Rabu, 27 Desember 2017

Apakah kamu termasuk orang yang beriman?

Suatu ketika Hasan Al Bashri pernah ditanya oleh seseorang,

"Wahai Hasan Al Bashri, apakah kamu termasuk orang yang beriman ?" .

Maka Hasan Al Bashri pun menjawab :

 "Jika yang kau tanyakan adalah beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, Rasul-Nya, kitab-Nya, neraka dan surga, maka aku termasuk orang-orang yang beriman. .

Namun jika yang kau tanyakan adalah iman sebagaimana yang Allah firmankan dalam Quran surat Al Anfal ayat 2 maka aku tidak tahu apakah aku termasuk orang yang beriman atau tidak.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (QS Al Anfal: 2).

Tadabbur Q.S. Al-Hadiid: 16 "Khusyu"

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Al-Hadiid: 16)

Sahabat yang budiman, dalam hingar bingar kehidupan modern yang serba cepat saat ini. ayat ini berusaha menggugah kesadaran kita dengan pertanyaan, dan pertanyaan itu dihadapkan kepada orang yang telah mengaku dirinya beriman, apakah sudah perbuatannya sudah membuktikan bahwa ia adalah orang yang beriman? Salah satu tanda orang itu beriman adalah hati mereka selalu khusyu kepada Allah.

Di ayat ke 2 Qur’an surah al-Anfal menunjukkan salah satu tanda bagaimana pengaruh adanya iman itu terhadap jiwa dan sikap hidup kita.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." [Q.S. al-Anfal: 02] .

Apabila kita pertemukan ayat ke 2 surah al-Anfal ini dengan ayat 16 dari surah al-Hadiid, dapatlah berita dan tanda-tanda di ayat yang pertama dengan ayat 16 surah al-Hadiid ini, bukan pertanyaan dari Allah saja, bahkan pertanyaan dari kita sendiri kepada diri sendiri, sudahkah saya ini beriman? Dan kalau belum, kapan lagi saya buktikan?

Lalu apa makna khusyu dalam ayat ini?

Jumat, 22 Desember 2017

Tahukah Anda Dosa yang disegerakan balasannya di dunia?

Di tengah hiruk pikuk dan gemerlap Mall-Mall ibu kota, ada satu pemandangan yang cukup membuat saya merenung. Mengapa orang-orang yang berkulit putih, bermata sipit cenderung bahagia dan tidak malu membawa ayah/ ibu mereka ke pusat hiburan dan perbelanjaan?  

Pemandangan yang sama saya temukan jika pagi ketika lari pagi di sekitar tempat saya tinggal, memergoki hal yang sama. Seorang perempuan mendorong ibunya yang sudah renta dan lemah di atas kursi roda untuk menikmati udara segara di pagi hari dan terpaan sinar matahari yang belum meninggi.

Setelah hari cukup terang, dalam perjalanan menuju halte Busway, saya juga menemukan seorang pria yang berambut putih dengan wajah menatap matahari yang mulai meninggi sendirian di tepi jalan. Hanya, matahari, angin, kursi roda, dan orang yang lalu lalang di depannya berusaha mengusir sepi bapak tua itu.

Saya masih ingat salah satu pesan Syekh Ali Jabir dalam salah satu pengajiannya, “Semua dosa, besar ataupun kecil yang kita lakukan akan Allah tunda hukumannya di hari kiamat. Tapi dosa durhaka terhadap orang tua. Wallahhi, akan dibalas oleh Allah di dunia, belum lagi di akhirat. Akan Allah segerakan hukumannya, bagi orang yang durhaka sama orang tuanya.”

Hukuman itu bukan hanya, berbentuk materi berupa sempitnya rezeki, tetapi tertutupnya hati dari petunjuk dan nasehat baik, kegelisahan dan ketidaktenangan yang selalu menghantui, pikiran gelap, hampir dipastikan hubungan kita dengan orang lain pun akan bermasalah. Akhirnya dalam pekerjaan, bisnis, atau studi kita tidak bisa maksimal. ujung-ujungnya... ?

Mungkin bagi orang yang belum mengenal Allah, mengenal Nabi Muhammad Shalaullohhu alaihi wassalam, al islam, menjadikan berbakti kepada orang tua agar mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidup. rezeki yang lancar, hoki (keberuntungan) datang menghampiri, sehingga bisa hidup dalam keberlimpahan.

Ibu, Maaf Tak Ada Bunga Untukmu

Dalam silaturahim saya ke salah seorang senior saya, dengan gurau beliau berkata: Ayo, sudah cari kado belum untuk hari ibu?

Di grup orang-orang baik yang ada di media sosial pun bermunculan berbagai kreasi gambar tentang kemuliaan seorang ibu dan ujungnya: Selamat Hari Ibu.

Saya baru sadar kalau ini adalah bulan di mana hari ibu diperingati. Dari sejak awal, saya katakan bahwa berbagai peringatan hari tersebut jelas bukan karakter agama Islam ini. Tak hanya hari ibu, ada juga hari ayah, hari tembakau, hari kanker, dan entah hari-hari apa yang akan diusulkan kembali setelah ini.

Ini hadir dari kebiasaan sebuah masyarakat yang tidak mampu memenuhi hak seseuatu yang diperingati tersebut. Maka untuk memberikan kepedulian dan perhatian mereka, hari itu diadakan.

Silakan baca sejarah hari-hari tersebut. Hari ibu ini contohnya. Hari yang mulai diramaikan di Amerika ini menjadi hari yang diperingati mengingat masyarakat Amerika adalah masyarakat tanpa ikatan kekeluargaan seperti yang kita kenal dalam Islam. Semakin hari semakin renggang, bahkan bisa tidak saling kenal. Kawin cerai semakin membuat rumit hubungan antara anak dan orang tuanya. Tak ada bab birrul walidain dalam kajian etika mereka. Melihat itu semua, nurani mereka mulai terusik. Ibu yang berjasa –setidaknya- mengandung dan melahirkan, harus dihormati jasanya. Bahkan gereja tak sanggup menyuguhkan moral itu.

