar. Dimana pun engkau, Dia selalu mengawasimu, Maha Melihat dan Maha Mendengar apa yang engkau lakukan dan ucapkan.

2) Jangankan gerakan tubuhmu, lirikan dan jelalatan matamu diketahui oleh Allah bahkan telah dicatat oleh Allah sebelum engkau mengedip matamu, bahkan isi hatimu diketahui oleh Allah Subhanahuwata’ala.

3) Allah mengadakan pengawasan yang ketat dengan menugaskan para malaikat untuk mencatat segala gerak-gerikmu. Bahkan malaikat Raqib dan ‘Atid senantiasa menyertaimu.

Rabu, 14 Desember 2016

Great Safety

Harus kita akui, kehidupan modern telah mengerus hubungan anak dengan orang tua. Kesibukan mencari nafkah atau aktivitasnya sebagai pejabat publik terkadang membuat waktu bersama seorang anak menjadi terabaikan. Institusi keluarga yang merupakan penopang terkuat kemajuan sebuah bangsa akhir-akhir ini mengalami erosi, kehilangan pondasi, dan keteladanan dalam membangun jati diri anak sebagai manusia yang seutuhnya.

Ada juga orang tua yang tangguh mampu membagi waktunya dengan bijak untuk terus mendidik anaknya sesuai dengan tantangan zaman. Apalagi di kota kota besar dengan ritme kehidupan yang penuh memerlukan tantangan sendiri untuk membersamai sang buah hati. Walaupun terkadang hati terasa lelah dalam mendidik anak, jiwa menderita karena mereka menentang. Hal itu menyebabakan kegelisahan di benak orang tua. Baca juga: Bagaimana Mewujudkan Keluarga yang Harmonis?

Selasa, 13 Desember 2016

Where Focus Goes, Energy Flows

Sambutan Ketua Penitia Seminar Nasional Literasi ICT
Satu pelajaran penting dalam hidup jika kita menginginkan pertumbuhan pribadi adalah bagaimana kita menentukan dan mengarahkan fokus dalam hidup. Jika kita ingin mencapai hasil yang luar biasa dan pemenuhan dalam pekerjaan , karir , atau misi kita, kita perlu untuk mendapatkan laser yang difokuskan pada apa yang kita inginkan, dan menciptakan visi yang jelas kristal di mana kita ingin pergi . 

Memiliki konsistensi dalam berfokus pada perubahan perilaku, memberikan Anda momentum Anda perlu mengambil tindakan kecil sehari-hari yang akan menyebabkan hasil yang konsisten. Mulailah dari tujuan akhir, bangunlah tindakan konsisten setiap hari. 

Kemana Fokus kita menuju dalam hidup, disanalah energi kita akan mengalir. Bukan pristiwa atau kejadiannya yang terpenting, tetapi bagaimana cara kita mengarahkan fokus untuk melihatnya dari sisi yang berbeda.

Kemajuan Orang Lain bukan Berarti Kamu Gagal

Dok. Pribadi "Kebun Raya Bogor"
Pernahkah Anda merasa bahwa orang-orang di sekeliling Anda jauh lebih unggul dan maju dari diri Anda? Biasanya seseorang akan memamerkan kemajuan hidupnya dengan menampilkannya di media sosial yang mereka miliki. Memiliki ini dan itu, pergi keliling dunia, mendapatkan beasiswa, bekerja di sebuah perusahaan yang bergengsi dan beraneka ragam beserta pernak-perniknya.

Dulu saya juga pernah merasakan hal yang demikian, terutama ketika SD. Maklum belum memiliki sudut pandang yang pas tentang kemajuan. Tetapi, sekarang saya menyadari “The progress of other people does not mean that you are failing.”

Selasa, 06 Desember 2016

Seminar Internasional : Pendidikan Dalam Tantangan Global: Pengalaman Eropa dan Indonesia

Mejelang tahun 2045 Indonesia akan mengalami ledakan penduduk usia produktif, usia 15-64 tahun. Ini keberuntungan yang luar biasa karena para pemuda yang produktif inilah yang bisa menjadi penggerak dinamika kemajuan suatu bangsa. Tak heran, McKinsey Global Institute memprediksi Indonesia akan mampu meroket menjadi salah satu dari 7 raksasa ekonomi pada tahun 2030, menyalip negara-negara barat.

Saat itu Indonesia memiliki 135 juta kelas menengah dan membutuhkan 113 juta tenaga terampil. Indonesia juga menjadi salah satu pasar terbesar dunia dengan nilai 1,8 triliun USD yang meliputi bidang jasa konsumen, perikanan dan pendidikan.

Kamis, 24 November 2016

Ilmu Yang Dilupakan Kebanyakan Muslimin

Ia bukan sosok yang banyak bicara, diamnya, bicaranya, senyumnya selalu menyejukkan hati. Dia sosok yang lebih banyak berbuat daripada berkata. Ia selalu mendahulukan hal yang lebih penting daripada yang penting, tidak pernah menghujat, mencaci maki orang yang berdosa. demikianlah kesungguhannya untuk meniru akhlak Nabi Muhammad Sholaullohhu 'Alaihi Wassalam.

