Kurang
lebih 1,5 milyar Jumlah umat Islam atau sepertiga penghuni bumi ini, tersebar
di berbagai negara, baik di negera-negara Islam maupun non Islam. Mengacu
pada tingkat kesuburan perempuan Muslim yang saat ini mencapai 3,1 bayi per
perempuan, jumlah populasi kaum Muslim di dunia pada 2050 akan meningkat
sebanyak 70%, menjadi 2,8 miliar orang atau 30% dari penduduk Bumi. Jumlah
tersebut sekaligus menyamai populasi umat Kristen di dunia. Selain itu kaum
Muslim juga akan mewakili sebanyak 10% dari total populasi penduduk Eropa.
Namun sangat disayangkan jumlah yang begitu besar ini tidak dibarengi dengan kualitasnya. Hampir semua negara Islam bergantung pada negara barat, sehingga berdampak pada kurang pengaruhnya peranan kaum muslimin dalam kondisi politik dunia. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, umat Islam di berbagai negara hanya menjadi objek segala kepentingan barat, merekalah penentu segala kebijakan, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan bahkan agama.
Namun sangat disayangkan jumlah yang begitu besar ini tidak dibarengi dengan kualitasnya. Hampir semua negara Islam bergantung pada negara barat, sehingga berdampak pada kurang pengaruhnya peranan kaum muslimin dalam kondisi politik dunia. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, umat Islam di berbagai negara hanya menjadi objek segala kepentingan barat, merekalah penentu segala kebijakan, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan bahkan agama.
Ketika
mata dan pikiran kita di bombardir dengan informasi dari berbagai media, baik
elektronik maupun cetak. Ketika orang benar dikriminalisasikan, yang salah
merasa nyaman dengan kesalahannya. Kudeta, konflik yang tidak berkesudahan di
berbagai belahan dunia (Khususnya negara-negara yang mayoritas berpenduduk
islam). Di tengah berbagai fenomena itulah hendaknya kita kembali bertanya, apa
problematika yang sebenarnya sedang dihadapi umat islam saat ini?
Sesungguhnya
problema yang dihadapi umat Islam pada saat ini bersumber dari berbagai
pengaruh negatif yang dipropagandakan musuh di tengah umat Islam.
Pengaruh-pengaruh negatif itu belakangan sukses meracuni pola pikir umat Islam,
akidah dan akhlak mereka. Musuh senantiasa melakukan segala upaya untuk
mempengaruhi umat Islam.
Ada pun
yang menjadi beban pikiran kita dalam persoalan akhir-akhir ini adalah apa yang
menimpa para ulama kita. Tidak bisa dipungkiri, para ulama seolah lambat dalam
menyikapi persoalan yang membelit umat. Mereka kurang sigap dalam mengemban
tugas dakwah dan mengentaskan umat manusia dari ketidak-tahuan. Wawasan mereka
sempit tatkala berinteraksi dengan kelompok di luar mereka sehingga tidak ada
ikatan kerja sama yang erat di antara para ulama.
Allah
telah mengingatkan dalam al-Quran surah al-Afaal ayat 46: “Dan janganlah kamu
berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu
dan bersabarlah sesungguhnya Allah bersama orang-orang sabar". Kemudian
dalam surah ar-Rum ayat 32: “Yaitu orang yang memecah agama mereka dan mereka
menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan meresa bangga dengan apa yang ada
pada diri mereka.”
Di dua
ayat di atas Allah Ta’ala menyitir kelemahan umat akibat berbantah-bantahan dan
pengelompok-pengelompokan. Memang berbantah-bantahan akibat pendapat-pendapat
dalam menghadapi berbagai persoalan umat mau tidak mau harus kita akui
merupakan salah satu faktor kelemahan umat.
Ketidaksepahaman terhadap penanganan suatu masalah, seringakali menjadi hal yang memecah kekuatan umat. Biasanya orang-orang yang berbeda pendapat membuat kelompok-kelompok, jama’ah-jama’ah dan partai-partai sendiri, di mana satu dengan lainnya merasa bangga dengan kelompoknya dan kemudian menyerang dan menyudutkan kelompok yang lain. Sehingga nampaklah seperti sekarang ini, umat Islam tercerai berai dengan kepentingan masing-masing.
