Ada sebuah ungkapan beda pendapat itu biasa asal jangan beda pendapatan. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering dihadapkan dengan berbagai pilihan persoalan hidup. Baik berupa perkara-perkara yang besar maupun hal-hal yang kecil.
Saya belajar banyak dari guru yang sangat menginspirasi, walaupun dari segi
umur dan ilmunya jauh lebih tinggi tetapi beliau sangat suka sekali meminta
pendapat ketika akan melaksanakan kegiatan, melakukan perjalanan, mendesain
sebuah program, dan sejenisnya. Saya mengamati beliau sering sekali
bermusyawarah kepada kami.
Saya tidak tahu bagaimana kehidupan di rumah Anda. Tetapi tidak sedikit
orang tua yang mengajarkan sikap pemaksaan kepada anaknya. Jarang meminta
pendapat dan cenderung memaksakan pendapat. Hasilnya anak-anak kita kurang
terbiasa dengan perbedaan pendapat.
Begitu juga dalam kehidupan rumah tangga, antara suami dan istri, anak dan
orang tua, mereka membutuhkan tukar pendapat yang bisa dijadikan kesepakatan
bersama dalam hal kebaikan di dunia dan akhirat. Pendidikan keluarga inilah
yang akan membentu generasi kita yang bijak mensikapi perbedaan dan tidak
egois.
Begitu juga guru atau dosen sebagian ada yang bijak meminta pendapat ada
juga yang merasa tidak perlu pendapat orang lain karena merasa sudah mengetahui
segala-galanya alias guru atau dosen adalah sumber atau subjek sedangkan
peserta didik adalah objek.
Di perusahaan dan dunia kerja pun kita sangat membutuhkan pendapat orang
lain dalam merancang sebuah program. Brainstorming,
meeting, dan istilah sejenisnya tentu melekat bagi mereka.
Mari kita belajar dari suri tauladan umat ini, manusia terbaik yang agung
akhlak dan budi pekertinya. Walaupun wahyu turun kepadanya, beliau sosok yang
sering sekali meminta pendapat atau bermusyawarah kepada sahabatnya.
قال أبو هريرة رضي الله عنه: ما رأيت
أحداً أكثر مشورة لأصحابه من رسول الله
Abu
Hurairah radhiyallahu anhu berkata,”Aku
tidak melihat seorang pun yang lebih banyak bermusyawarah kepada para
sahabatnya selain Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.” (HR. at Tirmidzi
dan Ahmad; Ibnu Hajar mengatakan didalam “Fathul Bari” bahwa orang-orangnya
bisa dipercaya)
"لا خير في أمر أبرم من غير شورى".
Umar radhiyallahu anhu berkata,”Tidaklah
ada kebaikan di dalam suatu perkara yang diputuskan tanpa syura.”
Salah seorang raja mengatakan,”Aku melakukan sebuah kesalahan setelah aku
bermusyawarah lebih aku cintai daripada aku melakukan kebenaran tanpa
bermusyawarah.”
Apa saja manfaat meminta pendapat? Kepada siapa saja seharusnya kita
meminta pendapat? Apa kriterianya? Apa yang menyebabkan orang tidak meminta
pendapat? In syaa Allah akan kita bahas di edisi berikutnya.
Sudahkah Anda bermuyawarah hari ini?
Jakarta, 22 Jumadil Akhir 1437 H/ 31 Maret 2016 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.