Kamis, 07 Desember 2017

Apa Yang Kamu Banggakan?

Di dalam kitab At-Taisir fi Ushul wat-Tijahatit-Tafsir disebutkan perumpamaan orang Muslim yang tidak mengetahui tafsir kitab sucinya dengan orang yang mengetahui dan mendalaminya:

إياس بن معاوية في فضل التفسير قال: مثل الذين يقرءون القرآن وهم لا يعلمون تفسيره كمثل قوم جاءهم كتاب من ملكهم ليلا وليس عندهم مصباح فتداخلهم روعة، ولا يدرون ما في الكتاب، ومثل الذي يعرف التفسير كمثل رجل جاءهم بمصباح فقرءوا ما في الكتاب)

Iyas bin Mu'awiyah berkata tentang keutamaan tafsir, "Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur'an namun tidak mengetahui tafsirnya seperti sekumpulan orang yang mendapat kiriman surat dari rajanya pada malam yang gelap, namun mereka tidak mempunyai lampu. Sudah barang tentu tubuh mereka pun gemetaran karena tidak tahu apa isi surat tersebut. Sedangkan perumpamaan orang yang mengetahui tafsir, seperti sekumpulan orang yang mendapat kiriman surat dan punya lampu, sehingga mereka tahu apa isi surat tersebut.

Manfaat yang dapat dipetik:

1. Membaca Al-Qur'an tentu saja bagus walau qira'ahnya belepotan. Lebih bagus lagi andai meningkat menjadi tartil yang berdasarkan kaidah-kaidah tajwid. Lebih bagus lagi jika meningkat lagi paduan antara tilawan dan tartil atau membacanya secara berkelanjutan. Lebih bagus lagi jika meningkat lagi dengan memadukan sebelumnya dengan pemahaman maknanya dan juga tafsirnya. Lebih bagus lagi jika semua itu dipadu dengan khidmah mengajarkannya kepada orang lain.

Baca juga: Pengaruh Al-Qur'an di dalam Diri dan Masyarakat

2. Muslim yang tidak memahami ayat-ayat Al-Qur'an seperti orang yang terkurung dalam ruang yang gelap. Lalu datang perintah untuk melakukan ini dan itu. Namun dia tidak dapat mengetahui apa perintah tersebut. Linglung.

Kamis, 23 November 2017

ISLAMIC MEDICINE EXPO (IME) 2018

Bismillahhirrohmannirrohim

Ilmu pengobatan Islam (Islamic Medicine) didefinisikan sebagai ilmu pengobatan yang model dasar konsep, nilai, dan prosedur-prosedurnya sesuai atau tidak berlawanan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Prosedur medis atau alat pengobatan yang digunakan tidak spesifik pada tempat atau waktu tertentu.

Ilu pengobatan Islam itu universal, mencakup semua aspek, fleksibel dan mengizinkan pertumbuhan serta perkembangan berbagai metode investigasi dan pengobatan penyakit.

Perkembangan Islamic Medicine dewasa ini sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dunia khususnya di Indoneisa. Semangat untuk menggali dan merasakan manfaat dari pengobatan islam yang sering diidentikkkan dengan pengobatan nabi (Thibbun Nabawi) ini semakin menggelora dengan sering masyarakat dunia yang lebih baik.

Kondisi seperti ini perlu disambut dengan baik dan dikembangkan. Untuk itu perlu event dalam rangka menyatukan semua potensi Umat Islam dari Pemerintah, ulama, akademisi, peneliti, praktisi, artis, pengusaha dan semua elemen bangsa untuk bersinergi mengembangkan ilmu pengobatan islam serta mengambil hikmah yang terkandung  di dalamnya. Mengobarkan semangat untuk menggali teladan-teladan dari pola hidup Rasulullah Shalaullohhu 'alaihi Wassalam dan mulai melakukan penelitian sehingga Islamic Medicine ke depannya akan mejadi pengobatan yang terbukti keilmiahnnya dan dapat diterima secara global.

Kapan Acara Spektakuler ini diselenggarakan? 

Insya Allah tanggal, 16-18 Maret 2018

di Masjid Raya Pondok Indah - Jakarta

Akan ada Perhelatan Besar Berkumpulnya Ribuan Pencinta Thibbun Nabawi atau Islamic Medicine dari seluruh Nusantara dan Asia Tenggara

Selasa, 21 November 2017

Kisah Ketika Abu Bakar dengan Umar Bertengkar

Sahabat, pernakah Anda mengalami pertengkaran dengan seorang sahabat? Kapan terkahir kali Anda bertengar? Bagaimana keadaan hubungan Anda hingga hari ini dengannya? Sangat manusiawi jika manusia kecewa, marah, dan kesal dengan orang yang ia anggap sahabat. Tetapi, kisah dua orang manusia mulia ini mengajarkan kita bagaimana seharusnya pertengkaran itu berakhir. Mari kita simak kisahnya.

Dari Abu Darda’ radhiyallahu anh, ia bercerita, “Ketika aku sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tampak Abu Bakar datang sambil mengangkat bagian bawah pakaiannya hingga lututnya kelihatan. Melihat hal itu, Nabi berkomentar, “Temanmu ini (yaitu Abu Bakar) habis bertengkar.”

Tidak lama kemudian, Abu Bakar mengucapkan salam dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya antara diriku dan Ibn Al-Khaththab (Umar) terjadi suatu masalah kecil. Aku buru-buru memarahinya tadi, tetapi aku pun menyesalinya. Karena itulah aku meminta maaf kepadanya, namun ia menolak. Karena itu pula, aku datang menemuimu (untuk mengadukan masalah ini).”

