Minggu, 17 Maret 2019

Kebaikan di Balik Pembantaian Umat Islam di New Zealand

Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. 

Sesungguhnya segala kejadian adalah ketetapan Allah dan semua mengandung pelajaran dan hikmah yang berharga untuk kita jadikan pelajaran dalam hidup. Bagaimana cara kita mengambil pelajaran dari peristiwa pembantaian umat islam di New Zealand jum'at lalu?


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Dan boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al-Baqarah : 216)

Saudaraku yang dirahmati Allah...

Sejak kemarin Jumat berdarah di New Zealand, umat Islam sedunia berduka dan berkabung. Tak sedikit manusia, mulai dari rakyat biasa sampai pemimpin negara yang mengutuk kekejaman yang tak kenal perikemanusiaan itu. Apalagi peristiwa yang merenggut nyawa 49 umat Islam dan puluhan lain luka-luka terjadi di dalam dua masjid saat mereka menunaikan ibadah shalat Jumat.

Semua yang merasa ada iman dan ukhuwah Islamiyah di dalam hatinya walau sebesar biji sawi pasti mengutuk dan membenci peristiwa tersebut.

Namun demikian, kita umat Islam tidak boleh tenggelam dalam kesedihan apalagi sampai menyesali kejadiannya. Karena di balik setiap peristiwa yang menimpa umat Islam pasti ada kebaikan yang Allah titipkan di dalamnya, termasuk peristiwa pembantaian umat Islam di New Zealand Jumat 15 Maret kemarin.

Seperti yang dijelaskan Allah dalam ayat di atas bahwa bisa saja kita membenci sesuatu, namun hal tersebut baik bagi kita.

Di antara kebaikan yang Allah berikan dalam peristiwa tersebut ialah :

Pertama, Bagi yang meninggal
Bagi yang meninggal insyaaAllah mereka meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Meninggalnya pada hari Jumat, di dalam masjid/Rumah Allah, sedang beribadah dan taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah) serta mati dalam keadaan dianiaya orang kafir. Secara zahir, insyaaAllah mereka meninggalkan dunia ini dalam kondisi terbaik dan termulia setelah meninggal di medan jihad fisabilillah. Setiap Mukmin/Mukminah pasti mengharapkan mati dalam keadaan husnul khatimah, bahkan mati syahid. Sebab itu banyak umat Islam yang mendoakan mereka mendapatkan kedudukan syahid di jalan Allah.


Kedua, Bagi yang terluka
Bagi saudara-saudara kita yang terluka, Allah janjikan akan menghapus dosa-dosa mereka dan menjadikan setiap langkah dan perbuatan mereka serta semua kesakitan yg mereka rasakan sebagai amal shaleh yang akan mereka bawa ke akhirat kelak. Kita doakan semoga mereka sabar menghadapi cobaan ini dan segera pulih seperti sediakala, serta keluarga mereka sabar dan ridha pada takdir yang Allah tetapkan bagi mereka.

Tulisan Terkait: Takdir Allah 

Ketiga, Bagi Umat Islam
Bagi Umat Islam, peristiwa yang menyayat hati tersebut adalah bagian Tarbiyah Rabbaniyah (Pendidikan dari Allah), khususnya terkait masalah keimanan dan aqidah. Ia harus diterima sepenuh hati, ridha dan ikhlas. Karena, ajal kematian sepenuhnya di tangan Allah dan tak ada satupun makhluk di dunia ini yang bisa ikut campur, baik dalam memutuskan, mempercepat maupun mengundurkannya walau hanya sepersekian detik.

Sebab itu, kematian tidak ada kaitannya dengan sakit, perang, damai, di jalan atau di luar ruangan. Bahkan dalam ruang/tempat tinggi yang sangat kokoh sekalipun tidak akan berguna jika ajal sudah tiba. Karena kematian itu hanya terkait dengan satu kata saja yaitu, AJAL. Sedangkan AJAL setiap saat siap mengejar kita pada saatnya tiba dengan sebab yang sudah ditentukan Allah. Allah jadikan ajal itu rahasia-Nya dan tak seorang pun yang tahu kapan ia mati dan di atas bumi mana ia mati.

Bagi kita umat Islam yang saat ini masih diberi Allah nikmat hidup di atas bumi ini, peristiwa mengerikan tersebut bukti nyata bahwa mati husnul khatimah itu pilihan Allah bagi hamba-Nya yang memenuhi syarat dan menempuh jalannya. Di antaranya, membangun kebiasaan hidup dalam ibadah dan kebaikan.

