Apa yang menyebabkan merosotnya moral di tengah
masyarakat dunia? Apakah karena kurangnya pendidikan? Apa yang menyebabkan
ekonomi dan kekayaaan hanya dikuasai oleh segelintir orang di tengah masyarakat
yang tidak memiliki tempat berteduh dan makan? Kenapa banyak orang yang
terlihat berpendidikan tetapi tetap melakukan perbuatan yang menyimpang? Apa yang
menyebabkan banyak penyimpangan pada generasi muda maupun tua? Materi apa yang
seharusnya ditanamkan agar kita memiliki ketahanan karakter?
Jika kita membaca di berbagai media, menonton berita
televisi, mendengar berita di radio, sudah tidak terhitung kasus yang berbau
kriminal, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, pencabulan, korupsi, narkoba,
dan banyak lagi.
Jika sebuah institusi negara ini ingin memiliki nafas
panjang dalam mensejahterakan rakyatnya, institusi keluarga merindukan
kedamaian di dalam rumahnya, masyarakat menginginkan keamanan dan ketertiban,
tidak ada cara terbaik kecuali memahamkan masyarakat terhadap agamanya.
Dari sekian banyak tuntunan agama ada satu poin rukun
iman yang harus diyakini oleh setiap muslim yaitu Iman kepada hari akhir. Sayangnya
pendidikan kita cenderung menjadikannya sebagai hafalan tanpa memikirkan cara
terbaik agar ia melekat dan menetap di dalam jiwa manusia.
Iman kepada hari akhir memiliki beberapa pengaruh yang
besar di dalam pembersihan jiwa dan keistqamahan keadaannya, diantara
pengaruh-pengaruh tersebut adalah :
1. Menghalangi
manusia dari berbagai kemaksiatan, menguatkan ketahanan agama di dalam hatinya dan mengarahkan hawa nafsu
sesuai syariat.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ
بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16) إِذْ
يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا
يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)
Artinya : “Dan
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat
amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di
sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaff [50] : 16 – 18)
2. Bersegera
kepada ketaatan dan amal shaleh
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya :
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa,.” (QS. Ali
Imran [3] : 33)
Demikianlah
penajaman yang dilakukan seorang mukmin terhadap perhatiannya dan penyegeraan
kepada setiap amal yang mendekatkan dirinya kepada Allah dengan penuh kepercayaan akan janji-Nya dan
upaya kerasnya di dalam penyucian niat dan keikhlasannya
kepada Allah Azza wa Jalla dengan mengharapkan keridhaan-Nya karena Dia
Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menerima suatu amal kecuali yang ikhlas.
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا
وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Artinya :
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya". (Q.S. Al Kahfi [18] : 110)
3. Berkorban dengan jiwa dan harta di jalan Allah
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ
وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآَنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ
فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ (111)
Artinya : “Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah [9] : 111)
Sungguh pengaruh aqidah
ini begitu kuat di dalam jiwa para sahabat setelah sebelumnya terhalang dari
keimanan sebelum keislaman mereka. Oleh karena itu, mereka terdorong untuk
berkontribusi dan berkorban serta saling berlomba
menyambut kematian dan syahadah di jalan Allah. Dan setiap mukmin yang benar akan berjalan
diatas manhaj mereka hingga hari ini dan akan tetap seperti itu hingga Allah
mewariskan bumi dan orang-orang yang ada diatasnya.
Khansa, misalnya, yang
pada masa jahiliyahnya begitu gundah dan sedihnya tatkala saudara lelakinya,
Shakhr meninggal. Namun setelah keisalamannya, ia berubah menjadi seorang
wanita luar biasa yang mendorong keempat putranya untuk ikut didalam peperangan
al Qadhisiyah dan membangkitkan semangat mereka untuk berperang di jalan Allah.
Dan tatakala sampai berita syahadah mereka (anak-anaknya) maka ia berkata
dengan penuh keimanan dan penyerahan diri,”Segala puji bagi Allah yang telah
memuliakanku dengan terbunuhnya mereka dan aku berharap kepada Tuhanku agar Dia
mengumpulkanku dengan mereka di tempat yang penuh dengan rahmat-Nya.” (Dalam
Kitab Al ‘Ishabah fii
Tamyiz ash Shahabah juz 4 hal. 281)
Perjuangan para pahlawan
negara ini pun memiliki spirit yang sama. Tanpa pamrih mengusir penjajah dengan
bambu, mengeluarkan harta benda, berkorban dengan jiwa dan raga mereka demi
kebebasan dan kemerdekaan. Sebagian besar dipelopori umat islam. Makanya jika
kita membaca sejarah dengan benar maka kita akan mengetahui siapa yang berperan
besar terhadap kemerdekaan Indonesia? Tetapi sayangnya hingga saat ini
sejarah masih cenderung simpang siur,
ada beberapa fakta yang tertutup, sehingga generasi muda kehilangan spirit
perjuangannya.
Tantangan kita hari ini
juga cukup kencang dengan arus matrealisme. Sedikit-sedikit nanyakan uang, ada
uangnya tidak? Ada transportnya tidak? Bergerak sedikit harus ada uang? Kesadaran
untuk berkorban ini yang mulai pudar pada generasi kita hari ini.
4. Bersabar terhadap Berbagai Musibah
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya :
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas.” (QS. Az Zumar [39] : 10)
«
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ
أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا
مِنْ خَطَايَاهُ »
Sabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa Sallam beliau bersabda: "Tidaklah
seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan
kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya
melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya." (Diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim)
Bagaimana perasaan Anda
saat ini setelah mendengar kabar gembira dari rosululloh sholaullohhu ‘alihiwassalam
di atas?
5. Berhati-hati untuk Tidak Menyakiti Orang Lain
Dari Abu
Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah bertanya kepada
para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?"
Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah
orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.' Rasulullah shallallahu
'alaihi wa Sallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang
yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu
mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti
orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang
dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum
terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil
untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke
neraka.” (Diriwayatkan oleh Muslim)
Kasih sayang didalam hati seorang mukmin tidak terbatas
hanya kepada manusia akan tetapi mencakup hewan-hewan dan inilah yang
dijelaskan oleh sabda Rasulullah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Seorang wanita disiksa Allah pada hari kiamat lantaran dia
mengurung seekor kucing sehingga kucing itu mati. Karena itu Allah Subhanahu Wa
Ta'ala memasukkannya ke neraka. Kucing itu dikurungnya tanpa diberi makan dan
minum dan tidak pula dilepaskannya supaya ia dapat menangkap serangga-serangga
bumi." (Diriwayatkan oleh Muslim)
Jika menyakiti hewan saja bisa
menyebabkan sesorang masuk neraka, bagaimana jika menyakiti manusia? Sudah berapa
banyak konflik keluarga, masyarakat, negara yang diakibatkan karena saling
menyakiti? Adakah agama yang lebih sempurna syariatnya daripada islam?
Bengkulu, 7 Jumadil Akhir 1437
H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.