Selasa, 01 Maret 2016

Membangun Karakter Melalui Sholat Berjamaah di Masjid



Adakah perjalanan yang lebih romantis daripada perjalanan seorang hamba menuju Sang Penciptanya? Dimana pun ia berada, di belahan dunia manapun ia menginjakkan kakinya, tidak ada tempat yang lebih indah dan menentramkan selain rumahnya Alloh (Masjid).

Saya meyakini dengan sepenuh hati jika kita ingin memasukkan nilai-nilai yang baik, karakter positif, menginternalisasi ayat-ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah,  maka tidak ada tempat yang lebih baik kecuali seseorang harus memiliki hubungan yang harmonis dengan masjid.

Coba Anda perhatikan berapa banyak anggaran yang sudah dihabiskan untuk mendidik para aparatur negara, melalui diklat, seminar, training, dan sejenisnya. Berapa banyak sekolah yang mengajarkan nilai-nilai penting untuk kehidupan manusia tetapi masih juga mengabaikan masjid.

Lalu apa yang terjadi ketika manusia (Muslim khususnya) menjauhi masjid. Nilai-nilai itu hanya dijadikan hafalan, retorika, perdebatan yang tidak pernah kunjung usai. Pikiran kita buntu dan hati kita membatu untuk memahami dan mengamalkan semua yang tertera di dalam AL-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam.

Dalam mencari ilmu tidak ada masalah kita mendapatkannya di gedung, hotel, dan tempat-tempat lainnya, akan tetapi jika kita ingin nilai-nilai atau ilmu yang kita pelajari  turun ke hati tidak ada tempat yang lebih kondusif daripada masjid.

Oleh karena itu, Seorang muslim yang takwa akan berusaha sholat berjamaah sedapat mungkin, hal itu karena Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam mengabarkan bahwa “Sholat berjamaah lebih utama dari sholat sendirian dengan 27 derajat” (Muttafaq ‘alaihi)

Dan Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam mengabarkan “Bahwasanya seorang muslim (apabila berwudhu dengan baik, kemudia pergi ke masjid, tidak ada tujuan lain kecuali sholat, tidak melangkah satu langkah kecuali diangkat baginya satu derajat, dan dihapuskan darinya satu kesalahan, jika ia sholat, malaikat senantiasa bersholawat padanya selama berada di tempat sholatnya, selama wudhunya tidak batal: “Ya Alloh, ampunilah ia, ya Alloh, kasihanilah ia, dan ia senantiasa dalam sholat selama ia menunggu sholat”. (Muttafaq ‘Alaihi)

Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam memberi kabar gembira pada orang-orang yang rajin melaksanakan sholat berjamaah dengan surga setiap pergi ke masjid atau kembali, beliau bersabda : “Barangsiapa yang pergi ke masjid di pagi hari atau di sore hari, maka Alloh Subhanahu Wata’ala menyiapkan baginya makanan di surga setiap kali ia pergi pada waktu pagi atau sore.” (Muttafaq ‘alaihi)

Oleh karena itu, para sahabat sangat memperhatikan sholat berjamaah, dalam hal ini Abdulloh bin Mas’ud berkata : “Barangsiapa yang ingin menghadap Alloh Subhanahu Wata’ala pada hari kiamat dalam keadaan muslim, hendaklah memperhatikan sholat lima waktu setiap kali dipanggil untuknya, karena Alloh Subhanahu Wata’ala mensyariatkan bagi Nabi kalian sunnah-sunnah petunjuk tersebut. Seandainya kalian melakukan sholat di rumah kalian seperti sholatnya orang yang meninggalkan  sholat berjamaah dan mengerjakannya di rumah, niscaya kalian telah menginggalkan sunnah Nabi kalian, dan kalau kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian niscaya kalian sesat, dulu kami tidak melihat orang yang meninggalkan sholat jamaah kecuali orang yang bernar-benar munafiq, bahkan ada orang yang dibawa ke masjid dengan dipapah antara dua orang hingga didirikan di shaf” (HR. Muslim)

Perhatian Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam terhadap sholat berjamaah di masjid sangat besar, sampai-sampai beliau pernah berniat akan membakar rumah-rumah orang-orang yang meninggalkan sholat jamaah di masjid tanpa halangan, beliau bersabda “ Demi yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh aku hendak menyuruh orang-ornag mengambil kayu bakar, kemudian memerintahkan untuk dilaksanakan sholat, dikumandangkan adzan, kemudian aku menyuruh seseorang menjadi imam, kemudian aku pergi ke rumah-rumah orang-orang yang tidak ikut sholat berjamaah dan membakar rumah-rumah mereka.” (Muttafaq ‘Alihi)

Maka setelah itu tidak heran bila kita mendapatkan seperti Said bin AL Musayyib selama tiga puluh tahun tidak pernah melihat tungkuk seseorang di masjid, karena ia selalu berada di shaf pertama sebelum  adzan, dan figur seperti Said banyak dalam sejarah umat Islam.