Senin, 20 November 2017

Penjara Cinta

Belajar dari laki-laki paling tampan di muka bumi. Andai ketampanan adalah bumi, maka separuhnya ia miliki sendiri. Nabiyullah Yusuf 'alaihis salam. Kisahnya ditulis dengan penuh mukjizat dalam Al Qur’an. Dikumpulkan dalam satu surat tersendiri.

Singkat cerita, karena Yusuf tidak mau menuruti keinginan nista istri penguasa Mesir, maka akhirnya Yusuf harus merasakan getirnya penjara. Bertahun-tahun lamanya.

Tapi Yusuf tetap mulia. Karena penjara bersaksi akan kemuliaannya. Dan ia masuk ke dalamnya bukan karena kesalahan. Justru yang salah adalah yang memenjara.

Ingin tahu apa kemuliaan yang dilakukan oleh Yusuf dalam penjara? Ini kisahnya dan berikut hikmahnya tentang penjara cinta.

Dia menghibur orang yang sedih, menjenguk yang sakit, mengobati yang terluka, shalat sepanjang malam, menangis hingga dinding, atap dan pintu ikut menangis, penjara menjadi suci karenanya, para penghuni penjara merasa nyaman dengannya, jika ada seseorang yang telah keluar dari hukuman penjara, ia akan kembali untuk duduk di penjara dengan Yusuf. Penjaga penjara pun mencintainya hingga ia berikan keluasan.

Ada yang berkata: Wahai Yusuf, sungguh aku mencintaimu dengan kecintaan yang belum pernah aku miliki sebelumnya.

Yusuf menjawab: Aku berlindung kepada Allah dari cintamu.

Orang itu bertanya heran: Mengapa begitu?

Sabtu, 18 November 2017

Gejala Afluenza : Demam Kemewahan dan Solusi Mengatasinya

Hidup di kota metropolitan kita akan melihat, mendengar, dan merasakan kesunyian di tengah berlimpahannya materi yang datang menghampiri. Tidak sedikit orang yang memiliki penghasilan yang tidak berlimit itu merintih, terasing, dan diliputi kecemasan dalam hidupnya.

Kita mungkin akan salut dan bangga mendengar orang yang berjuang dan merintis usaha dari zero to hero. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan juga adalah mengenali gejali penyakit sosial yaitu Afluenza. Apa itu?

Perpaduan affluence (kemakmuran) dan influenza (flu), affluenza adalah istilah yang digunakan oleh pengritik konsumerisme. Ia diduga telah pertama kali digunakan pada tahun 1954 namun mendapatkan pijakan sebagai konsep dengan sebuah film dokumenter PBS tahun 1997 dengan nama yang sama dan buku berikutnya, Affluenza: The All-Consuming Epidemic (2001, direvisi tahun 2005, 2014).

Karya-karya ini mendefinisikan affluenza sebagai "kondisi beban berlebihan, hutang, kegelisahan, dan pemborosan yang menyakitkan dan menular secara sosial, yang disebabkan oleh pengejaran lebih banyak hal". Istilah "affluenza" juga telah digunakan untuk merujuk pada ketidakmampuan untuk memahami akibat-akibat dari tindakan-tindakan seseorang karena keistimewaan keuangan.

Jumat, 17 November 2017

Apa Sebenarnya Problematika yang dihadapi Umat Islam saat ini?

Kurang lebih 1,5 milyar Jumlah umat Islam atau sepertiga penghuni bumi ini, tersebar di berbagai negara, baik di negera-negara Islam maupun non Islam. Mengacu pada tingkat kesuburan perempuan Muslim yang saat ini mencapai 3,1 bayi per perempuan, jumlah populasi kaum Muslim di dunia pada 2050 akan meningkat sebanyak 70%, menjadi 2,8 miliar orang atau 30% dari penduduk Bumi. Jumlah tersebut sekaligus menyamai populasi umat Kristen di dunia. Selain itu kaum Muslim juga akan mewakili sebanyak 10% dari total populasi penduduk Eropa.

Namun sangat disayangkan jumlah yang begitu besar ini tidak dibarengi dengan kualitasnya. Hampir semua negara Islam bergantung pada negara barat, sehingga berdampak pada kurang pengaruhnya peranan kaum muslimin dalam kondisi politik dunia. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, umat Islam di berbagai negara hanya menjadi objek segala kepentingan barat, merekalah penentu segala kebijakan, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan bahkan agama.

Ketika mata dan pikiran kita di bombardir dengan informasi dari berbagai media, baik elektronik maupun cetak. Ketika orang benar dikriminalisasikan, yang salah merasa nyaman dengan kesalahannya. Kudeta, konflik yang tidak berkesudahan di berbagai belahan dunia (Khususnya negara-negara yang mayoritas berpenduduk islam). Di tengah berbagai fenomena itulah hendaknya kita kembali bertanya, apa problematika yang sebenarnya sedang dihadapi umat islam saat ini?

Sesungguhnya problema yang dihadapi umat Islam pada saat ini bersumber dari berbagai pengaruh negatif yang dipropagandakan musuh di tengah umat Islam. Pengaruh-pengaruh negatif itu belakangan sukses meracuni pola pikir umat Islam, akidah dan akhlak mereka. Musuh senantiasa melakukan segala upaya untuk mempengaruhi umat Islam.

Ada pun yang menjadi beban pikiran kita dalam persoalan akhir-akhir ini adalah apa yang menimpa para ulama kita. Tidak bisa dipungkiri, para ulama seolah lambat dalam menyikapi persoalan yang membelit umat. Mereka kurang sigap dalam mengemban tugas dakwah dan mengentaskan umat manusia dari ketidak-tahuan. Wawasan mereka sempit tatkala berinteraksi dengan kelompok di luar mereka sehingga tidak ada ikatan kerja sama yang erat di antara para ulama.

