Jika dalam
hidup kita selalu memperhatikan omongan orang lain tentang kebaikan yang kita
lakukan, kapan bahagiannya hidup ini? Lagi-lagi kebahagian itu masalah
keputusan. Bukan tentang omongan orang lain tentang Anda.
Jika semua
manusia berkumpul untuk mencelakakan Anda, niscaya mereka tidak akan bisa
kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk Anda. Dan sekiranya semua manusia
berkumpul untuk menjadikan Anda baik, niscaya tidak akan bisa kecuali apa yang
telah Allah tetapkan untuk Anda.
Hanya Allah
satu-satunya jalan yang bisa menggangkat kemuliaan Anda. Jadi kenapa masih ragu
dan takut dengan celaan?
Perhatikanlah
dalam sejarah, setiap kebenaran pada awalnya pasti ditolak, ditentang dengan
keras, dihujat, baru diterima. Ingatkah bagaimana ketika Nabi Muhammad
Sholaullohu ‘Alaihi Wassalam mendakwahkan islam pada awalnya? Jika pribadi yang
mulia, terpuji, bergelar siddiq (jujur), saja masih tidak terlepas dari celaan,
bagaimana dengan kita?
Jika kita
membaca sejarah pemimpin-pemimpin besar di dunia, mereka semua hampir merasakan
penolakan, dihinda, dipenjara, bahkan mau dibunuh. Oleh karenanya, hanya
orang-orang yang berjiwa besarlah yang sanggup menampung semua celaan itu dan
menjawabnya dengan karya nyata.
Jika Anda
adalah orang baik maka Anda akan dicela oleh orang-orang yang buruk. Jika Anda
adalah orang yang buruk maka niscaya Anda akan dicela oleh orang-orang yang
baik
Oleh
karenanya mustahil Anda akan selamat dari celaan manusia, kecuali anda orang yang
baik dan berkawan dengan orang yang baik, berada di lingkungan yang baik.
Sebagaimana
di katakan oleh ibnu Al-Mu'taz -rahimahullah- berkata:
"Teman sejati adalah yang senantiasa
melupakan kesalahan mu dan tidak mempermalukanmu (dihadapan orang), dia
senantiasa melupakan kebaikan yang ia berikan padamu dan sedikit pun tidak
mengharapkan balasan darimu"
Mulai hari
ini, saringlah setiap perkataan yang perlu Anda dengar dan mana yang tidak
perlu. Pilihlah perkataan yang memberdayakan, bukan menghancurkan.
Saran saya,
jika Anda ingin memperteguh jiwa Anda agar konsisten terhadap kebenaran,
bacalah firman Tuhan, melalui Al-Qur’an. Adakah perkataan yang lebih meneguhkan
hati dibandingkan Al-Qur’an?
Jakarta, 15
Jumadil Akhir 1437 H/ 24 Maret 2016 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.