Jumat, 16 Desember 2016

Al-Qur'an Membawa Kebenaran dan Keadilan

Ada pendapat yang mengatakan salah satu intisari dari ajaran islam adalah keadilan. Siapa pun yang masuk ke dalam agama ini (Islam) akan diperlakukan adil. Hal itu banyak dicontohkan pada zaman Nabi  dan para sahabat, walupun ia adalah orang-orang terdekat Rosululloh Sholaullohhu “alaihiwassalam.

Pagi ini ada ayat yang saya baca berkaitan dengan perintah berlaku adil dalam Al-Qur’an “Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat, (Q.S. An-Nisa’(4): 105)

Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang dilakukan Tu’mah dan dia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang yahudi. Tu’mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang yahudi.

Hal ini  diadukan oleh kerabat-kerabat Tu’mah kepada Nabi Sholaullohhu ‘alaihiwassalam dan mereka meminta agar nabi membela Tu’mah dan menghukum orang yahudi, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah Tu’mah, nabi sendiri hampir-sampir membernarkan tuduhan Tu’mah dan kerabatnya terhadap orang yahudi.

Makanya ayat selanjutnya “dan mohonkanlah ampunan kepada Allah. Sungguh Maha pengampun, Maha Penyayang” (Q.S. An-Nisa’(4): 106).

Karena hampir salah dalam memutuskan oleh karena itu Allah memerintahkan meminta ampun kepada Allah. Selain itu, dengan meminta ampun semoga terbebas dari kesalahan dalam memutuskan sebuah perkara.

Berlaku adil memang berat, apalagi terhadap keluarga terdekat kita, orang yang satu golongan, satu suku, satu bangsa, tetapi Al-Qur’an membawa kebenaran dan memerintahkan berlaku adil tanpa pandang apakah ia seorang muslim atau yahudi (kasus di atas). Lantas mengapa sebagian orang masih meragukan Al-Qur’an? Bukankah semua manusia merindukan keadilan?

Universitas Harvard Akui Keadilan Ajaran Al-Qur’an.
Masih berbicara tentang keadilan dalam sebuah diskusi di salah satu grup, sahabat saya pernah bertanya. Apakah Anda sudah pernah ke Harvard University di massachussets?

Konon harvard adalah salah satu Universitas Terbaik Dunia dalam berbagai  bidang dan merupakan salah satu universitas tertua di dunia. Fakultas hukum harvar adalah fakultas hukum terbaik di dunia.

Jika Anda datang ke Fakultas Hukum Harvard University, pada pintu masuknya terpampang jelas 3 tulisan tentang konsep keadilan, yatu: dari Agustino Hippo, Magna Carta serta dari Al-Qur’an.

Dari Al-Qur’an? Benar bahkan konsep keadilan berdasar surat An-Nisa ayat 135:
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. An-Nisa (4): 135)

Bahkan diantara ketiga pilihan konsep tersebut, maka Al-Qur’an merupakan yang terpanjang dan diletakkan pada bagian tengah dari dinding fakultas hukum tersebut.

Faculty members dari Harvard University  saat ditanya mengapa mereka memilih menempatkan ayat Al-Qur’an pada pintu masuk mereka?

Mereka pun menjawab bahwa mereka telah menelusuri berbagai konsep dan teori-teori hukum yang ada dan tersebar di dunia dan mereka sampai pada kesimpulan bahwa konsep tentang keadilan yang diungkapkan oleh Al-Qur’an Surah An-Nisa itulah merupakan konsep yang terbaik, terlengkap, dan paling fair yang pernah ada dan pernah mereka temukan.

Jadi jika ada yang mengatakan Al-Qur’an dapat menjadi pemicu memecah belah rakyat (bangsa), itu adalah pandangan yang tidak berdasar, ilmiah, dan objektif. Hanya orang yang berpikir jernihlah yang dapat menemukan kebenaran, mengimani, bahkan siap melaksanakan Al-Qur’an.

Aneh jika orang yang membela Al-Qur’an dianggap bertentangan dengan kebinekaan, bukankah dalam kisah Tu’mah dan Yahudi di atas, Islam mengajarkan untuk berlaku adil walaupun terhadap seorang yahudi (karena misinformasi).

Sebagai muslim, Al-Qur’an mengajarkan kami untuk berlaku adil terhadap siapa pun di alam semesta ini.

Dalam dunia pendidikan, kami juga diajarkan dalam menganalisis sesuatu, melihat sesuatu harus lengkap dan berimbang.

Walupun ia seorang muslim sekalipun, jika salah tetap salah. Apalagi yang telah jelas menghina Al-Qur’an sebagai alat untuk membohongi. Ini bukan hanya soal etnis atau agama seseorang, tetapi tentang keadilan. Kepastian hukum.

Al-Qur’an telah mengajarkan, untuk menjaga keutuhan sebuah bangsa, keadilan adalah salah satu pilar terkuat. Oleh karena itu, Al-Qur’an membawa kebenaran dan keadilan. Itulah yang bisa membawa bumi ini menuju kedamaian, keharmonisan, dan kesejahteraan. Baik di dunia dan akhirat.

Berlaku adil tentu berat, apalagi yang tidak mengenal konsep keimanan. Tetapi, secara fitroh manusia sebagai ciptaan Allah yang Ahad. Suara hati manusia tidak akan bisa berdusta, apa pun agamanya, di negara mana pun Anda berada, pasti kita semua merindukan keadilan.

Terakhir, Mari kita menjadi manusia yang bukan hanya pandai menuntut keadilan, tetapi Al-Qur’an menyeru orang-orang beriman ke tingkatan yang lebih tinggi. Jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan.

Jakarta, 16 Rabiul Awal 1438 H

1 komentar:

  1. Wah Harvard juga mengakui keadilan Al Quran ternyata ya. Semoga hidayah Allah segera turun pada segenap warga Harvard..amiin

    BalasHapus

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.