Rabu, 15 November 2017

Kisah Hikmah: Sepele

Seorang wanita muda tengah duduk santai di dalam bus yang melaju ke tengah kota.  Di satu pemberhentian bus, seorang wanita tua yang cerewet dan berisik naik ke dalam bus dan duduk di samping wanita muda tadi.  Tas-tas bawaannya yang berat dia tumpuk begitu saja di atas kursi, membuat wanita muda itu harus menggeser duduknya sambil setengah terjepit di antara tas-tas berat dan jendela bus.

Seorang pemuda yang duduk di bangku sebelah melihat kejadian itu dengan kesal, dan bertanya kepada wanita muda itu, "Kenapa kamu tidak bicara saja, katakan pada wanita tua itu bahwa kamu jadi terganggu..."

Wanita muda itu menjawab sambil tersenyum:

 "Aku rasa tidak perlu bersikap kasar dan beradu argumentasi untuk sesuatu yang sepele seperti ini, perjalanan bersama kita ini terlalu singkat.  Saya juga akan turun di perhentian bus berikutnya di depan nanti"

Jawaban wanita muda tadi sangat pantas untuk ditulis dengan huruf emas:

 "Kita tidak perlu berdebat untuk sesuatu yang sepele Perjalanan kita bersama amat singkat."

Sahabat, Alangkah indahnya kalau masing-masing kita busa menyadari bahwa perjalanan hidup kita di dunia ini  sangat singkat sehingga kita tidak akan membuang waktu untuk membuat perjalanan hidup kita jadi suram dengan macam-macam perdebatan, atau dengan adu argumentasi yang sengit dan tajam. 

Selasa, 07 November 2017

Beginilah Jika Bersaudara

Dua orang bersaudara bekerja bersama menggarap ladang milik keluarga mereka. Yang seorang, si kakak, telah menikah, dan memiliki keluarga yang cukup besar. Si adik masih lajang, dan belum merencanakan untuk menikah. Ketika musim panen tiba, mereka selalu membagi hasil sama rata. Selalu begitu.

Pada suatu hari, si adik yang masih lajang itu berpikir, “Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku masih lajang dan kebutuhanku hanya sedikit.” Maka, demi si kakak, setiap malam, dia akan mengambil sekarang pada miliknya, dan dengan diam-diam, meletakkan karung itu di lumbung milik kakaknya. Sekarung itu ia anggap cukuplah untuk mengurangi beban si kakak dan keluarganya.

Sementara itu, si kakak yan telah menikah pun merasa gelisah akan nasib adiknya. Ia berpikir, “Tidak adil jika kami selalu membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku punya istri dan anak-anak yang akan mampu merawatku kelak ketika tua. Sedangkan adikku, tak punya siapa-siapa, tak akan ada yang peduli jika nanti dia tua dan miskin. Ia berhak mendapatkan hasil lebih daripada aku.”

Karena itu, setiap malam, secara diam-diam, ia pun mengambil sekarung padi dari lumbungnya, dan memasukkan ke lumbung mulik adik satu-satunya itu. Ia berharap, satu karung itu dapatlah mengurangi beban adiknya, kelak.

Jumat, 03 November 2017

Surah Al-Maidah Ayat 105: Teguhkan Pribadimu

"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Maidah: 105)

Jika kita baca dengan seksama ayat di atas terkesan menyuruh kita untuk menjaga diri sendiri, ketika banyak hal buruk sedang terjadi. Pada zaman sahabat-sahabat sendiri rupanya ayat ini sudah menjadi perbincangan. Perintah amar ma’ruf nahi munkar tetap berlaku dan dikerjakan terus.

Menurut Abdullah bin Mas’ud, ayat ini pernah dibicarakan orang di dalam majelis Ibnu Mas’ud ada dua orang rupanya bertengkar di hadapan majelis itu sehingga hampir berkelahi. Melihat kejadian itu, seorang yang duduk dalam majelis Abdullah bin Mas’ud berkata, “Lebih baik saya berdiri dan saya melakukan amar ma’ruf nahi munkar kepada kedua orang yang hendak berkelahi ini.” kemudian, seorang lagi yang turut duduk juga di dalam majelis itu berkata, “Biarkan sajalah! Bukankah sudah ada ayat yang mengatakan jaga sajalah dirimu!”

Selama hati kamu masih satu, belum ada berpecah belah menjadi beberapa golongan dan sebagian kamu belum menderita sebab serangan sebagian lainnya maka hendaklah kamu tetap beramar ma’ruf nahi munkar. Namun, apabila hati kamu telah berpecah belah bergolong-golongan, yang setengah telah menyerang yang setengah maka pada waktu itu menjaga diri sendirilah yang mesti kamu pentingkan. Pada waktu itulah datangnya takwil ayat ini. demikian keterangan Ibnu Mas’ud. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.

Abdullah bin Umar pun pernah berkata seperti itu. Kata beliau, “Ayat ini belum berlaku terhadap diriku dan kawan-kawanku karena Rasulullah telah memerintahkan agar orang-orang yang pernah menyaksikan beliau, seperti kami ini, supaya menyampaikan kepada yang tidak hadir. Tetapi, ayat ini akan berlaku di atas kaum yang akan datang sesudah kita yang kalau mereka menyampaikan suatu peringatan tidak lagi akan diterima orang.” Riwayat Ibnu Jarir.

Dalam majelis pada zaman khalifah Utsman bin Affan di Madinah, pernah juga orang membicarakan ayat ini. sebagian besar menyatakan bahwa takwil ayat ini belum ada sekarang.