Tidak menyukai popularitas, menepi ke sudut dunia untuk menyampaikan wahyu ilahi di pelosok negeri. Merajut persatuan menyuburkan iman umat manusia. Semata-mata untuk persiapan bekal kepulangan ke negeri keabadian.

Saya rindu dengan sosok guru saya yang satu itu, darinya saya belajar keteguhan, manisnya iman, dan tentu bagaimana menyikapi kehidupan yang sebenarnya. Bagaimana caranya men-service masyarakat. Nasehatnya mampu meresap ke sanubari.

Pelajaran yang paling penting beliau tanamkan adalah segala hal yang berkaitan dengan iman. Pengetahuan seorang muslim tentang segala hal yang berkaitan dengan akhirat, adalah sesuatu hal yang sangat-sangat penting lagi wajib diketahui dan dimiliki ilmunya.

Dalam surat Shood ayat 45 dan 46 Allah berfirman tentang pujianNya pada hamba-hambaNya yang selalu ingat tentang hal-hal yang berkaitan dengan akhirat:

 “Dan ingatlah selalu akan kisah kehidupan beberapa hamba Kami, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, yang mempunyai kekuatan yang hebat lagi berpengetahuan yang dalam. Sesunggnya kami telah menganugerahkan kepada mereka itu akhlak, ilmu dan ketulusan yang tinggi. Itu semua disebabkan mereka selalu ingat, juga mengingatkan manusia akan negeri akhirat”.

Saudaraku yang dirahmati Allah Subhanahu wata’ala

Dari ayat tersebut telah begitu sangat jelas dan terang benderang. Seorang disebut telah memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, agung dan hebat, yaitu jika ia telah memiliki ilmu tentang seluk beluk akhirat.

Ada apa saja di akhirat? Bagaimana keadaan orang-orang di akhirat? Apa saja yang akan dialami oleh semua orang di akhirat? Bagaimana cara ia bisa selamat? Dan jika tidak selamat ia akan seperti apa?

Ilmu-ilmu seperti itulah yang apabila dimiliki setiap muslim, maka akan timbul semangat beribadah dan giat beramal sholeh. Ilmu-ilmu seperti itulah yang apabila dimiliki setiap muslim, maka akan menjadikannya seorang yang takut dosa dan mampu meninggalkan perkara yang harom.

Selasa, 15 November 2016

Hakikat Prestasi Yang Sebenarnya

Malam semakin pekat, rasa letih kian mendera. Aktivitas di kota besar  cukup menyita banyak waktu, tenaga, pikiran, dan biaya yang ekstra. Semua orang berlomba, berlari mengejar terik matahari untuk memulai aktivitas di pagi hari. Bahkan sangat pagi mereka sudah berdiri dan mempersiapkan diri.

Lelaki muda itu kembali bertanya, apa sebenarnya hakikat sebuah prestasi? Bertumpuknya gelar, penghargaan, piagam? Tepuk tangan dan decak kagum orang lain terhadap dirinya, tidak membuatnya lupa diri.

Teringat kembali, kisah di zaman Nabi untuk mencari kata kunci, hakikat prestasi seorang manusia itu sebenarnya apa? Karena membaca sejarah terkadang obat terbaik untuk menyulut api semangat di dalam jiwa.

Debu-debu berterbangan, mencoba menutupi teriknya cahaya matahari Madinah. Pohon tak malu bergoyang, ketika angin datang dan membelainya dengan lembut. Pasukan gagah umat muslim bersiap di pelataran pintu gerbang Madinah. Tak banyak yang dipersiapkan memang, karena mereka hendak menghadang kafilah dagang dan bukan berperang. Rasulullah Sholaullohhu ‘alihi Wassalam mulai memberikan komando agar 313 prajurit itu bergerak.

Ya, suasana itu demikian nyata, ketika pasukan muslim bergerak keluar Madinah untuk menghadang kafilah dagang Abu Sufyan, kafilah dagang yang berisi ratusan unta lengkap dengan barang di punggungnya.

Rupanya Abu Sufyan sudah mengetahui bahwa dirinya akan diserang. Maka dikirimlah temannya ke Mekah untuk memberikan kabar bahwa akan ada penyerangan oleh kaum muslimin.

Akhirnya tak kurang dari 1000 pasukan pergi untuk berhadapan kaum muslimin di Padang Badar. Kaum muslim yang tak siap berperang harus siap melawan pasukan 3 kali lebih banyak dari dirinya. diturunkannya hujan dan malaikat menjadi pertanda pertolongan Allah. 

Rasulullah SAW berdoa menengadah kepada Allah Swt. Beliau Khawatir tidak akan ada lagi manusia yang akan membela Islam jika mereka dibinasakan. Umat Muslim menang dengan jumlah korban sangat sedikit.

Rabu, 09 November 2016

Belajar dari Guru Bangsa H.O.S. TJOKROAMINOTO

H.O.S. Tjokroaminoto adalah keturunan priyayi dan santri sekaligus. Beliau dilahirkan pada tanggal 16 agustus 1882, setahun sebalum meletusnya Gunung Krakatau yang getarannnya terasa hingga dataran Amerika. Ia adalah santri terakhir dari pesantren Tegalsari Ponorogo yang dipimpin oleh K.H. Hasan Besari. Buyutnya adalah seorang ulama besar, Kyai Bagus Muhammad Besari pendiri Pesantren Tegalsari Ponorogo yang diberi nama Gebang Tinatar.

