Dikala kelelahan
melanda, pikiran yang tidak bisa berkompromi, hati yang gundah gulana, seruan
Allah memanggil seantero bumi. Allah Sang pencipta, tentu lebih mengetahui
keadaan dan kebutuhan kita melebihi pengetahuan kita terhadap diri sendiri.
Seusai sholat
dzuhur tadi, untaian nasehat menjadi oase pelepas kegalauan dan gelisah para
jamaah. Topik yang dibahas seputar tobat. Sang ustadz mengingatkan bahwa
makanan pokok hati salah satunya adalah bertaubat.
Kita mungkin
sering mendengar “Pokoknya saya taubat deh mulai sekarang” begitulah kata-kata
yang terlontar dari bibir kita. Sebenarnya apa si makna orang-orang yang
bertaubat? Apakah Taubat hanya dilakukan oleh orang-orang yang melakukan dosa besar?
Bahasa sederhananya
orang yang bertaubat adalah orang yang kembali. Kembali kemana? Artinya seseorang
berkata “Aku kembali kepada Allah dengan segala kekuatan dan segenap
kemampuanku. Aku bertaubat kepadaMu ya Allah. Aku kembali kepada-Mu wahai
Tuhanku, setelah lama aku berpaling. Kini aku kembali, setelah lama aku
bergelimang dalam kegelapan dosa serta maksiat.”
Tadi ada
pertanyaan menarik di sela-sela cermah zuhur, ada yang bertanya “Menurut saya
taubat itu hanya untuk orang yang melakukan dosa-dosa besar, bukan dosa-dosa
kecil.” Mungkin sebagian kita pada awalnya ada yang mengatakan “Memangnya apa
yang telah kita lakukan? Toh.. kita hidup secara wajar dan dalam keadaan
tenang.”
Secara kasat
mata mungkin kita tidak melakukan apa-apa dan belum merasakan dampak yang
nyata. Tapi, sebagai manusia tentu kita punya banyak dosa dan maksiat. Bahkan,
ada banyak orang di sekeliling kita yang melakukan dosa-dosa besar. Ini bukan
bermaksud menuduh, demikianlah fakta di lapangan kehidupan.
Saat ini,
mungkin kita pernah mendengar, melihat, atau sebagian merasakan, banyak remaja
yang durhaka kepada orang tuanya. Bukankah durhaka kepada orang tua termasuk
kategori dosa besar? Berhati-hatilah dan jangan lupa, bahwa durhaka kepada
kedua orang tua termasuk dalam urutan keempat dari urutan dosa-dosa besar!
Saya masih
ingat salah satu guru saya “tetesan air mata seorang ibu saat ia marah akan
menyebabkan murka Allah yang sangat dahsyat! Ribuan kesulitan, kegelisahan, dan
kepedihan akan datang dalam kehidupan seseorang dalam berbagai bentuk”
Baca Juga: Keajaiban Ridha Orang Tua
Baca Juga: Keajaiban Ridha Orang Tua
Seorang ibu
menangis karena anak perempuannya melakukan pergaulan bebas (pacaran) dengan
seorang pemuda tanpa sepengetahuan keluarganya. Apakah semua perkara tersebut
tidak membutuhkan taubat dari kita? Bukankah semua itu termasuk dosa-dosa
besar? Apakah kita tidak mengetahui bahwa kemarahan ayah dan seorang ibu bisa
jadi menjadi sesuatu yang paling berat dari segala kejahatan yang kita lakukan,
saat kelak semua amal perbuatan kita ditimbang di hari akhirat?
Dosa-dosa
besar tidak hanya bagi mereka yang meminum khamr
(minuman keras) dan berzina saja, melainkan juga bagi mereka yang durhaka
kepada kedua orang tuanya.
Jakarta, 8
Muharram 1438 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.