Berdasarkan perkataan para sahabat yang besar itu, Abdullah bin Mas’ud,  Abdullah bin Umar, dan majeleis  Sayyidina Ustman, mengertilah kita bahwa memang ayat-ayat Al-Qur’an itu, termasuk ayat ini, ada yang baru dipahami pengertiannya lama sesudah Rasulullah wafat dan lama sesudah sahabat-sahabat Rasulullah shalaullohhu ‘alihi wassalam sendiri. Sebab pada zaman para sahabat sendiri belum terlihat suatu sebab pun untuk menjalankan ayat ini. semua orang masih wajib beramar ma’ruf nahi munkar.

Namun, di belakang beliau akan datang suatu masa, kekacauan memuncak, orang hidup sendiri-sendiri, perpecahan dan cemburu, salah menyalahkan, nasihat tidak berharga, kejujuran menjadi tertawaan. Hal yang sebenarnya tidak boleh dibicarakan, orang yang cari muka terlalu banyak, maka pada itu ingatlah diri sendiri, peliharalah iman kepada Allah dan tidak perlu terlalu banyak melihat  orang lain.

Mencermati kata-kata dan pertimbangan sahabat-sahabat Rasulullah yang utama itu, kita mendapat kesan bahwa mereka berpendapat pada zaman mereka ayat ini belum akan berlaku. Artinya, amar ma’ruf nahi munkar mesti terus dijalankan. Barangkali nanti kemudian hari, amar ma’ruf nahi munkar terpaksa didiamkan karena pada zaman itu kekacauan kelak akan memuncak. Zaman ketika orang yang berani mengatakan yang benar akan dianaiaya orang. Dan hal yang beliau isyaratkan itu memang telah terjadi pada zaman kita ini.

Pihak-pihak yang berkuasa dalam satu negeri menyuruh rakyat menyatakan terus terang apa yang salah. Namun, kalau yang salah itu dikatakan terus-terang, mereka malah marah dan diri sendiri bisa mendapat bahaya, misalnya dihukum, dipenjara, diasingkan, bahkan di singkirkan.

Menurut pemahaman ibnu mas’ud, kalau keadaan sudah serupa itu nanti, jaga sajalah dirimu menurut ayat ini. asal engkau sudah langsung mengambil petunjuk dari Allah, betapa pun sesatnya orang lain mereka tidak akan memberi bahaya bagi kamu. Adapun sekarang ini (zaman Ibnu Mas’ud zaman gemilang sahabat Rasulullah), amar ma’ruf nahi munkar mesti terus dilakukan.

Benarkah demikian? Kita sebaiknya berdiam diri saja jika melihat kekacauan?

Nomor BPJS Anda Tidak Terdaftar, Ini Solusinya


Pernakah Anda mengalami kesulitan ketika membayar iuran BPJS?

Ada pengalaman menarik selama satu bulan ini terkait pembayaran BPJS Kesehatann yang misterius. Kenapa? Karena setiap kali membayar dari tanggal 1 bulan Oktober sampai akhir bulan selalu mendapatkan jawaban yang sama ketika ingin melakukan pembayaran iuran BPJS “Nomor Anda Tidak Terdaftar”.

Pengalaman pertama mendapatkan jawaban “Nomor Anda tidak terdaftar” saya mencoba mencari informasi ke berbagai sumber,

Pertama, Ternyata banyak yang menyarankan melakukan pembayaran di awal waktu (Misalnya Tanggal 1-5), karena jika di akhir-akhir menjelang tanggal 10 akan banyak yang melakukan pembayaran sehingga sering terjadi gangguan.

Kedua, sebaiknya melakukan pembayarannya malam hari karena sedikit yang transaksi.

Ketiga, ini saran baru yang saya ketahui dan belum dicoba adalah melakukan pembayaran sekaligus beberapa bulan.

Ada pula pengalaman orang yang terlalu rajin membayar, sebelum tanggal 1 maka dapat dipastikan tidak bisa melakukan transaksi. Walaupun dari beberapa informasi sebenarnya kita bisa melakukan pembayaran iuran BPJS beberapa bulan sekaligus. Saya sendiri belum pernah mencobanya.

Berangkat dari pengalaman masa lalu, saya biasanya melakukan pembayaran iuran setiap tanggal 1. Akan tetapi, bulan ini ada sesuatu yang berbeda. Saya menerima jawaban yang sama sampai 3 hari yang lalu, yaitu “Nomor Anda tidak terdaftar”. Berhubung belum sempat datang langsung ke kantor BPJS, maka saya memutuskan untuk mengunjungi websitenya.

Rabu, 01 November 2017

Berita Hoax, Literasi Informasi dan Media dalam Perspektif Islam

Menurut Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII)  Tahun 2016 pengguna Internet di Indonesia mencapai angka 132,7 juta. 51, 8% laki-laki dan 48,2% perempuan. 65 % Pengguna internet di pulau jawa sebanyak 56,3 juta orang. 15,7% (20,7 juta) di Sumatera, Bali & Nusa: 4,7% (6,1 juta), Kalimantan 5,8% (7,6 Juta), Sulawesi 6,3% (8,4 Juta), Maluku & Papua 2,5 % (3,3 Juta).
 
Dengan pengguna internet sebanyak itu, artinya sebuah kesempatan besar untuk memanfaatkannya sebagai sarana pengembangan pendidikan, ekonomi, komunitas sosial, kesehatan (Berbagi pola hidup sehat), dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Tetapi, di sisi lain saat ini banyak sekali berita hoax, situs negatif, pornografi, dan hal-hal yang berbau negatif bergentayangan di tengah-tengah kehidupan kita membawa dampak negatif yang perlu diantisipasi. Dengan cepatnya berita itu masuk bahkan bisa mempengaruhi cara berpikir, emosi, dan keputusan kita dalam menyikapi sesuatu.

