Banyak orang
yang terlihat hebat dalam keramaian, tetapi mereka tak berdaya tatkala
sendirian. Pada hakikatnya, yang mengetahui hakikat seorang insan adalah diri
kita sendiri.
Saudaraku, Janganlah
engkau memusuhi syaitan tatkala di hadapan manusia, namun engkau menjadi
sahabatnya tatkala bersendirian. Tatkala engkau menutup pintu kamar, lalu
menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada orang yang melihatmu,
tatkala itu ingatlah:
1) Allah
Maha Melihat dan Mendengar. Dimana pun engkau, Dia selalu mengawasimu, Maha
Melihat dan Maha Mendengar apa yang engkau lakukan dan ucapkan.
2)
Jangankan gerakan tubuhmu, lirikan dan jelalatan matamu diketahui oleh Allah
bahkan telah dicatat oleh Allah sebelum engkau mengedip matamu, bahkan isi
hatimu diketahui oleh Allah Subhanahuwata’ala.
3) Allah
mengadakan pengawasan yang ketat dengan menugaskan para malaikat untuk mencatat
segala gerak-gerikmu. Bahkan malaikat Raqib dan ‘Atid senantiasa menyertaimu.
4) Bukan
hanya buku catatan amalanmu yang akan menjadi saksi kelak pada hari kiamat,
bahkan tanganmu dan kakimu akan menjadi saksi, sementara mulutmu ditutup, maka
bagaimana engkau bisa membela dirimu?
5) Bahkan
kulitmu akan berbicara menceritakan dengan gamblang aib-aibmu yang kau lakukan
tatkala bersendirian.
6) Demikian
juga bumi tempatmu berpijak tatkala engkau bermaksiat akan ikut pula menjadi
saksi.
7) Lantas
bagaimana lagi jika ternyata yang memaparkan files aib-aibmu dan yang akan
mengadilimu adalah Allah?
8) Lantas
bagaimana lagi jika pengumbaran aib-aibmu ternyata di hadapan khalayak ramai,
di hadapan kedua orang tuamu, istrimu, anak-anakmu, para sahabatmu, &
murid-muridmu yang selama ini hanya mengenal penampilanmu sebagai orang baik di
hadapan mereka?
Bukankah hakikat
orang yang berilmu adalah orang yang memiliki rasa takut kepada-Nya?
Ya Allah
anugrahkanlah kepada kami rasa khosyah kepada-Mu tatkala kami bersendirian.
Jakarta, 15 Rabiul Awal 1438 H
Jakarta, 15 Rabiul Awal 1438 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.