Setiap orang pasti mendambakan kebahagian dalam hidup. Tetapi banyak yang
tidak mengetahui dengan pasti apa itu
kebahagian dan dimana mencarinya. Seolah-olah kebahagian itu adalah milik
segelintir orang yang beruntung, memiliki rumah, pekerjaan layak, uang yang
banyak, bisa berpergian kemana pun ia mau, kendaraan roda empat, istri, anak,
dan sejenisnya.
Jika kita menjadikan syarat kebahagian itu berada di luar diri kita,
pertanyaannya kapan kita bahagia? Apakah harus semuanya terwujud dulu baru kita
bahagia? Faktanya, tidak sedikit orang menunda kebahagiannya. Padahal kebahagian
itu dimulai dari dalam diri Anda, bukan dari luar.
Saya akan bahagia jika saya sudah lulus, saya akan bahagia jika saya punya
rumah, saya akan bahagia jika orang tua saya berubah, saya akan bahagia jika
Anak saya menjadi anak sholeh, saya akan bahagia jika punya Suami yang sholeh
(istri yang solehah), saya akan bahagia jika bisa keliling dunia, saya akan
bahagia jika........(isi sendiri ya). Inilah yang saya sebut dengan kebahagian
bersyarat. Selengkapnya Anda bisa baca di sini : Berikan Sesuatu Tanpa Syarat
Begitu semua yang ia inginkan terwujud apakah seoserang bahagia? Faktanya, enggak
juga. Begitu punya ingin punya lebih banyak lagi, rumah lebih besar lagi, uang
lebih banyak lagi, terus menerus nafsu kita tidak akan pernah letih mengejar
yang lebih baik.
Saya belajar banyak dari guru saya, bahwa kebahagian itu masalah keputusan.
Anda bisa memutuskan untuk berbahagia apapun keadaan anda hari ini atau Anda
memutuskan untuk mengeluh dan tidak bahagia. Jadi kebahagian adalah sebuah
keputusan dari dalam, bukan berdasarkan kepemilikan ini dan itu dari luar.
Guru saya mengingatkan lagi “Jika Anda tidak bisa bahagia hari ini, Anda tidak
akan bisa bahagia kapan pun”.
Mari kita simak kisah menarik berikut ini, bagaimana dua orang pasangan
suami istri memiliki cara pandang yang berbeda dalam kehidupannya.
Saiful dan Lulu bekerja di sebuah perusahaan ternama di bagian
customer care, di mana mereka bekerja untuk menangani keluhan pelanggan
perusahaan. Bagi Saiful pekerjaannya begitu menyiksa dirinya, setiap hari ia harus
melayani keluhan demi keluhan sehingga membuat dirinya menjadi begitu tertekan
hingga akhirnya suasana itu membentuk karakter dirinya, ia jadi begitu mudah
marah, uring-uringan dan pekerjaan menjadi berantakan bahkan hubungannya dengan
sang isteri ikut terganggu.
Lain
halnya dengan Lulu,
buat dirinya pekerjaannya melayani komplain customer adalah sebuah aktivitas
yang menyenangkan. Menantang, katanya. Hasilnya, ia menjadi lebih mampu
memanage emosi dirinya dan meningkatkan kemampuannya berkoordinasi dan
berkomunikasi dengan bagian lainnya untuk mengatasi persoalan yang timbul.
Bisa
kita lihat perbedaan pilihan yang dibuat oleh Saiful dan Lulu pilihan untuk tertekan, stres,
berkeluh kesah atau memilih untuk berkembang melalui situasi yang ada. Dan
ternyata setiap hari kita selalu disuguhkan dengan yang namanya pilihan. Coba
saja anda perhatikan, dari sejak bangun tidur hingga kembali tidur, aktivitas
kita selalu berbentuk pilihan.