Usia H.O.S. Tjokroaminoto baru menginjak 34 tahun ketika beliau memimpin langsung Kongres Nasional Kebangsaan Pertama Central Sarekat Islam pada tahun 1916 yang dihadiri 80 utusan lokal mewakili tidak kurang dari 360.000 anggota aktif yang tersebar di seluruh wilayah nusantara.

Setelah Raden Mas Tjokroaminoto menunaikan ibadah haji, maka gelar kebangsawanannya ditinggalkan, blangkonnya ditinggalkan. Beliau lebih suka memakai nama Hadji Oemar Said Tjokroaminoto dan mengenakan peci sebagai identitas kebangsaan, yang kemudian menjadi peci simbol nasionalisme. Dan beliau mengabadikannya dalam sebuah “potret revolusi” duduk tumpang kaki, kumis melintang, berpeci, pakai jas tutup dan mengenakan sarung, gaya yang tidak lazim bagi kalangan ningrat “tempo doeloe” tetapi gaya yang khas bagi kaum santri.

Oemar Said Tjokroaminoto menyadari bahwa umat islam yang tertindas, diubah oleh penjajah menjadi seperti tertidur lelap kesadarannya. Tidak lagi menyadari bahwa dirinya memiliki tanah air, bangsa dan agama yang terjajah, pasrah tanpa minat untuk melepaskan diri dari penindasan. Umat Islam sebagai mayoritas, sedang kehilangan seseorang pemimpin yang berani membangkitkan kesadarannya bahwa dirinya sedang tertindas dan terjajah.

Senin, 31 Oktober 2016

Cara Memandang Dunia

Wawan adalah salah satu karyawan di Sebuah perusahaan swasta. Seorang pekerja keras yang memiliki segudang impian untuk meraih masa depan yang cerah. Yang luar biasa, di sela-sela pekerjaannya ia juga sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2.

Setiap hari ia bergelut dengan waktu, mencoba berkompromi dengan keadaan yang terkadang tidak mudah untuk membuat sebuah keputusan. Di tengah badai yang datang menerpa, karena keputusannya untuk melanjutkan kuliah, ia  terkadang kehilangan energi ekstra untuk meneruskan perjuangannya.

Kata-kata yang sering terlontar adalah “apalah saya, saya tidak sepintar bapak “ demikian kata yang sering diucapkan.

Lalu rekannya menjawab :

"Mas Wawan terkarang manusia selalu memandang diri terlalu rendah, padahal apa yang dilakukannya mungkin tidak bisa dilakukan oleh orang banyak di luar sana. Tetapi, lagi-lagi cara sesorang memandang dunia sangat menentukan tindakannya di dalam menyelesaikan tantangan yang datang.

Bila kita memandang diri kita kecil, dunia akan tampak sempit dan tindakan yang kita ambil pun kecil. Tapi, jika kita memandang diri kita besar karena kita diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Maka dunia akan terlihat luas, kita pun melakukan perkara-perkara yang luar biasa, penting, dan berharga.

Jumat, 28 Oktober 2016

Bagaimana Cara Belajar di Abad ke-21 ?

Kita seringkali dituntut untuk belajar tetapi masih sedikit yang mengetahui bagaimana cara belajar yang baik? Revolusi belajar? Mengapa tidak? Agar sukses dalam pendidikan, karier, dan dunia kerja, yang mesti dilakukan adalah belajar lebih cepat lagi, mengingat lebih banyak, dan berpikir lebih kreatif. Orang yang ingin menjadi “TERUNGGUL” dan “TERBAIK” di abad ke-21 mesti menguasai kemahiran inti untuk meraih sukses.

Baca Juga: Enam Tips Agar Flow dan Strategi Untuk Memiliki Hidup Yang Lebih Kreatif

Ternyata hadirnya internet, teknologi bergerak (mobile), dan media sosial telah mengubah lansekap dunia pembelajaran secara radikal. Bagaimana cara dulu kita belajar sudah tidak lagi relevan untuk dipraktekkan sekarang. Jadi kalau kita tidak mampu keep up dengan cara belajar masa kini, niscaya kita akan jadi sangat jauh tertinggal.

Faktanya di dunia pendidikan kita hari ini, masih saja ada orang yang menggunakan cara lama dalam belajar. Sehingga kurang tangguh dalam menghadapi perubahan yang cepat dan kompleks.

Jika kita melihat negara-negara maju, sesungguhnya kekayaan setiap bangsa adalah hasil dari kualitas otak penduduknya (Baca: mensyukuri anugrah Allah berupa otak), kreativitas dan keterampilannya. Dengan kata lain aset terbaik kita adalah kemampuan kolektif untuk belajar cepat dan beradabtasi secara cerdas terhadap situasi yang tidak bisa diramalkan. Pertanyaannya, apakah otak saja cukup? Tentu tidak, pembaharuan pendidikan merupakan sebuah kemestian agar terjadi keseimbangan dapat terwujud. karena kita manusia bukan robot.

