Dua orang bersaudara bekerja
bersama menggarap ladang milik keluarga mereka. Yang seorang, si kakak, telah
menikah, dan memiliki keluarga yang cukup besar. Si adik masih lajang, dan
belum merencanakan untuk menikah. Ketika musim panen tiba, mereka selalu
membagi hasil sama rata. Selalu begitu.
Pada suatu hari, si adik yang
masih lajang itu berpikir, “Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang
kami peroleh. Aku masih lajang dan kebutuhanku hanya sedikit.” Maka, demi si
kakak, setiap malam, dia akan mengambil sekarang pada miliknya, dan dengan
diam-diam, meletakkan karung itu di lumbung milik kakaknya. Sekarung itu ia
anggap cukuplah untuk mengurangi beban si kakak dan keluarganya.
Sementara itu, si kakak yan
telah menikah pun merasa gelisah akan nasib adiknya. Ia berpikir, “Tidak adil
jika kami selalu membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku punya istri
dan anak-anak yang akan mampu merawatku kelak ketika tua. Sedangkan adikku, tak
punya siapa-siapa, tak akan ada yang peduli jika nanti dia tua dan miskin. Ia berhak
mendapatkan hasil lebih daripada aku.”
Karena itu, setiap malam, secara
diam-diam, ia pun mengambil sekarung padi dari lumbungnya, dan memasukkan ke
lumbung mulik adik satu-satunya itu. Ia berharap, satu karung itu dapatlah
mengurangi beban adiknya, kelak.
Begitulah, selama bertahun-tahun
kedua bersaudara itu saling menyimpan rahasia. Sementara padi di lumbung
keduanya tak pernah berubah jumlah. Sampai... suatu malam, keduanya bertemu,
ketika sedang memindahkan satu karung ke masing-masing lumbung saudaranya.
Di saat itulah mereka sadar, dan
saling menangis, berpelukan. Mereka tahu, dalam diam, ada cinta yang sangat
dalam yang selama ini menjaga persuadaraan mereka. Ada harta, yang justru
menjadi perekat cinta, bukan perusak. Demikianlah jika bersaudara.
Semoga kita bisa mengambil
pelajaran berharga dari kisah ini sahabat.
Jakarta, 17 Safar 1439 H
Photo Credit: liveindonesia
Photo Credit: liveindonesia
Kisah ini saya dapatkan dari
Almarhum Kak Ali Sadikin ketika saya pertama kali memasuki kuliah S1 tahun 2007.
Semoga Allah menerima mengampuni dosa dan menerima semua amal kebaikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.