Kellner menyebutkan bahwa kemajuan Teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) dengan fitur-fitur teknologi yang canggih memiliki dua sisi, yaitu manipulatif dan informatif sehingga perlu kemampuan untuk mengevaluasi dan menggunakannya.

Faktanya peningkatakan kemampuan TIK masyarakat, khususnya di lingkungan pendidikan, sebagai bentuk respon terhadap kemajuan perangkat TIK yang canggih saat ini tidak diimbangi oleh kemampuan untuk memilih, memilah, menggunakan, mengevaluasi serta mengkomunikasikan informasi yang dibawa melalui perantara perangkat TIK.

Saya sering mendapatkan berita-berita yang terindikasi Hoax. Berangkat dari keprihatianan sebagian besar orang yang dengan mudah termakan berita hoax, maka mari kita perhatikan tips untuk membedakan apakah ini berita hoax atau tidak?

Sabtu, 28 Oktober 2017

Alasan dibalik Kegagalan

Tahukah Anda salah satu faktor yang menyebabkan banyak manusia yang gagal dalam hidup adalah suka mencari alasan. Bila Anda mencari alasan untuk sebuah kegagalan, Anda bisa menemukan banyak sebab dengan mudahnya. Namun, alasan tetaplah alasan. Ia takkan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan.

Kerapkali, alasan serupa dengan pengingkaran. Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri.

“Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Q.S. Asy-Syuura: 30).

Jika kita menemui hambatan/ musibah dalam hidup. lebih baik melihat kedalam diri terlebih dahulu daripada sibuk saling tuding, saling menyalahkan orang lain. Itu semua tidak akan menyelesaikan masalah. Ini menjauhkan kekuatan diri sendiri. Berhentilah mencari sesuatu untuk menutupi kegagalan. Mulailah bertindak untuk meraih keberhasilan.

Tiga tahun yang lalu ada pelajaran yang menarik ketika kami melakukan perjalanan ke sebuah kabupaten lebong, kami bertemu dengan beberapa para penambang emas. Belajarlah dari penampang yang tekun mencari emas. Tak jemu ia laukan hingga tampaklah butiran emas berkilauan. Begitulah semestinya anda memperlakukan kegagalan.

Jika kita buat sebuah ilustrasi, Kegagalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas. Bila Anda terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka Anda akan menemukan cahaya kesempatan. Hanya mencari alasan, sama saja dengan membuang pasir dan semua  emas yang ada di dalamnya.

Sahabat, jika kita membaca dan mempelajari kisah-kisah orang besar dalam kita akan menemuakan bahwa setiap pribadi yang sukses dan bahagia hidupnya, selalu melalui setidaknya beberapa cerita derita. Kesabaranlah yang membuat mereka sampai ke kondisi yang banyak diidam-idamkan orang lain. Sabarlah, insyaAllah Anda akan sampai.

Jakarta, 6 Safarn 1439 H

Rabu, 25 Oktober 2017

Tahukah Anda Ada 14 Permintaan Anak yang Mungkin Tidak Pernah Mereka Ucapkan!



Anak-anak adalah 25 persen dari populasi masyarakat, namun 100 persen masa depan.

Sahabat, tahukah Anda berdasarkan pada ratusan studi, menyimpulkan bahwa para remaja yang paling termotivasi secara akademis dan paling bertanggung jawab secara moral dan yang paling tidak mungkin terlibat dalam perilaku berisiko adalah mereka semua menikmati hubungan yang hangat dan terlibat  dengan orang tua mereka dan yang orang tuanya menetapkan ekspektasi yang jelas dan memonitor aktivitas mereka setiap hari dengan cara yang sesuai dengan umur anaknya.

Tentu semua  dari kita sepakat, apabila kita ingin memperbaharui masyarakat, kita harus membesarkan generasi anak-anak yang memiliki kultur karakter yang kuat. Dan apabila kita ingin melakukannya, kita memiliki dua buah tanggung jawab: pertama, memodelkan karakter yang baik dalam kehidupan kita sendiri, dan kedua, dengan memajukan pengembangan karakter dalam diri para pemuda kita.

Faktanya, dilapangan banyak orang tua yang belum mengenal siapa sesungguhnya anaknya. Sebagai orang yang bergelut dalam dunia pendidikan, saya mengamati banyak orang awam yang kurang peka terhadap bahasa isyarat yang ditunjukkan anak ketika berinteraksi dengan orang dewasa. Akibatnya , sebagian anak merasa tidak diinginkan, dengan cara berpikir mereka yang belum dewasa terkadang mereka sampai pada kesimpulan orang tua saya tidak sayang kepada saya. Mereka hanya sibuk dengan pekerjaan, teman, dan gawainya.

Senin, 23 Oktober 2017

Akibat Berpaling dari-Nya

Pernahkah Anda merasa urusan yang saya jalani tidak pernah kelar? Rumit? Belum kelihatan ujungnya? Pagi bertemu pagi mungkin bukan hal yang aneh di jakarta. Pagi ingat kerjaan, pulang masih membawa kerjaan. Kapan enjoynya?

Apakah Anda pernah merasakan kondisi yang demikian? Kegalauan dan kegetiran hidup datang silih berganti. Apakah Anda pernah melihat seseorang mengalami hal ini? atau mungkin pernah mengalami?

Orang yang cita-citanya pada pagi dan petang hari tidak lain hanya  hanyalah Allah, maka Allah akan menjamin semua hajatnya, menanggung segala kegetirannya, mengisi hatinya dengan perasaan cinta kepada-Nya, mengerakkan lidahnya untuk berdzikir kepada-Nya, dan menggerakkan anggota tubuhnya untuk melakukan ketaatan kepada-Nya.