Kamis, 27 Oktober 2016

Mengangkat Kesadaran Kemanusiaan Melalui Pendidikan


Perubahan peradapan menuju masyarakat berpengetahuan (knowledge society). menuntut masyarakat dunia untuk menguasai keterampilan abad ke-21 yaitu mampu memahami dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT Literacy Skills). Pendidikan memegang peranan sangat penting dan strategis dalam membangun masyarakat berpengetahuan yang memiliki keterampilan: (1) melek teknologi dan media; (2) melakukan komunikasi efektif; (3) berpikir kritis; (4) memecahkan masalah; dan (5) berkolaborasi.

Perkembangan teknologi yang begitu cepat membawa dampak pada penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau information and communication technology (ICT) diberbagai aspek kehidupan termasuk dalam proses pembelajaran di Perguruan Tinggi. Kenyataan menunjukan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus dipenuhi berbagai persyaratan salah satunya adalah memiliki sarana prasarana yang memenuhi standar seperti pemanfaatan ICT dalam pendidikan. Dengan hadirnya ICT dunia pendidikan bisa membawa dampak positif apabila teknologi tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Faktanya di lapangan, banyak mahasiswa/ pendidik yang belum bisa memanfaatkan sumber-sumber belajar tersebut. Banyak yang bingung bagaimana cara mengakses perkembangan ilmu yang terbaru dari berbagai belahan dunia, jurnal-jurnal penelitian mutakhir seputar bidang yang ingin diteliti. Mengakibatkan mahasiswa kita tertinggal dalam mengikuti perkembangan ilmu global. Padahal hal ini sangat penting dan mendukung dalam menyelesaikan tugas kuliah, riset, dan tesis.

Penggunaan ICT dalam pendidikan antara lain sebagai e-Learning, e-Library, e-Books, e-Journal, Multimedia, Virtual Laboratory, Implementasi ICT untuk pencarian data, pengolahan data, penyebarluasan hasil penelitian dan informasi penelitian, mengakses berbagai bahan ajar dari seluruh dunia. Melihat pentingnya ICT, maka dibutuhkan pelatihan peningkatkan kemampuan dan penyediaan perangkat pendukung  terutama bagi mahasiswa yang merupakan pilar terdepan dalam peningkatan mutu akademik di kampus.

Keberhasilan pada abad ke-21 akan tergantung terutama sejauh mana kita mengembangkan keterampilan yang tepat untuk menguasai kecepatan, kompleksitas, dan ketidakpastian yang saling berhubungan. Kecepatan dunia berubah menuntut dan mensyaratkan kemampuan belajar yang lebih cepat. Kompleksitas dunia yang terus meningkat juga menuntut kemampuan yang sesuai untuk menganalisis setiap situasi secara logis dan memecahkan masalah secara kreatif.

Pertanyaannya, apakah cukup mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan tanpa nilai-nilai yang luhur?

Di tengah kompleksitas dan perubahan yang semakin cepat kita kembali mempertanyakan sudahkah pendidikan mampu melakukan pencerahan terhadap manusia, mengangkat kesadaran kemanusiaannya, mengilhami dan memberdakan orang untuk meraih takdir mereka, mengamalkan agamnya dengan menjadi contoh sukacita totol, pengasih, ceria, kuat, dan penuh semangat yang bisa kita miliki begitu seseorang bersukacita dalam karunia Allah dan dengan tulus mengasihi serta melayani semua makhluk ciptaannya, sudahkah pendidikan mendidik dan mengilhami orang untuk hidup dengan jati diri tertinggi mereka berdasarkan keberaniaan, tujuan dan sukacita.

Rabu, 26 Oktober 2016

Sahabatmu Masa Depanmu

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Kali ini kita akan membahas sebuah topik yang sering membuat resah para orang tua. Sesuatu yang dapat menjadi jalan menyesatkan dan dapat pula menunjukkan jalan lurus bagi para pemuda adalah persahabatan.

Seorang bijak pernah berkata, jika ingin menebak masa depan seseorang lihat saja siapa sahabatnya. Pertanyaannya sahabat Anda, apakah mereka orang-orang yang baik atau sebaliknya? Apakah mereka adalah sahabat yang membantu Anda dalam mewujudkan ketaatan kepada Allah, atau sahabat yang menjauhkan Anda dari-Nya? Apakah mereka juga telah mendapatkan pendidikan yang sama, sebagaimana Anda mendapat pendidikan di rumah atau sebaliknya?

Kita sering bertanya-tanya, mengapa anak-anak yang telah didik dengan pendidikan yang sangat bagus oleh keluarga mereka yang juga berasal dari orang-orang terhormat. Namun, kita tidak mengetahui mengapa pemuda itu bisa melakukan hal-hal yang negatif yang melampaui batas. Keluarga mereka terkejut saat mengetahui anaknya sampai melakukan hal-hal yang negatif. Mereka juga terkejut  ketika mengetahui anak mereka berada di kantor polisi. Namun, mereka tidak memperhatikan siapa teman-teman anaknya. Di tengah kesibukannya mencari nafkah, terkadang para orang tua tidak banyak memperhatikan masalah ini.