Contohnya,
pada pagi hari kita bisa memilih untuk bangun pagi atau tetap bermalas-malasan
di tempat tidur sehingga bangun kesiangan. Waktu berangkat ke tempat kerja,
kita bisa memilih jalur biasa yang panjang dan macet atau jalur memotong dengan
konsekuensi
harus lewat jalan sempit dan banyak lubang, kita bisa memilih ngebut atau jalan
perlahan. Tinggal keputusan kita untuk memilih mana yang kita inginkan.
Terserah kita mau menentukan yang mana, bebas saja.
Namun
yang perlu dicermati adalah konsekuensi dari pilihan tersebut yang tidak
bisa kita tolak. Kembali ke contoh di atas jika kita memilih untuk berada di
posisi Saiful
maka hasilnya kita menjadi tidak bisa berkembang dan justru malah membuat kita
mundur dan membuang begitu banyak energi. Sehingga menjadi sangat penting bagi
kita untuk selalu memikirkan konsekuensi pilihan kita.
Jika
ada suatu waktu kosong segeralah membuat pilihan yang membawa manfaat, hindari
pilihan untuk santai, atau mengobrol tidak menentu. Tanamkan dalam diri bahwa
hari ini adalah “the best time” untuk saya melakukan hal-hal produktif.
Berkembang setiap hari dan selalu melakukan yang terbaik.
Hindari
ungkapan seperti:
”Duh
sengsaranya diri ini, gaji kecil, hutang banyak, anak sakit, serasa runtuh
dunia ini”
“Yes, seneng banget nih! Di rapat nanti ketemu orang-orang penting jadi bisa belajar dari mereka”
Rasullulah
SAW, walaupun sudah dijamin oleh Allah SWT dari dosa-dosanya tetap memilih
untuk bersungguh-sungguh mengerjakan shalat tahajjud hingga bengkak kakinya.
Padahal bisa saja beliau memilih untuk tenang-tenang saja, toh tetap saja
ketekunannya tidak berubah.
masih berbicara soal bahagia, ternyata keberadaan agama bukan hanya menjadikan
hidup kita menjadi teratur, tapi tujuan beragama itu untuk membahagiakan dan
menyelamatkan. Dengan catatan ia menyerah terlebih dahulu.
Penelitian University of Wisconsin (2012) menyimpulkan bahwa syukur dan
keyakinan kepada Tuhan membuat orang lebih bahagia. Hasil jurnal Psychological
Science (2012) memaparkan bahwa orang yang taat beragama memiliki percaya diri
dan kondisi psikologi yang lebih baik. Penelitian melibatkan hampir 200.000
orang di 11 negara. Dan masih banyak lagi hasil riset tentang kebahagian yang
berhubungan dengan ketaatannya dalam beragama.
Apakah Anda tahu jalan terbaik menuju kebahagiaan? Jadilah hamba-Nya. Kenapa?
Salah satu tujuan hidup kita sebagai Hamba Alloh adalah untuk beribadah kepada-Nya dalam
seluruh aspek kehidupan, karena saya yakin manusia sejatinya sangat membutuhkan
Alloh, Hati manusia tidak akan baik, tidak pula sukses, senang, bahagia,
merasakan kelezatan, nyaman dan tidak pula tenang kecuali dengan beribadah
kepada Tuhannya saja, mencintai-Nya dan kembali kepada-Nya” dengan jalan
menjalin silaturahim, membaca, berkarya, mengurus masyarakat, berbuat baik
kepada orang tua, guru, tetangga, anak yatim, miskin, ibnu sabil, budak bahkan
hewan ternak dan tumbuhan dan sebagainya.
Sekarang Anda sudah tahu bukan cara untuk bahagia setiap hari?
Dengan
memilih untuk menjadi bahagia sebenarnya kita juga sedang mensyukuri karunia
Allah yang telah diberikan kepada kita. Ada yang tertarik untuk berbahagia
setiap hari?
Bengkulu, 12 Jumadil Akhir 1437 H/ 21 Maret 2016 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.