Jadi, ada benarnya perkataan bahwa kita akan mati sesuai kebiasaan hidup yg kita bangun dan jalani. Jika hidup ini kita jalankan siang dan malam dalam frame ibadah kepada Allah dan amal shaleh dengan niat ikhlas kepada-Nya, insyaaAllah kita akan meraihnya kendati kita mati di atas tempat tidur dalam keadaan sehat wal afiat. Apalagi jika kematian kita di tempat-tempat suci seperti Masjid, medan jihad, majelis-majelis ilmu dan sebagainya.

Baca juga: Membangun Karakter Melalui Shalat Berjamaah di Masjid

Namun sebaliknya, jika hidup ini kita jalani penuh kelalaian dari zikrullah, jauh dari ibadah kepada Allah dan amal shaleh, kalaupun ibadah dan berbuat amal shaleh tapi tidak ikhlas lillahi ta'ala, maka harapan untuk mati dalam keadaan husnul khatimah sulit kita dapatkan. Kecuali orang yang Allah kehendaki dengan hikmah dan tujuan yang mungkin tidak bisa kita pahami.

Sebab itu, yang perlu kita rancang itu adalah kematian, bukan membangun sarana kehidupan seperti rumah mewah dan sebagainya. Untuk apa rumah mewah dan berbagai fasilitas hidup mewah lainnya jika lupa kematian dan belum mempersiapkan kematian agar husnul khatimah.

Maka yang perlu kita rancang itu ialah bagaimana kita mati husnul khatimah, bahkan mati syahid di jalan Allah.

Bagaimana Caranya?
1.      Caranya tak lain kecuali membersihkan iman dan aqidah kita dari hal-hal yang membatalkannya;
2.      Membangun kebiasaan hidup dalam ibadah dan amal shaleh dengan ilmu yang shahih;
3.      Zikrullah yang banyak dan kontinu;
4.      Mempertautkan hati dan diri dengan Masjid/ Rumah Allah;
5.      Berinteraksi intensif dengan Kitabullah dan sunnah Rasulullah serta,
6.      Bersahabat dengan orang-orang shaleh yang selalu mengajak kita hidup di jalan Allah.

Bagi umat Islam, peristiwa ini adalah hadiah yang mahal dari Allah. Betapa tidak?

Lewat peristiwa ini, tidak sedikit umat Islam di seantero bumi yang bangun dari ketiduran panjangnya, bangkit dari kelalaiannya, sadar dari kealfaannya, mulai paham siapa musuh dan saudaranya, mengerti hakikat percaturan antara al-Haq dengan al-Bathil, siapa sebenarnya yang merepresentasikan al-Haq itu dan siapa pendukung al-Bathil.

Tak sedikit yang mulai menyadari bahwa sebagian manusia yang Allah katakan sebagai "KAFIR" baik dari kalangan Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani, maupun Musyrikin lainnya) itu adalah musuh mereka yang nyata. 

Sepanjang sejarah sudah tidak terhitung berapa puluh juta jumlah umat Islam yang mereka bantai, sejak dari Mekkah di awal dakwah Rasululllah, berlanjut di Madinah, Jazirah Arabia (Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Bahrain dan Oman), negeri Syam (Palestina, Suriah, Jordania dan Libanon), Iraq, Yaman, Afrika, Amerika, Eropa khususnya Spanyol, Asia, wilayah Nusantara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Selatan Thailand/Fatani dan selatan Philipina/Bangsa Moro), Asia Selatan, Asia Tengah, India dan Cina.

Tak sedikit umat Islam mulai menyadari, bahwa benturan, percaturan dan perang antara kelompok teroris di atas adalah bersifat abadi, yakni sampai hari kiamat.

Di zaman Rasulullah masih hidup dan di zaman pemerintahan Islam Dunia masih eksis masih saja ada di antara mereka yang berani usil dan memerangi umat Islam, membantai dan menjajah negeri-negeri Islam serta memecahnya berkeping-keping, apalagi seperti saat ini umat Islam bagaikan anak-anak ayam yang sedang kehilangan induknya; tercerai berai menjadi lebih 54 negara nasionalis yang lemah dan puluhan mazhab pemikiran Islam sedunia, peristiwa terorisme terhadap jamaah yang sedang shalat Jumat itu telah membangkitkan spirit ukhuwwah Islamiyah yang menembus batas-batas teritorial ciptaan para teroris Eropa.