Selasa, 25 Oktober 2016

Menciptakan Peluang

Pada suatu saat tentu kita akan mengalami Bimbang dan bingung setelah mendapatkan status Mahasiswa, apalagi ketika dinyatkaan lulus sebagai sarjana. Menjalani rutinitas perkuliahan, tentu membuat kita cepat merasa bosan dan tertekan. Ada juga yang merasa nyaman dengan rutinitas itu kemudian lupa mempersiapkan diri pasca perkuliahan selesai.

Apalagi yang berada di Kampus Swasta, eits. Ada apa dengan kampus swasta? Apalagi kampus yang mempunyai fasilitas yang terbatas, jika dibandingkan dengan Fasilitas Perguruan TInggi Negeri. Pertanyaan yang sering kali bergejolak dari hati kita adalah apakah mungkin mahasiswa swasta seperti saya ini mampu meraih sukses? Mungkinkah saya bisa mewujudkan mimpi di sini?

Sekilas bagi orang yang biasa, mereka kesulitan dalam menemukan peluang untuk sukses. Tetapi, bagi manusia yang kreatif, mereka hampir selalu bisa menemukan dan menciptakan peluang untuk meraih kesuksesan yang mereka inginkan. Oleh karena itu, untuk jadilah manusia yang kreatif.

Ada empat cara untuk menciptakan peluang. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun dalam dunia kerja.

Jumat, 21 Oktober 2016

Rendah Hati Dalam Beramal

Malam itu, suasana hening semuanya terhanyut mendengar sang ustadz menyampaikan tabligh musibah. Cermah yang singkat itu mengedor-gedor hati yang terkadang congkak dan bangga dengan amal yang sering kita pamerkan.

“Saya belum melakukan apa-apa”
Atau “Apa yang saya lakukan belum seberapa dan masih banyak kekurangan”

Itulah kalimat yang sering saya dengar dari Pak Joko. Seorang pengusaha yang sangat rendah hati dan giat dalam kegiatan sosial dan dakwah.

Menikmati Proses

Semua pasti butuh proses. Semua pasti mengalami halangan dan rintangan. Dan sebenarnya, justru itulah "vitamin" yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan.

Dengan kesadaran bahwa semuanya butuh diperjuangkan, maka kita akan jadi pribadi-pribadi yang kuat menghadapi goncangan. Tak ada satu pun tokoh sukses dunia yang tak mengalami berbagai ujian. Namun justru dengan ujian tersebut, perjuangan mereka justru mengkristal sehingga melahirkan kekayaan mental utuh yang mengantarkan mereka pada pencapaian yang mampu melewati batas zaman.

Rabu, 19 Oktober 2016

Tips Menjadi Orang Sakti

Akhir-akhir ini banyak orang terkesima dengan orang yang dianggap sakti alias mampu melakukan satu hal yang tidak dapat dilakukan orang lain atau orang biasa. Bagi banyak orang asal mampu membuat kagum, maka serta merta dianggap wali, orang sholeh, dan segera dielu-elukan dan diikuti.

Seakan lupa, bahwa setan bisa saja membantu pemujanya melakukan hal-hal yang di luar kemampuan manusia normal. Bila demikian, akankah anda mengangap para pemuja setan sebagai orang sholeh atau wali Allah Ta’ala ?

Pertanyaan Yang Menggugah

Apakah Anda percaya bahwa sebuah pertanyaan mempunyai kekuatan untuk mengubah seseorang?  Bagi seorang yang sering berbicara di ruang publik tentu tahu betul kekuatan pertanyaan. Apalagi seorang trainer, presenter, guru, dan seorang pemimpin.

Baca juga : Kekuatan Afirmasi Vs Pertanyaan

Ketika mengajukan pertanyaan adakalanya kita tidak membutuhkan jawabannya ketika itu. Boleh jadi pertanyaan yang Anda ajukan berupa pertanyaan reflektif yang justru efektif bila dijawab saat mereka sedang sendiri. Karena ego manusia terkadang cenderung menolak jika menerima nasehat orang lain di tempat ramai.

Dalam mengeluti dunia seminar dan pelatihan, saya memperhatikan kebanyakan motivator, trainer, narasumber, presenter hanya memperhatikan pengaruh yang terjadi di dalam kelas. Padahal, presentasi yang baik dampaknya bukan hanya saat peserta berada di kelas, tetapi masih memiliki dampak dan berpengaruh di luar kelas.

Rabu, 12 Oktober 2016

Menginstall Kekhusyuan, Ketenangan dan Kewibawaan

Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang pembawaannya tenang walaupun sendang menghadapi tantangan hidup? Pernahkah Anda melihat dan mendengar orang yang sangat berwibawa? Apa rahasia mereka? Bisakah semua orang menggapainya?

Di tengah era yang sangat distruptif, perubahan semakin cepat. Pendekatan kehidupan selalu berubah, membuat orang tampak seringkali emosional dalam mensikapi hidup. Akibatnya kita sering lupa kembali belajar, duduk di majelis ilmu untuk memperbaharui ilmu dan iman.

Selasa, 11 Oktober 2016

Ringankan Hidup Anda Dengan Memberi

Jika Anda meras tak ada seorang pun yang mengasihi ketika kesulitan datang melanda dalam kehidupan Anda. Atau tidak ada yang mau merayakan keberhasilan yang Anda capai. Mungkin juga tidak ada seorang pun yang bersedia memandang, memperhatikan, mendengar apa pun dari diri Anda. Jangan masukkan ke dalam hati.

