Senin, 10 Oktober 2016

Taubat

Dikala kelelahan melanda, pikiran yang tidak bisa berkompromi, hati yang gundah gulana, seruan Allah memanggil seantero bumi. Allah Sang pencipta, tentu lebih mengetahui keadaan dan kebutuhan kita melebihi pengetahuan kita terhadap diri sendiri.

Seusai sholat dzuhur tadi, untaian nasehat menjadi oase pelepas kegalauan dan gelisah para jamaah. Topik yang dibahas seputar tobat. Sang ustadz mengingatkan bahwa makanan pokok hati salah satunya adalah bertaubat.

Kita mungkin sering mendengar “Pokoknya saya taubat deh mulai sekarang” begitulah kata-kata yang terlontar dari bibir kita. Sebenarnya apa si makna orang-orang yang bertaubat? Apakah Taubat hanya dilakukan oleh orang-orang yang melakukan dosa besar?

Bahasa sederhananya orang yang bertaubat adalah orang yang kembali. Kembali kemana? Artinya seseorang berkata “Aku kembali kepada Allah dengan segala kekuatan dan segenap kemampuanku. Aku bertaubat kepadaMu ya Allah. Aku kembali kepada-Mu wahai Tuhanku, setelah lama aku berpaling. Kini aku kembali, setelah lama aku bergelimang dalam kegelapan dosa serta maksiat.”

Tadi ada pertanyaan menarik di sela-sela cermah zuhur, ada yang bertanya “Menurut saya taubat itu hanya untuk orang yang melakukan dosa-dosa besar, bukan dosa-dosa kecil.” Mungkin sebagian kita pada awalnya ada yang mengatakan “Memangnya apa yang telah kita lakukan? Toh.. kita hidup secara wajar dan dalam keadaan tenang.”

Secara kasat mata mungkin kita tidak melakukan apa-apa dan belum merasakan dampak yang nyata. Tapi, sebagai manusia tentu kita punya banyak dosa dan maksiat. Bahkan, ada banyak orang di sekeliling kita yang melakukan dosa-dosa besar. Ini bukan bermaksud menuduh, demikianlah fakta di lapangan kehidupan.

Saat ini, mungkin kita pernah mendengar, melihat, atau sebagian merasakan, banyak remaja yang durhaka kepada orang tuanya. Bukankah durhaka kepada orang tua termasuk kategori dosa besar? Berhati-hatilah dan jangan lupa, bahwa durhaka kepada kedua orang tua termasuk dalam urutan keempat dari urutan dosa-dosa besar!

Saya masih ingat salah satu guru saya “tetesan air mata seorang ibu saat ia marah akan menyebabkan murka Allah yang sangat dahsyat! Ribuan kesulitan, kegelisahan, dan kepedihan akan datang dalam kehidupan seseorang dalam berbagai bentuk” 

Baca Juga: Keajaiban Ridha Orang Tua

Seorang ibu menangis karena anak perempuannya melakukan pergaulan bebas (pacaran) dengan seorang pemuda tanpa sepengetahuan keluarganya. Apakah semua perkara tersebut tidak membutuhkan taubat dari kita? Bukankah semua itu termasuk dosa-dosa besar? Apakah kita tidak mengetahui bahwa kemarahan ayah dan seorang ibu bisa jadi menjadi sesuatu yang paling berat dari segala kejahatan yang kita lakukan, saat kelak semua amal perbuatan kita ditimbang di hari akhirat?

Dosa-dosa besar tidak hanya bagi mereka yang meminum khamr (minuman keras) dan berzina saja, melainkan juga bagi mereka yang durhaka kepada kedua orang tuanya.

Tulisan Terkait: Bersegeralah Memohon Ampunan Atas Segala Dosa 

Gambar: rumahsyo

Jakarta, 8 Muharram 1438 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.