Sejak dari kecaman, doa yg dipanjatkan, ceramah dan khutbah yang disampaikan, shalat ghaib yang dilakukan, anjuran qunut nazilah yang disampaikan, berita pembantaian yang disebar luaskan, bahkan Presiden Turkey Recep Thayeb Erdogan setelah mengetahui peristiwa tersebut langsung mengeluarkan pernyataan kerasnya, menelepon Pemimpin New Zealand meminta nama-nama dan jaringan mereka yang terlibat dan hari itu juga mengirim Wakil Presiden dan Menlunya untuk mengunjungi tempat kejadian dan umat Islam di sana.

Semua itu dapat kita pahami sebagai bukti nyata bahwa ukhuwwah Islamiyah di kalangan umat Islam bertambah subur dan menguat dan menembus batas2 wilayah tanah yang direkayasa kaum teroris Barat kolonialis sejak dua abad belakangan..

Keempat, Bagi Islam
Kebaikan bagi Islam yang Allah rancang dari kejahatan tersebut sangatlah jelas yakni, ini salah satu cara Allah menyebarkan agamanya lebih luas dan lebih cepat lagi di New Zealand khususya dan negeri-negeri Eropa lainnya yang sedang tersesat dari jalan yang benar, menderita berbagai penyakit batin akut seperti paranoid, Islamophobia dan seterusnya.

Ada beberapa indikator kuat Islam akan berkembang lebih cepat dari sebelumnya di New Zealand khususnya:

1. Banyak masyarakat New Zealand yang bersedih dan shock mendengar dan melihat peristiwa terorisme atas umat Islam tersebut. Mereka bersimpati dan ikut prihatin terhadap umat Islam di negeri mereka. Kondisi psikologis seperti itu akan mendorong mereka untuk mempelajari Islam dengan serius. 

Sama halnya kasus gedung kembar WTC di New York tahun 2001. Saking dahsyatnya fitnah direkayasakan kepada Islam dan umatnya, maka tidak sedikit masyarakat Amerika dan Eropa penasaran terhadap ajaran Islam. Lalu mereka mempelajarinya dan akhirnya sampai hari ini tidak kurang 200 orang Amerika masuk Islam setiap hari. Begitu juga di negara-negara Eropa.

2. Sekarang sudah terbentuk kelompok-kelompok dakwah yang akan menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat New Zealand, termasuk dakwah melalui medsos. Artinya, dakwah Islam di New Zealand akan meningkat dan lebih gencar berpuluh-puluh kali lipat dari sebelumnya dalam berbagai sisi.

Begitulah karakter Islam dan umatnya, semakin digencet dan ditekan akan semakin menggeliat dan bergerak. Inilah rahasia kekuatan Islam dan umatnya yang tidak dipahami oleh musuh-musuhnya.

Kemurkaan, kejahatan dan fitnah yang mereka lancarkan terhadap Islam dan umat Islam sama sekali tidak akan bisa memisahkannya di atas muka bumi ini. Bahkan merekalah yang mati dalam keadaan murka. Bahkan Islam akan tetap hidup sampai Allah hancurkan bumi dan alam ini dan Allah ganti dengan alam lain bernama Akhirat.

Mari kita merenung sambil mentadabburkan ayat-ayat Allah dari surah Ali Imran di bawah ini :

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti. (118)

Beginilah kamu! Kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, dan kamu beriman kepada semua kitab. Apabila mereka berjumpa kamu, mereka berkata, “Kami beriman,” dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari karena marah dan benci kepadamu. Katakanlah, “Matilah kamu karena kemarahanmu itu!” Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (119)

Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan. (120)

Allahu Akbar, kemenangan untuk Islam dan kaum Muslimin

Photo Credit: internasional.republika

FJ/16/03/2019

2 komentar:

  1. iya betul. Tidak ada sesuatu pun di dunia yang hadir dan menjadi sesuatu yang sia-sia. semuanya pasti ada hikmah kebaikan yang mengiringinya. jika kita lihat bagaimana seluruh dunia sekarnag jadi memperhatikan islam dan berusaha untuk melindungi mereka, sungguh, 50 orang syuhada itu telah membuka jalan bagi orang lain untuk mulai memperhatikan islam.

    BalasHapus
  2. Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. [at-Taubat/9:32].

    InsyaaAllah Islam akan selalu menemukan jalannya untuk menerangi kehidupan manusia. Layaknya matahari yang senantiasa terbit dan dibutuhkan oleh bumi. Demikian juga Islam.

    Terima kasih Ibu Ade.

    BalasHapus

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.