Benarlah sebuah ungkapan dari imam syafii ”Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa  Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.”

Baca Juga Kisah : Dimanakah Jodohku

Tidak perlu risaukan sikap orang lain. Manusia secara fitrohnya memang mencintai dirinya sendiri, kebanyakan mendahulukan kepentingannya sendiri. Oleh karena itu, tidak perlu memasukkan itu semua ke dalam hati. Karena hanya akan menyesakkan dan membebani langkah Anda.

Lalu bagaimana agar langkah kita menjadi ringan?

Senin, 10 Oktober 2016

Alfarabi, Komposer Besar Muslim Yang Tidak Cinta Dunia


Selama ini kita hanya tahu kalau jagoan musik itu orang-orang seperti Mozart, Bach, atau komposer-komporser barat lainnya. Padahal jauh sebelumnya, dunia Islam sudah melahirkan seorang musisi jenius: Al Farabi!

Nama sebenarnya Abu Nasr Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlaq Al Farabi. Beliau lahir pada tahun 874M (260H) di Transoxia yang terletak dalam Wilayah Wasij di Turki. Bapaknya merupakan seorang anggota tentara yang miskin tetapi semua itu tidak menghalanginya untuk menimba ilmu di Baghdad. Kenapa di Baghdad, ini karena pada zaman itu semua ilmu memang berkumpul di Syria atau Irak.

Setelah beberapa waktu lamanya tinggal di Irak, Al Farabi memutuskan hijrah ke Damsyik, sebelum meneruskan perjalanannya ke Halab. Semasa di sana, beliau berkhidmat di istana Saif al-Daulah dengan gaji empat dirham sehari. Hal ini menyebabkan dia hidup dalam keadaan yang serba kekurangan.

Taubat

Dikala kelelahan melanda, pikiran yang tidak bisa berkompromi, hati yang gundah gulana, seruan Allah memanggil seantero bumi. Allah Sang pencipta, tentu lebih mengetahui keadaan dan kebutuhan kita melebihi pengetahuan kita terhadap diri sendiri.

Seusai sholat dzuhur tadi, untaian nasehat menjadi oase pelepas kegalauan dan gelisah para jamaah. Topik yang dibahas seputar tobat. Sang ustadz mengingatkan bahwa makanan pokok hati salah satunya adalah bertaubat.

Kita mungkin sering mendengar “Pokoknya saya taubat deh mulai sekarang” begitulah kata-kata yang terlontar dari bibir kita. Sebenarnya apa si makna orang-orang yang bertaubat? Apakah Taubat hanya dilakukan oleh orang-orang yang melakukan dosa besar?

Bahasa sederhananya orang yang bertaubat adalah orang yang kembali. Kembali kemana? Artinya seseorang berkata “Aku kembali kepada Allah dengan segala kekuatan dan segenap kemampuanku. Aku bertaubat kepadaMu ya Allah. Aku kembali kepada-Mu wahai Tuhanku, setelah lama aku berpaling. Kini aku kembali, setelah lama aku bergelimang dalam kegelapan dosa serta maksiat.”

Tadi ada pertanyaan menarik di sela-sela cermah zuhur, ada yang bertanya “Menurut saya taubat itu hanya untuk orang yang melakukan dosa-dosa besar, bukan dosa-dosa kecil.” Mungkin sebagian kita pada awalnya ada yang mengatakan “Memangnya apa yang telah kita lakukan? Toh.. kita hidup secara wajar dan dalam keadaan tenang.”

Selasa, 04 Oktober 2016

Syarat Meraih Cita-Cita Yang Tinggi (1)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang

Untukmu yang sedang berjuang meraih cita-cita.

Apakah Anda pernah memperhatikan bagaimana sikap orang yang memiliki cita-cita dan orang yang tidak memiliki cita-cita dalam hidup? Apakah mereka memiliki hal yang sama? Sejak kecil hingga saat ini mungkin kita sering bertanya dan ditanya mengenai cita-cita.

Semoga bergantinya hari memberikan semangat baru kepada kita untuk kembali memberikan ikhtiar yang terbaik dalam menggapai cita-cita. Sambil menghirup udara pagi yang segar, mari kita bahas syarat apa saja yang dibutuhkan seseorang dalam meraih cita-cita yang tinggi?

Senin, 03 Oktober 2016

Keajaiban Ridha Orang Tua

Berpisah dari orang tua barangkali dianggap sesuatu yang berat bagi sebagian remaja dan pemuda. Bahkan terkadang bukan hanya anaknya yang keberatan tetapi orang tua pun dengan berat hati melepaskan anaknya untuk hidup mandiri dan menaruh harapan besar bahwa anaknya dapat menjaga diri dengan baik ketika hidup di tempatnya yang baru.

Ada satu kalimat yang sampai saat ini masih tersimpan dalam ingatanku, bahwa jika ingin sukses maka berbaktilah kepada kedua orang tua. Dan itulah hukum Unviersal yang diakui oleh seluruh manusia di Muka Bumi. TIdak ada kesuksesan tanpa ada Ridho orang tua, bahkan Ridhonya dapat menciptakan keajaiban dalam kehidupan kita.

