Rabu, 15 November 2017

Kisah Hikmah: Sepele

Seorang wanita muda tengah duduk santai di dalam bus yang melaju ke tengah kota.  Di satu pemberhentian bus, seorang wanita tua yang cerewet dan berisik naik ke dalam bus dan duduk di samping wanita muda tadi.  Tas-tas bawaannya yang berat dia tumpuk begitu saja di atas kursi, membuat wanita muda itu harus menggeser duduknya sambil setengah terjepit di antara tas-tas berat dan jendela bus.

Seorang pemuda yang duduk di bangku sebelah melihat kejadian itu dengan kesal, dan bertanya kepada wanita muda itu, "Kenapa kamu tidak bicara saja, katakan pada wanita tua itu bahwa kamu jadi terganggu..."

Wanita muda itu menjawab sambil tersenyum:

 "Aku rasa tidak perlu bersikap kasar dan beradu argumentasi untuk sesuatu yang sepele seperti ini, perjalanan bersama kita ini terlalu singkat.  Saya juga akan turun di perhentian bus berikutnya di depan nanti"

Jawaban wanita muda tadi sangat pantas untuk ditulis dengan huruf emas:

 "Kita tidak perlu berdebat untuk sesuatu yang sepele Perjalanan kita bersama amat singkat."

Sahabat, Alangkah indahnya kalau masing-masing kita busa menyadari bahwa perjalanan hidup kita di dunia ini  sangat singkat sehingga kita tidak akan membuang waktu untuk membuat perjalanan hidup kita jadi suram dengan macam-macam perdebatan, atau dengan adu argumentasi yang sengit dan tajam. 

Kalau kita tahu bahwa perjalanan hidup ini begitu singkat, maka kita tidak akan mau membuang tenaga dengan terus mengeluh, merasa tidak puas, bersikap mencari-cari kesalahan. karena semua hanya membuang waktu kita di perjalanan yang singkat ini.

Apakah seseorang sudah melukai bahkan menghancurkan hatimu?  Tetaplah tenang, perjalanan hidupmu terlalu singkat.

Dari Anas ra. ia berkata: Saya pernah berjalan bersama Rasulullah shalaullahhu ‘alaihi Wassalam. Waktu itu beliau membawa selimut Najran yang tebal pinggirannya, dan bertemu dengan seorang Badui, kemudian ia menarik-narik selendang beliau dengan kuat. Saya melihat leher beliau terdapat bekas ujung selimut, karena kerasnya tarikan orang Badui itu. Kemudian dia berkata: “Wahai Muhammad, berikanlah kepadaku harta Allah yang ada padamu!” Beliau menoleh kepada orang Badui itu, sambil tersenyum beliau menyuruh untuk memenuhi permintaan orang Badui itu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Apakah seseorang sudah menghianati kamu, mengejek-ejek  kamu, menipu atau bahkan menghina kamu? 

Tetaplah tenang, maafkan mereka, karena perjalanan hidup kita sangat singkat.

Apapun masalah yang dibuat oleh orang lain kepada kita, mari kita selalu ingat bahwa perjalanan hidup kita sangat singkat.

Tidak seorang pun yang tahu kapan perjalanan hidupnya akan berakhir.

Tidak ada orang yang tahu kapan dia akan tiba di perhentian bus yang berikutnya.   Perjalanan hidup kita bersama sangat singkat.

Mari kita saling memberikan kebahagiaan kepada keluarga dan teman-teman kita.

Mari kita saling menaruh hormat, saling berbuat baik dan saling memaafkan satu dengan yang lain. 

Mari kita isi hidup ini dengan rasa syukur dan bersukacita selalu.

Kalau saya pernah menyakiti hati, saya mohon dimaafkan . 
Bila sahabat atau saudaraku pernah menyakiti hatiku, aku sudah maafkan semua.                           karena perjalanan hidup kita terlalu singkat.

    Baca juga: Belajar Memaafkan 

Tidak mudah memang memaafkan, butuh jam terbang dan teman bertanding. Nah, orang yang kita anggap menyebalkan itu bisa jadi Allah kirimkan untuk melatih diri kita menjadi lebih kuat.

“Yang dinamakan orang kuat adalah bukan orang yang kuat bergulat. Orang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya pada waktu marah.” Demikian sabda Nabi (HR Bukhari dan Muslim)

Satu lagi, ingatlah Firman Allah: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (al-A’raaf: 199)

    Baca juga: Agar  Bisa Bahagia Setiap Hari

Photo Credit: tfwm.org.uk

Jakarta, 26 Shafar 1439 H

Thanks Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu atas ilmunya pagi ini. Dr. Ahmad Dasan, M.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.