Adakah perjalanan
yang lebih romantis daripada perjalanan seorang hamba menuju Sang Penciptanya? Dimana
pun ia berada, di belahan dunia manapun ia menginjakkan kakinya, tidak ada
tempat yang lebih indah dan menentramkan selain rumahnya Alloh (Masjid).
Saya meyakini
dengan sepenuh hati jika kita ingin memasukkan nilai-nilai yang baik, karakter
positif, menginternalisasi ayat-ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka tidak ada tempat yang lebih baik kecuali
seseorang harus memiliki hubungan yang harmonis dengan masjid.
Coba Anda
perhatikan berapa banyak anggaran yang sudah dihabiskan untuk mendidik para aparatur
negara, melalui diklat, seminar, training, dan sejenisnya. Berapa banyak
sekolah yang mengajarkan nilai-nilai penting untuk kehidupan manusia tetapi
masih juga mengabaikan masjid.
Lalu apa
yang terjadi ketika manusia (Muslim khususnya) menjauhi masjid. Nilai-nilai itu
hanya dijadikan hafalan, retorika, perdebatan yang tidak pernah kunjung usai. Pikiran
kita buntu dan hati kita membatu untuk memahami dan mengamalkan semua yang
tertera di dalam AL-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Sholaullohhu ‘alaihi
Wassalam.
Dalam mencari ilmu tidak ada masalah kita mendapatkannya di gedung, hotel, dan tempat-tempat lainnya, akan tetapi jika kita ingin nilai-nilai atau ilmu yang kita pelajari turun ke hati tidak ada tempat yang lebih kondusif daripada masjid.
Dalam mencari ilmu tidak ada masalah kita mendapatkannya di gedung, hotel, dan tempat-tempat lainnya, akan tetapi jika kita ingin nilai-nilai atau ilmu yang kita pelajari turun ke hati tidak ada tempat yang lebih kondusif daripada masjid.
Oleh karena
itu, Seorang muslim yang takwa akan berusaha sholat berjamaah sedapat mungkin,
hal itu karena Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam mengabarkan bahwa “Sholat
berjamaah lebih utama dari sholat sendirian dengan 27 derajat” (Muttafaq ‘alaihi)
Dan Rosululloh
Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam mengabarkan “Bahwasanya seorang muslim (apabila
berwudhu dengan baik, kemudia pergi ke masjid, tidak ada tujuan lain kecuali
sholat, tidak melangkah satu langkah kecuali diangkat baginya satu derajat, dan
dihapuskan darinya satu kesalahan, jika ia sholat, malaikat senantiasa
bersholawat padanya selama berada di tempat sholatnya, selama wudhunya tidak
batal: “Ya Alloh, ampunilah ia, ya Alloh, kasihanilah ia, dan ia senantiasa
dalam sholat selama ia menunggu sholat”. (Muttafaq ‘Alaihi)
Rosululloh Sholaullohhu
‘alaihi Wassalam memberi kabar gembira pada orang-orang yang rajin melaksanakan
sholat berjamaah dengan surga setiap pergi ke masjid atau kembali, beliau
bersabda : “Barangsiapa yang pergi ke masjid di pagi hari atau di sore hari,
maka Alloh Subhanahu Wata’ala menyiapkan baginya makanan di surga setiap kali
ia pergi pada waktu pagi atau sore.” (Muttafaq ‘alaihi)
Oleh karena
itu, para sahabat sangat memperhatikan sholat berjamaah, dalam hal ini Abdulloh
bin Mas’ud berkata : “Barangsiapa yang ingin menghadap Alloh Subhanahu Wata’ala
pada hari kiamat dalam keadaan muslim, hendaklah memperhatikan sholat lima
waktu setiap kali dipanggil untuknya, karena Alloh Subhanahu Wata’ala
mensyariatkan bagi Nabi kalian sunnah-sunnah petunjuk tersebut. Seandainya kalian
melakukan sholat di rumah kalian seperti sholatnya orang yang meninggalkan sholat berjamaah dan mengerjakannya di rumah,
niscaya kalian telah menginggalkan sunnah Nabi kalian, dan kalau kalian
meninggalkan sunnah Nabi kalian niscaya kalian sesat, dulu kami tidak melihat
orang yang meninggalkan sholat jamaah kecuali orang yang bernar-benar munafiq,
bahkan ada orang yang dibawa ke masjid dengan dipapah antara dua orang hingga
didirikan di shaf” (HR. Muslim)
Perhatian Rosululloh
Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam terhadap sholat berjamaah di masjid sangat besar,
sampai-sampai beliau pernah berniat akan membakar rumah-rumah orang-orang yang
meninggalkan sholat jamaah di masjid tanpa halangan, beliau bersabda “ Demi
yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh aku hendak menyuruh orang-ornag mengambil
kayu bakar, kemudian memerintahkan untuk dilaksanakan sholat, dikumandangkan
adzan, kemudian aku menyuruh seseorang menjadi imam, kemudian aku pergi ke
rumah-rumah orang-orang yang tidak ikut sholat berjamaah dan membakar
rumah-rumah mereka.” (Muttafaq ‘Alihi)
Maka setelah
itu tidak heran bila kita mendapatkan seperti Said bin AL Musayyib selama tiga
puluh tahun tidak pernah melihat tungkuk seseorang di masjid, karena ia selalu
berada di shaf pertama sebelum adzan,
dan figur seperti Said banyak dalam sejarah umat Islam.