Sebagai mahasiswa yang sedang kost dan jauh dari orang tua, aktivitas perkuliahan tidak jarang membuat kita sibuk untuk sekedar menghubungi orang tua. Atau barangkali ada juga mahasiswa yang keasyikan tinggal dan hidup di kota sehingga tidak memiliki keinginan untuk kembali ke rumahnya untuk menjenguk orang tuanya.

Begitu juga dengan kita yang sudah bekerja dan memiliki keluarga. Terkadang hanya asyik dengan keluarga barunya dan mulai lupa dengan orang tua. Padahal usia mereka semakin menua dan sering merasa kesepian.

Ada sebuah cerita menarik dan merupakan kisah nyata, ada dua orang, kakak adik bersaudara, yang pertama suka melawan perintah orang tua, dan anak kedua, taat dan patuh terhadap orang tuanya.

Kamis, 29 September 2016

Fokus

Hari ini kita hidup di alam yang sangat cepat berubah, dengan sangat cepat dan kreatif secara otomatis menjawab setiap kebutuhan setiap orang yang hidup di dunia ini.

Rahasianya, Anda harus smart  memilih apa yang Anda fokuskan. Karena, jika Anda percaya (fokus) bahwa segala sesuatunya terbatas, sulit, dan Anda harus bersaing keras dengan sesama untuk mendapatkannya, maka kenyataan itulah yang akan Anda ciptakan secara individual maupun kolektif bersama mereka yang memiliki kepercayaan (fokus) yang sama.

Tetapi jika Anda percaya (fokus) bahwa segala sesuatunya disediakan Tuhan dalam jumlah yang selalu cukup untuk siapa pun dalam jumlah tak terbatas dan fun untuk bekerja sama meraihnya. Maka kenyataan itu jugalah yang akan Anda ciptakan dan nikmati bersama setiap orang lainnya.

Sahabat, yakinlah kemana fokus kita menuju, disana ENERGI kita mengalir, dimana energi mengalir disana ia akan tumbuh. Mari kita selalu fokus ke SOLUSI, bukan emosi.

Pilihan hidup ada di tangan Anda. Make Smart Choices!

Gambar: Succes

Jakarta, 27 Dzulhijjah 1437 H

Rabu, 28 September 2016

Apakah Benar Kita Pengikut Nabi Muhammad?

Alhamdulillah akhir-akhir ini animo belajar agama generasi muda semakin meningkat, walaupun tidak kalah banyak dengan manusia yang masih jauh dari Tuhannya. Di tengah geliat belajar agama itu kita menemukan sebuah fenomena yang unik.

Jika tidak mau dibilang sedikit, Banyak yang memproklamirkan diri KITA sebagai ahlus sunnah (ahli mengikuti Nabi) dan selain golongannya adalah ahlu bid'ah. Katanya si begitu.  

Memasang atribut Sunnah yang tampak oleh mata manusia, namun mungkin lupa atau melupakan bahwa Nabi juga menyatakan,

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
 Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
[Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal dengan lafadz ini dalam Musnad-nya 2/381, Imam Al Haakim dalam Mustadrak-nya 2/613, dan Imam Al Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad no. 273]

Tidak seharusnya seorang siddiq adalah seorang pelaknat.”
[HR.Muslim: IV/2005,(2597).]

Sekarang kita lihat, sesama muslim ada-ada saja yang saling melaknat. Akhirnya ini menimbulkan efek negatif bagi orang muslim yang mau belajar agama islam dan orang yang belum masuk islam. Mungkin ini salah penyebab orang yang mau kembali ke jalan Allah malah menjauh, bukannya mendekat.

Selasa, 27 September 2016

Berpikir Menang-Menang

Dalam pertandingan tamiya yang diikuti beberapa anak berusia 10 tahunan, tampak seorang anak berkomat-kamit dengan kedua tangannya menengadah ke langit seperti berdoa. Seorang bapak yang betindak sebagai panitia menghampirinya dan bertanya,"Berdoa untuk menang ya nak?" Jawab anak,"Bukan pak, saya berdoa agar siapapun yang kalah, untuk siap menerimanya dengan lapang dada."

Selengkapnya Baca : Sikap Sang Juara

Ada pula, kisah petenis Roddick yang merupakan pelajaran menarik untuk kita renungkan. Ketika wasit memutuskan bahwa bola lawannya keluar dan Roddick diputuskan oleh wasit memenangkan pertandingan, namun, Roddick melihat bahwa bola lawannya masuk dan memprotes keputusan wasit.

Wasit menerima protesnya. Akhirnya Roddick kalah. Namun semua orang berdiri memberi tepuk tangan kepada Roddick atas  integritasnya.

Kedua kisah di atas merupakan inspirasi yang patut kita renungkan dan menjadi pembelajaran bahwa kehidupan ini bukan kalah-menang, kuat-lemah, dan keras-lunak semata. Namun bagaimana dengan pilkada di Indonesia sekarang?

