Sahabat, pernakah Anda mengalami pertengkaran
dengan seorang sahabat? Kapan terkahir kali Anda bertengar? Bagaimana keadaan
hubungan Anda hingga hari ini dengannya? Sangat manusiawi jika manusia kecewa,
marah, dan kesal dengan orang yang ia anggap sahabat. Tetapi, kisah dua orang
manusia mulia ini mengajarkan kita bagaimana seharusnya pertengkaran itu
berakhir. Mari kita simak kisahnya.
Dari Abu Darda’ radhiyallahu anh, ia bercerita,
“Ketika aku sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
tampak Abu Bakar datang sambil mengangkat bagian bawah pakaiannya hingga
lututnya kelihatan. Melihat hal itu, Nabi berkomentar, “Temanmu ini (yaitu Abu
Bakar) habis bertengkar.”
Tidak lama kemudian, Abu Bakar mengucapkan salam
dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya antara diriku dan Ibn Al-Khaththab
(Umar) terjadi suatu masalah kecil. Aku buru-buru memarahinya tadi, tetapi aku
pun menyesalinya. Karena itulah aku meminta maaf kepadanya, namun ia menolak.
Karena itu pula, aku datang menemuimu (untuk mengadukan masalah ini).”
Beliau shallallahu alaihi wa sallam lalu
bersabda:
يَغْفِرُ اللهُ لَكَ يَا أَبَا بَكْرٍ
“Allah mengampunimu, wahai Abu Bakar.”
Beliau mengatakannya hingga tiga kali.
Sementara di pihak lain, rupanya Umar juga
menyesal karena tidak memaafkan Abu Bakar. Karena itulah ia mendatangi rumah
Abu Bakar dan bertanya kepada keluarganya, “Apa Abu Bakar ada?” Mereka
menjawab, “Tidak ada.”
Maka, Umar pun datang menemui Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dan memberi salam. Melihat kedatangannya, raut
wajah Nabi shallallahu alaihi wa sallam berubah (karena marah) sampai-sampai
Abu Bakar iba kalau-kalau beliau memarahi Umar. Abu Bakar pun berlutut dan
memohon, “Wahai Rasulullah, demi Allah, aku yang telah berbuat zhalim (kepada
Umar).” Abu Bakar mengatakannya hingga dua kali. Dalam kondisi demikian, beliau
bersabda:
إِنَّ اللهَ بَعَثَنِي إِلَيْكُمْ فَقُلْتُمْ: كَذَبْتَ. وَقَالَ أَبُو
بَكْرٍ: صَدَقَ. وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَهَلْ أَنْتُمْ
تَارِكُوا لِي صَاحِبِي
“Allah mengutusku kepada kalian! Lalu kalian
(dulu) mengatakan, “Engkau (wahai Muhammad) berdusta!”, namun Abu Bakar
berkata, “Ia (Muhammad) benar!”. Ia telah melindungiku dengan diri dan
hartanya. Bisakah kalian membiarkan sahabatku ini bersamaku??” (Maksudnya:
tidak melukai hatinya)
Beliau mengatakannya dua kali. Maka, setelah
kejadian itu, Abu Bakar tidak pernah disakiti lagi.”[Shahiih Al-Bukhary, no.
3661]
Dari Ammar bin Yasir radhiyallahu anh, ia
bertutur, “Aku mendapati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (pada masa
awal Islam), sementara tidak ada yang menjadi pengikutnya ketika itu kecuali
lima hamba sahaya, dua perempuan, dan Abu Bakar.”[Shahiih Al-Bukhary, no. 3660]
Ini kisah yang menakjubkan
Dalam persahabatan terkadang ada pertengkaran.
Ada yang marah lalu menyesal dan minta maaf, terkadang ada yang tidak mau
memaafkan. (Ini sangat manusiawi karena mereka tidak maksum)
Tetapi Abu Bakar yang awalnya kesal dan
mengadukan sikap Umar kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam malah iba
melihat sahabatnya (umar) akan dimarahi Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Demikianlah seharusnya sahabat, semarah-marahnya
ia dengan sahabatnya, ia tidak tega sahabatnya dimarah/disakiti. Keduanya
saling menyadari kesalahannya dan menyesal, lalu segera minta maaf.
Dua orang mulia ini mengajarkan kepada kita,
walaupun ada pertengkaran antara kita dan sahabat/ orang yang kita anggap dekat
(keluarga). Tetapi, rasa menyesal dan mudah memaafkan adalah petanda mereka
adalah orang-orang yang kuat hubungannya dengan Allah subhanahu wata'ala.
Ini benar-benar menunjukkan jiwa mereka yang
terlatih dengan takwa.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah
ini.
Tulisan terkait: Belajar Memaafkan
Photo Credit: remajaislam
Tulisan terkait: Belajar Memaafkan
Photo Credit: remajaislam
Jakarta, 2 Rabiul Awal 1439 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.