Pertanyaanya, mungkinkah kita memfokuskan hari ini untuk mengharapkan ridho Allah jika kita tidak memulainya dengan memuji, sujud dan menyembah-Nya? Membaca kalam-Nya (Al-Qur’an)?

Keadaan sebaliknya yang terjadi, orang-orang yang cita-citanya pada pagi dan petang hari tidak lain hanya untuk dunia, maka Allah akan membebankan kecemasan, keresahan, dan kesulitan dunia kepadanya. Allah juga menyerahkan urusan orang itu kepada dirinya sendiri.

Akibatnya apa? Hatinya dipenuhi dengan kecintaan kepada makhluk daripada kecintaannya kepada sang Khaliq. Lisannya disibukkan dengan menyebut-nyebut nama makhluk daripada menyebut-nyebut nama sang Khaliq. Anggota badannya sibuk melayani manusia daripada melayani Allah. Ia bekerja membanting tulang seperti binatang yang melayani makhluk lainnya.

Tidak perlu heran, bahkan ketika waktu menjelang sholat pun ia tampak sangat sibuk, sholat dengan terburu-buru. Padahal seandainya ia mengetahui bahwa ia sedang berhadapan dengan Sang Pemberi Rezeki tentu ia tidak akan berbuat demikian.

Orang yang tujuan dan cita-citanya Allah tentu fokus dan harapannya hanya tertuju kepada Allah, karena bekerja adalah ibadah, maka hatinya tidak larut dan melekat kepada pekerjaanya. Ia mampu mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan memberikan yang terbaik dalam setiap desah nafasnya.

Sahabat, ingatlah pesan Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah “Setiap orang yang berpaling dari pengabdian, ketaatan, dan kecintaan kepada Allah, pasti akan mendapat cobaan atau musibah dari-Nya: yaitu, berupa pengabdian, kecintaan, dan pelayanan kepada sesama makhluk-Nya.

Semoga keselamatan, rahmat, dan barokah Allah selalu menyertai kita semua.

Photo Credit: google

Jakarta, 2 Safar 1439 H

Minggu, 15 Oktober 2017

Cara Prof. Malik Fajar Mengelola Perguruan Tinggi yang awalnya tidak pernah dilirik orang menjadi PT yang Menarik Perhatian

Ada satu pembahasan yang tidak pernah tuntas dalam setiap diskusi bersama akademika kampus. Tentu sudah bukan hal yang asing bahwa mahasiswa adalah bahan bakar bagi Perguruan Tinggi untuk terus bisa beroperasi, apalagi kampus swasta. Kecuali kampus yang sudah memiliki kegiatan sampingan berupa usaha pom bensin, hotel, perkebunan, sehingga tidak bergantung kepada kantong mahasiswa.

Menarik sekali jika kita meninjau apa yang dilakukan oleh Prof. Malik Fajar dalam memajukan UMM dan UMS. Mengapa? Dari sebuah PT yang tidak pernah dilirik orang menjadi PT yang menarik kerumunan umat untuk memasukkan anak-anaknya ke sana.

Dari kampus yang tidak memiliki gedung sendiri dan terkesan kumuh sampai kini menjadi kampus megah dan elite bila disandingkan dengan kampus-kampus di sekitarnya. Dari program akademik yang kurang menjanjikan masa depan sampai kepada program akademik yang mampu melahirkan lulusan-lulusan yang memiliki competitive advantage di era global.

Tahukah Anda apa rahasia kuncinya?

Kamis, 05 Oktober 2017

Mengapa Tidak Bahagia?

Apa arti bahagia dalam hidup Anda? Apa standar kebahagiaan bagi Anda? Bisa jadi salah mendefinisikan arti bahagia bisa membuat kita tidak bahagia.

Saya masih ingat, beberapa waktu lalu dalam sesi training grafologi ada salah satu peserta yang ditanya, “apa yang membuat bapak bahagia?”

“Saya bahagia jika saya dihormati Bu” jawabnya singkat.

Menurut Anda apakah orang ini mudah atau  sulit untuk bahagia? Kenapa? Karena dalam hidup kita pasti akan berjumpa dengan orang yang cuek, tidak tahu balas budi, apalagi bisa menghormati.

Contoh lain, ada orang yang bahagia jika ia memiliki pendapatan dalam setahun 1 miliar. Ada juga yang memiliki standar kebahagian asal setiap pagi ia bisa membuka mata dan menghirup udara segar, ia juga bahagia jika ia mampu beribadah kepada Allah dan mengingat-Nya setiap saat. Walaupun pada dasarnya orang kedua memiliki kekayaan yang melimpah. Tetapi ia menetapkan standa kebahagiaan yang sederhana.


Ada kata-kata bijak yang mengatakan seperti ini “Jika sukses adalah meraih apa yang Anda inginkan, kebahagiaan adalah mensyukuri sesuatu yang Anda miliki”

Jadi, apa sebenarnya yang membuat kita tidak bahagia?

Kisah Inspiratif: Manisnya Permen Masih Terasa di Mulut

Seorang lelaki tua terbaring lemah di sebuah rumah sakit.

Seorang pemuda datang menengoknya setiap hari dan menghabiskan waktu berjam-jam bersama lelaki tua itu.

Pemuda itu menyuapinya, membersihkan badannya, dan membimbingnya berjalan-jalan di taman, lalu membantunya kembali berbaring.

Pemuda itu baru pergi setelah merasa bila lelaki tua itu sudah bisa ditinggal.

Suatu ketika perawat yang datang memberi obat dan memeriksa kondisi orang tua itu berkata, “Bapak punya anak yang berbakti. Setiap hari ia datang untuk mengurus Bapak. Sungguh beruntung ya, Pak.”

Lelaki tua itu memandang perawat itu sejenak, lalu memejamkan kedua matanya.