Jauhnya rumah tidak menjadi penghalang bagi para sahabat yang mulia menghadiri sholat jamaah setiap kali mereka mendengar panggilan adzan, karena sholat berjamaah sangat penting dalam diri mereka, bahkan mereka senang terhadap jauhnya rumah mereka dari masjid agar perjalanan mereka ke masjid ditulis, dan langkah-langkah mereka dihitung dan ditambahkan ke lembaran amal mereka:

Dari Ubay bin Ka’ab Rodhiaullohu ‘Anhu berkata: “Ada seorang Anshar yang rumahnya sangat jauh dari masjid saya tidak tahu apakah ada orang yang lebih jauh daripadanya, namun ia tidak pernah ketinggalan sholat (berjamaah), maka dikatakan padanya: ‘kalau seandainya engkau membeli keledai untuk dikendarai di waktu gelap dan di waktu terik matahari ia berkata: ‘Saya tidak suka kalau rumah saya ada di samping masjid, aku ingin perjalananku ke masjid dan kembaliku ke keluargaku ditulis. Maka Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam bersabda: “Alloh Subhanahu Wata’ala telah mengumpulkan itu semua untukmu.”

Petunjuk Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam kepada para sahabat yang rumahnya jauh dari masjid agar mereka tidak pindah ke tempat yang dekat, dan menegaskan kepada mereka bahwasannya bekas perjalanan mereka ke masjid ditulis di dalam lembaran amal mereka, dan bahwasannya langkah mereka yang banyak tidak sia-sia.

Dari Jabir Rodhiaullohhu ‘Anhu berkata: “Saat area sekitar masjid menjadi kosong, maka Bani Salamah ingin pindah ke dekat masjid, berita ini sampai kepada Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam. “ maka beliau berkata kepada mereka “Telah sampai kepadaku bahwa kalian akan pindah ke tempat dekat masjid?” mereka berkata: “Benar, Wahai Rosululloh, kami telah menginginkan hal itu, “beliau berkata: “Wahai Bani Salamah, tetaplah di perkampungan kalian, niscaya bekas langkah kalian ditulis untuk kalian, tetaplah di perkampungan kalian, berkata: “Kami tidak ingin pindah.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Dari Abu Musa Rodhiaullohhu ‘Anhu berkata “Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam bersabada : “ Orang yang paling besar pahala sholatnya adalah orang yang paling jauh jalannya lalu yang paling jauh jalannya, dan yang menunggu sholat hingga ia sholat bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang sholat lalu tidur” (Muttafaq ‘alaihi)

Anjuran sholat berjamaah di waktu isya dan subuh disebutkan juga dalam banyak nash, Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam menjelaskan pahala yang besar bagi yang menghadiri sholat berjamaah pada kedua sholat tersebut.

Dari Ustman bin Affan Rodhiaullohhu ‘Anhu berkata: “aku mendengar Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam bersabda : “Barangsiapa yang sholat Isya berjamaah, maka seakan-akan ia bangun separuh malam, dan barangsiapa yang sholat subuh berjamaah, maka seakan-akan ia sholat semalam suntuk.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah Rodhiaullohu ‘anhu berkata: “Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam bersabda : “Tidak ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafiq dari sholat subuh dan isya, kalau seandainya mereka tahu pahalanya, niscaya mereka mendatanginya walau dengan merangkak (Muttafaq ‘alihi)

Sekali lagi, jika kita memang berkomitmen membangun karakter sumber daya manusia yang unggul dan berakhlak mulia tidak ada jalan lain kita harus kembali ke Masjid. Karena dari sanalah Orang-orang besar dan mulia lahir. Bisa menguncangkan dunia, cinta akhirat, mencintai dan saling mengasihi sesama manusia, bijak mengolah sumber daya alam.

Semoga Pejalaran penting sholat berjamaah adalah agar kita juga berjamaah di pasar, di pemerintahan, di rumah, di masyarakat, dan dimana pun kita berada. Sehingga kita tidak hanya berjamaah di masjid. tetapi Bersatu dalam semua lini kehidupan demi kejayaan dan kemuliaan Islam.

Semoga Alloh memuka hati kita semua untuk memakmurkan masjid. Semoga Keselamatan, rahmat, dan Barokah Alloh selalu menyertai kita semua.

Bengkulu, 21 Jumadil Awwal 1437 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.