Kamis, 24 Maret 2016

Mungkinkah Kita Akan Terhindar Dari Celaan ?

Apa yang sering menghambat Anda dalam melakukan kebaikan? Pernakah Anda merasakan, malu dalam melakukan kebaikan karena takut dicela orang? Apakah karena alasan itu pula kita seringkali menunda kebaikan karena tidak tahan dengan cibiran orang?

Jika dalam hidup kita selalu memperhatikan omongan orang lain tentang kebaikan yang kita lakukan, kapan bahagiannya hidup ini? Lagi-lagi kebahagian itu masalah keputusan. Bukan tentang omongan orang lain tentang Anda.

Jika semua manusia berkumpul untuk mencelakakan Anda, niscaya mereka tidak akan bisa kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk Anda. Dan sekiranya semua manusia berkumpul untuk menjadikan Anda baik, niscaya tidak akan bisa kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk Anda.

Hanya Allah satu-satunya jalan yang bisa menggangkat kemuliaan Anda. Jadi kenapa masih ragu dan takut dengan celaan?

Perhatikanlah dalam sejarah, setiap kebenaran pada awalnya pasti ditolak, ditentang dengan keras, dihujat, baru diterima. Ingatkah bagaimana ketika Nabi Muhammad Sholaullohu ‘Alaihi Wassalam mendakwahkan islam pada awalnya? Jika pribadi yang mulia, terpuji, bergelar siddiq (jujur), saja masih tidak terlepas dari celaan, bagaimana dengan kita?

Jika kita membaca sejarah pemimpin-pemimpin besar di dunia, mereka semua hampir merasakan penolakan, dihinda, dipenjara, bahkan mau dibunuh. Oleh karenanya, hanya orang-orang yang berjiwa besarlah yang sanggup menampung semua celaan itu dan menjawabnya dengan karya nyata. 

Jika Anda adalah orang baik maka Anda akan dicela oleh orang-orang yang buruk. Jika Anda adalah orang yang buruk maka niscaya Anda akan dicela oleh orang-orang yang baik

Oleh karenanya mustahil Anda akan selamat dari celaan manusia, kecuali anda orang yang baik dan berkawan dengan orang yang baik, berada di lingkungan yang baik.

Sebagaimana di katakan oleh ibnu Al-Mu'taz -rahimahullah- berkata:

 "Teman sejati adalah yang senantiasa melupakan kesalahan mu dan tidak mempermalukanmu (dihadapan orang), dia senantiasa melupakan kebaikan yang ia berikan padamu dan sedikit pun tidak mengharapkan balasan darimu"

Mulai hari ini, saringlah setiap perkataan yang perlu Anda dengar dan mana yang tidak perlu. Pilihlah perkataan yang memberdayakan, bukan menghancurkan.

Saran saya, jika Anda ingin memperteguh jiwa Anda agar konsisten terhadap kebenaran, bacalah firman Tuhan, melalui Al-Qur’an. Adakah perkataan yang lebih meneguhkan hati dibandingkan Al-Qur’an?

Jakarta, 15 Jumadil Akhir 1437 H/ 24 Maret 2016 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.