Senin, 26 September 2016

Merahasiakan Rencana

Bagaiamana perasaan Anda jika rencana yang telah Anda buat terwujud? Apa yang Anda dengar dari orang-orang disekitar Anda? Bagaimana raut wajah orang-orang terdekat Anda? Tentu bahagia sekali rasanya.

Sebagian motivator dan penulis terkenal dunia sering memberikan nasehat untuk mendeklarasikan rencana Anda kepada dunia agar Seseorang memiliki dorongan yang kuat untuk mewujudkannya. Rasa malu jika tidak terwujud dan komitmen mungkin dapat mendorong seeorang dalam mengungkit daya juang manusia.

Tidak ada yang salah jika Anda mengumumkan rencana Anda, tetapi dalam perjalanannya saya melihat fakta lain. Hendaknya kita harus berhati-hati menceritakan rencana-rencana yang kita miliki. Kenapa?

Sabtu, 24 September 2016

Ikhlas Berdakwah

Ikhlas adalah sebuah kata yang ringan diucapkan tetapi berat dilaksanakan. Secara fitroh manusia senang jika kata-kata/ sarannya diikuti oleh orang lain. Layaknya seorang orang tua menasehati anaknya lalu anaknya berbakti. Seperti seorang guru/ ustadz memberikan nasehat kepada santrinya, dosen kepada mahasiswanya.

Realitanya  tidak sedikit kita merasa jengkel, kesal, dan kecewa jika nasehat kita tidak diterima. Apakah Anda pernah merasakannya?

Rabu, 21 September 2016

Ketika Passion dan Karier Tidak Perlu Bertentangan

Bersama penulis Buku /My Career/is/ Multi-Career Batik Kiri (Lestari Nurhajati) dan Batik Kanan (Ardiningtiyas Pitaloka)
Salah satu sesi yang menarik perhatian saya selama acara Pameran dan Konferensi Global Education Supply and Solutions (GESS) Indonesia adalah Topik “Ketika Passion dan Karier tidak perlu bertentangan”. Ardiningtiyas Pitaloka menyajikan materi ini dengan renyah, hidup dan menyenangkan.

Pandangan masyarakat secara umum cenderung “memaksa” individu agar memiliki satu identitas karier. Sementara itu, pribadi yang memiliki lebih dari satu karier cenderung dianggap negatif karena adanya anggapan bahwa pribadi tersebut belum mampu menemukan identitas karier. Padahal, dengan cara pandang seperti itu, keunikan individu menjadi terabaikan.

Lestari Nurhajati dan Ardiningtiyas Pitaloka penulis buku /My Career/is/ Multi-Career mengungkapkan buku ini hadir bagi Anda yang mulai bertanya apakah karier yang selama ini Anda jalani adalah karier ideal, sementara hati dan pikiran sering kali berjalan ke “dunia karier lain”. Anda tidak sendiri. Sebab, tulisan dalam buku ini merupakan buah perjalanan penulis sebagai multikarier, pemilihan identitas karier yang memerlukan proses cukup panjang dan melawan arus awam tentang karier, terutama di Indonesia.

Anda ataupun Saya pun jarang mendengar istilah ini. multi karier adalah seseorang yang penuh talenta dalam berbagai hal yang kemudian mengembangkan diri dan menjalankan bakat serta kemampuannya secara bersama-sama sebagai identitas dirinya.

Multikarier disebut juga dengan istilah “slash careers” alias karir garis miring. Hal ini merujuk pada cara penulisan petunjuk karier mereka di kartu nama yang menggunakan tanda garis miring, misalnya Ardiningtiyas Pitaloka, M.Si., CPC Multiple Career : Consultant/Lecturer/Writer. Atau contoh lainnya Marci Alboher; Lawyer/journalist/Speaker/Writing coach.  Sebuah fenomena yang tentu saja amat jarang kita temui, termasuk di Indonesia, meskipun bisa dipastikan banyak orang yang memiliki karunia atas talenta karier yang beragam.

Pameran dan Konferensi Global Educational Supplies And Solutions (GESS) Indonesia


Alhamdulillah saya banyak belajar dari acara GESS minggu lalu, acara ini mendapat dukungan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Acara yang dilaksanakan selama 3 hari di Jakarta Convention Center (JCC) (14-16/9) menyajikan ratusan supplier perlengkapan pendidikan dan sarana prasarana sekolah, memamerkan produk paling mutakhir dan terbaik untuk kebutuhan pendidikan.  Menurut saya, para bule ini intinya ingin berdagang. Dengan mensinergiskan antara materi konferensi dengan produk yang mereka tawarkan.

Selain pameran, yang tidak kalah menarik adalah sesi-sesi konferensi yang beragam dan terbuka untuk umum. Tidak tangung-tanggung para pemimpin industri pendidikan dari dalam negeri dan manca negara beraksi menyadikan sebuah pembahasan yang inspirasional dan juga interaktif. Selain itu, setiap pengunjung bisa mengambil sertifikat kehadiran di area pameran.

Apa saja yang dibahas?
Topik pembicaraan tahun ini seputar: Digital Education, Virtual Learning, Core Skills and Teacher Training, Special Educational Needs, Neuro-Linguistic Programming, Music and Art Education, Reading and Literacy, Education for Employability, Green Learing,  dan lain-lain. Sangat banyak lagi.