Dengan nada sedih, lelaki tua itu berkata, “Saya berangan-angan, seandainya ia adalah salah seorang anak saya. Ia adalah anak yatim yang tinggal di lingkungan tempat tinggal kami. Dulu, saya melihatnya menangis setelah kematian ayahnya. Saya pun menghiburnya, dan membelikan permen untuknya."

Pemakaian Huruf Miring yang benar

Semua sepakat bahwa dalam proses awal menulis hendaknya kita menggunakan topi kreatif dalam menuangkan gagasan dalam tulisan. Akan tetapi, kita tidak bisa memungkiri dalam beberapa tempat kita dituntut untuk memperhatikan pemakaian huruf yang baik dan benar.

Huruf miring biasanya digunakan dalam beberapa hal:

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Misalnya:
Majalah Bahasa dan Kesusastraan, surat kabar Republika

Senin, 02 Oktober 2017

Segala Sesuatu Ada Harganya

Pemuda: "Bapak harus bayar masuk ke toilet."

Orang tua: Menitikan air mata

Pemuda: "Eh Bapak, janganlah menangis. Kalau bapak tidak ada duit, saya bisa bayarkan. Bapak masuk saja."

Orang tua: "Aku Menangis bukan karena tidak ada duit, malah aku punya banyak duit sehingga toilet inipun mampu aku beli."

Pemuda: "Jadi, mengapa bapak menangis?"

Orang tua: "Aku menangis karena tempat sebusuk dan sehina inipun ada harga yang perlu dibayar untuk masuk. Apalagi syurga yang begitu indah, berapa pula bayaran yang harus Aku bayar. Cukupkah amalanku untuk membayar harga ke syurga?"

Pemuda: (ikut menangis)

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (Q.S. At-Taubah: 111)

Sumber Tulisan : Wa

Gambar: Viva

Jumat, 22 September 2017

Agar Hidup Lebih Baik Menurut Islam

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Saya ingin bertanya siapa yang  ingin kehidupannya membaik? tentu kita semua akan menjawab saya. Tetapi, harus mulai dari mana? Ketika keadaan semakin sulit. Bingung harus mulai dari mana. Saya  pernah mengalami hal ini dan mungkin jutaan orang di belahan dunia pernah mengalaminya.

Sahabat, saya ingin berbagi pengalaman yang sangat mengubah kehidupanku sejak 10 tahun yang lalu. Jika sebagian besar kita bertanya mengapa hidup saya terasa sempit ya? Mungkin beberapa  pelajaran ini bisa membantu.

Kamis, 21 September 2017

Kisah Teladan : Pelajaran Tauhid dari Ayah

Ada anak bernama Adi yang ingin mengikuti study tour ke sebuah kota, lalu Adi berkata kepada ayahnya, “Ayah, Sabtu depan Adi mau ikut Study Tour ?”

“ Kamu sudah bilang belum ke Allah ?” Tandas ayahnya

“Belum, yah.” Jawab Adi sambil memelankan suaranya.

“ Bilang dulu deh ke Allah ! masih ada waktu berapa ?” Tanya ayahnya sambil memperhatikan wajah anaknya yang mulai  gusar.

“ Sekarang hari kamis, harus bayar maksimal besok jum’at, sabtu mau berangkat.” Timpal Adi sambil melayangkan pandangan wajahnya ke langit-langit rumah.

Ayahnya kembali menjelaskan “ Ya sudah, masih ada Maghrib, Isya, sholat malam, dan masih ada subuh di jum’at pagi, buat doa. Sudah, kamu sholat dulu, doa dulu sama Allah.”

Adzan Maghrib pun berkumandang, pembicaraan tiba-tiba beralih. Ayahnya telah bersiap-siap ke masjid.

“Ayo kita ke masjid, kita minta sama Allah, supaya kamu nanti bisa berangkat ikut study tour. Harus bayar berapa?” Bujuk ayahnya

“Rp. 27.000 yah” Terang Adi sambil menundukkan kepalanya ke lantai.

“Ayo kita minta Rp. 27.000” Lanjut ayahnya sambil tersenyum tulus kepada anaknya.

Setelah selesai sholat maghrib, si ayah menyuruh Adi berdoa,

“kamu berdoa, silahkan ! jangan dalam hati, supaya ayah bisa mengamini !” Perintah ayahnya.

Lalu Adi berdoa sambil mengangkat kedua tangannya dan menatap ke atas “Ya Allah, saya ingin ikut study tour, tapi ini ya Allah, punya ayah pelit banget, Rp. 27.000 aja harus Sholat dulu, harus doa dulu, ya itulah mudah-mudahan ayah ngasih.”

“hust.., doanya langsung ke Allah.” Celetuk ayahnya

“Ya Allah, tolong bayarin saya” pinta Adi dengan suara yang mulai meninggi.

“hust.., doanya langsung aja, bayarin kek, enggak kek, pokoknya berangkat study tour.” Bisik ayahnya.

ya sudah ” seperti yang dikata ayah ya Allah, Aammiiin” Pungkas Adi.

Aammiiin.

Si Adi diajak lagi sholat Isya, dia doa lagi, ketika si Adi mikir tentang study tour, dibenerin sama ayahnya

“Nak, kamu mikirin Allah, jangan mikirin duit !” ralat ayahnya

“Yaaa, tapi ini harus bayar.” Jawab adi dengan sedikit kesal.

“Tapi itukan kata orang, bukan kata Allah, lihat apa yang yang Allah bilang, kalo Allah bilang ” berangkat ya berangkat “, betapa banyak orang yang bisa bayar, gak ikut karena sakit perut, karena ada masalah dengan orang tuanya, karena bis itu mogok, dll. Sudah kamu tidur besok bangun lagi untuk sholat malam.”  Tandas ayahnya