Jauhnya rumah
tidak menjadi penghalang bagi para sahabat yang mulia menghadiri sholat jamaah
setiap kali mereka mendengar panggilan adzan, karena sholat berjamaah sangat
penting dalam diri mereka, bahkan mereka senang terhadap jauhnya rumah mereka
dari masjid agar perjalanan mereka ke masjid ditulis, dan langkah-langkah
mereka dihitung dan ditambahkan ke lembaran amal mereka:
Dari Ubay
bin Ka’ab Rodhiaullohu ‘Anhu berkata: “Ada seorang Anshar yang rumahnya sangat
jauh dari masjid saya tidak tahu apakah ada orang yang lebih jauh daripadanya,
namun ia tidak pernah ketinggalan sholat (berjamaah), maka dikatakan padanya: ‘kalau
seandainya engkau membeli keledai untuk dikendarai di waktu gelap dan di waktu
terik matahari ia berkata: ‘Saya tidak suka kalau rumah saya ada di samping
masjid, aku ingin perjalananku ke masjid dan kembaliku ke keluargaku ditulis. Maka
Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam bersabda: “Alloh Subhanahu Wata’ala
telah mengumpulkan itu semua untukmu.”
Petunjuk Rosululloh
Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam kepada para sahabat yang rumahnya jauh dari
masjid agar mereka tidak pindah ke tempat yang dekat, dan menegaskan kepada
mereka bahwasannya bekas perjalanan mereka ke masjid ditulis di dalam lembaran
amal mereka, dan bahwasannya langkah mereka yang banyak tidak sia-sia.
Dari Jabir
Rodhiaullohhu ‘Anhu berkata: “Saat area sekitar masjid menjadi kosong, maka
Bani Salamah ingin pindah ke dekat masjid, berita ini sampai kepada Rosululloh Sholaullohhu
‘alaihi Wassalam. “ maka beliau berkata kepada mereka “Telah sampai kepadaku
bahwa kalian akan pindah ke tempat dekat masjid?” mereka berkata: “Benar, Wahai
Rosululloh, kami telah menginginkan hal itu, “beliau berkata: “Wahai Bani
Salamah, tetaplah di perkampungan kalian, niscaya bekas langkah kalian ditulis
untuk kalian, tetaplah di perkampungan kalian, berkata: “Kami tidak ingin
pindah.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dari Abu Musa
Rodhiaullohhu ‘Anhu berkata “Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam bersabada
: “ Orang yang paling besar pahala sholatnya adalah orang yang paling jauh
jalannya lalu yang paling jauh jalannya, dan yang menunggu sholat hingga ia
sholat bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang sholat lalu tidur”
(Muttafaq ‘alaihi)
Anjuran sholat
berjamaah di waktu isya dan subuh disebutkan juga dalam banyak nash, Rosululloh
Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam menjelaskan pahala yang besar bagi yang
menghadiri sholat berjamaah pada kedua sholat tersebut.
Dari Ustman
bin Affan Rodhiaullohhu ‘Anhu berkata: “aku mendengar Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi
Wassalam bersabda : “Barangsiapa yang sholat Isya berjamaah, maka seakan-akan
ia bangun separuh malam, dan barangsiapa yang sholat subuh berjamaah, maka
seakan-akan ia sholat semalam suntuk.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah Rodhiaullohu ‘anhu berkata: “Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi Wassalam bersabda : “Tidak ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafiq dari sholat subuh dan isya, kalau seandainya mereka tahu pahalanya, niscaya mereka mendatanginya walau dengan merangkak (Muttafaq ‘alihi)
Sekali lagi,
jika kita memang berkomitmen membangun karakter sumber daya manusia yang unggul
dan berakhlak mulia tidak ada jalan lain kita harus kembali ke Masjid. Karena dari
sanalah Orang-orang besar dan mulia lahir. Bisa menguncangkan dunia, cinta
akhirat, mencintai dan saling mengasihi sesama manusia, bijak mengolah sumber
daya alam.
Semoga Pejalaran penting sholat berjamaah adalah agar kita juga berjamaah di pasar, di pemerintahan, di rumah, di masyarakat, dan dimana pun kita berada. Sehingga kita tidak hanya berjamaah di masjid. tetapi Bersatu dalam semua lini kehidupan demi kejayaan dan kemuliaan Islam.
Semoga Alloh
memuka hati kita semua untuk memakmurkan masjid. Semoga Keselamatan, rahmat,
dan Barokah Alloh selalu menyertai kita semua.
Bengkulu, 21 Jumadil Awwal 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.