Ketidaksepahaman terhadap penanganan suatu masalah, seringakali menjadi hal yang memecah kekuatan umat. Biasanya orang-orang yang berbeda pendapat membuat kelompok-kelompok, jama’ah-jama’ah dan partai-partai sendiri, di mana satu dengan lainnya merasa bangga dengan kelompoknya dan kemudian menyerang dan menyudutkan kelompok yang lain. Sehingga nampaklah seperti sekarang ini, umat Islam tercerai berai dengan kepentingan masing-masing.
Sebagian
besar ulama Ahlussunnah Waljamaah
hanya berfokus pada hal-hal yang tidak terlalu penting namun cukup banyak
menyita perhatian sebagian orang. Mereka terlalu jauh menyikapi polemik yang
sebetulnya sengaja dikondisikan oleh para musuh. Akibatnya, setiap ulama
bersikap dan bertindak sesuai persepsi masing-masing. Mereka pun mengabaikan
upaya serius untuk memahami apa yang ada di balik permasalahan itu.
Oleh
karena itu, pada kesempatan ini para ulama yang memiliki pemikiran yang tajam tentu
akan menyarankan agar alim-ulama kembali
serius dan fokus dengan tugas utama kita yang diamanahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya.
Sebetulnya
ada warning (peringatan) dari Allah SWT dan Rasul-Nya terkait
fenomena kekinian yang mesti segera kita respon. Setiap kali kita menunda dan
mengabaikan tugas dakwah, maka kita akan dikacaukan oleh keruwetan yang sengaja
direkayasa oleh para perusak bumi (musuh Islam). Para perusak bumi itu
senantiasa memprovokasi umat Islam dengan semua problema yang muncul silih
berganti. Terkadang mereka memperkeruh suasana dengan isu moral, isu akidah dan
sebagainya. Semua orang, termasuk umat Islam yang awam pun, akhirnya seakan
tersentak dan ikut-ikutan sibuk menyikapinya. Ketika satu isu diangkat, reaksi
langsung bermunculan.
Seminar,
diskusi publik dan sebagainya diadakan demi merespon isu itu, akan tetapi semua
itu tidak memberikan solusi berarti atau melahirkan sikap yang serius untuk
menyelesaikannya. Kemudian muncullah masalah-masalah baru sehingga mereka lupa
masalah yang lama. Padahal mereka sudah membuat muktamar dan menyatakan sikap
di media massa, tapi tetap saja belum bisa menuntaskan persoalan. Begitu
seterusnya hingga akhirnya kita semua terjebak oleh kesibukan yang direkayasa
oleh musuh-musuh Allah. Demikianlah konsekuensi logis yang harus kita terima
karena kurangnya perhatian kita terhadap tugas yang diembankan Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya.
Tidak
ada posisi netral menghadapi kondisi saat ini. hanya ada dua pilihan: Haq atau
bathil, surga atau neraka, hendaknya kita menjadi pemain daripada penonton.
Apalagi menonton yang sudah di setting
oleh musuh-musuh Allah yang tidak suka ketika kita bersatu dan teguh berada di jalan-Nya.
Yuk,
jadi muslim yang tidak hanya sholih tapi juga muslim yang mensholihkan orang
lain.
Mari
kita fokuskan seluruh energi pikiran, tenaga, hati, harta, dan semua kenikmatan
yang Allah anugerahkan untuk melaksanakan sesuai kemampuan kita semua yang
Allah dan Rasul-Nya perintahkan dan menjauhi sekuat tenaga semua perkara
yang dilarang. Atas izin-Nya, pertolongan-Nya akan hadir di tengah-tengah umat
manusia.
Photo Credit: Khazanah.Republika
Photo Credit: Khazanah.Republika
Jakarta,
28 Shafar 1439 H
Hamba
Allah yang Mengharapkan Ridho dan Ampunan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.