Jumat, 17 November 2017

Apa Sebenarnya Problematika yang dihadapi Umat Islam saat ini?

Kurang lebih 1,5 milyar Jumlah umat Islam atau sepertiga penghuni bumi ini, tersebar di berbagai negara, baik di negera-negara Islam maupun non Islam. Mengacu pada tingkat kesuburan perempuan Muslim yang saat ini mencapai 3,1 bayi per perempuan, jumlah populasi kaum Muslim di dunia pada 2050 akan meningkat sebanyak 70%, menjadi 2,8 miliar orang atau 30% dari penduduk Bumi. Jumlah tersebut sekaligus menyamai populasi umat Kristen di dunia. Selain itu kaum Muslim juga akan mewakili sebanyak 10% dari total populasi penduduk Eropa.

Namun sangat disayangkan jumlah yang begitu besar ini tidak dibarengi dengan kualitasnya. Hampir semua negara Islam bergantung pada negara barat, sehingga berdampak pada kurang pengaruhnya peranan kaum muslimin dalam kondisi politik dunia. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, umat Islam di berbagai negara hanya menjadi objek segala kepentingan barat, merekalah penentu segala kebijakan, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan bahkan agama.

Ketika mata dan pikiran kita di bombardir dengan informasi dari berbagai media, baik elektronik maupun cetak. Ketika orang benar dikriminalisasikan, yang salah merasa nyaman dengan kesalahannya. Kudeta, konflik yang tidak berkesudahan di berbagai belahan dunia (Khususnya negara-negara yang mayoritas berpenduduk islam). Di tengah berbagai fenomena itulah hendaknya kita kembali bertanya, apa problematika yang sebenarnya sedang dihadapi umat islam saat ini?

Sesungguhnya problema yang dihadapi umat Islam pada saat ini bersumber dari berbagai pengaruh negatif yang dipropagandakan musuh di tengah umat Islam. Pengaruh-pengaruh negatif itu belakangan sukses meracuni pola pikir umat Islam, akidah dan akhlak mereka. Musuh senantiasa melakukan segala upaya untuk mempengaruhi umat Islam.

Ada pun yang menjadi beban pikiran kita dalam persoalan akhir-akhir ini adalah apa yang menimpa para ulama kita. Tidak bisa dipungkiri, para ulama seolah lambat dalam menyikapi persoalan yang membelit umat. Mereka kurang sigap dalam mengemban tugas dakwah dan mengentaskan umat manusia dari ketidak-tahuan. Wawasan mereka sempit tatkala berinteraksi dengan kelompok di luar mereka sehingga tidak ada ikatan kerja sama yang erat di antara para ulama.

Allah telah mengingatkan dalam al-Quran surah al-Afaal ayat 46: “Dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah sesungguhnya Allah bersama orang-orang sabar". Kemudian dalam surah ar-Rum ayat 32: “Yaitu orang yang memecah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan meresa bangga dengan apa yang ada pada diri mereka.”

Di dua ayat di atas Allah Ta’ala menyitir kelemahan umat akibat berbantah-bantahan dan pengelompok-pengelompokan. Memang berbantah-bantahan akibat pendapat-pendapat dalam menghadapi berbagai persoalan umat mau tidak mau harus kita akui merupakan salah satu faktor kelemahan umat. 

Ketidaksepahaman terhadap penanganan suatu masalah, seringakali menjadi hal yang memecah kekuatan umat. Biasanya orang-orang yang berbeda pendapat membuat kelompok-kelompok, jama’ah-jama’ah dan partai-partai sendiri, di mana satu dengan lainnya merasa bangga dengan kelompoknya dan kemudian menyerang dan menyudutkan kelompok yang lain. Sehingga nampaklah seperti sekarang ini, umat Islam tercerai berai dengan kepentingan masing-masing.

Sebagian besar ulama Ahlussunnah Waljamaah hanya berfokus pada hal-hal yang tidak terlalu penting namun cukup banyak menyita perhatian sebagian orang. Mereka terlalu jauh menyikapi polemik yang sebetulnya sengaja dikondisikan oleh para musuh. Akibatnya, setiap ulama bersikap dan bertindak sesuai persepsi masing-masing. Mereka pun mengabaikan upaya serius untuk memahami apa yang ada di balik permasalahan itu.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini para ulama yang memiliki pemikiran yang tajam tentu akan menyarankan agar alim-ulama  kembali serius dan fokus dengan tugas utama kita yang diamanahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya.

Sebetulnya ada warning (peringatan) dari Allah SWT dan Rasul-Nya terkait fenomena kekinian yang mesti segera kita respon. Setiap kali kita menunda dan mengabaikan tugas dakwah, maka kita akan dikacaukan oleh keruwetan yang sengaja direkayasa oleh para perusak bumi (musuh Islam). Para perusak bumi itu senantiasa memprovokasi umat Islam dengan semua problema yang muncul silih berganti. Terkadang mereka memperkeruh suasana dengan isu moral, isu akidah dan sebagainya. Semua orang, termasuk umat Islam yang awam pun, akhirnya seakan tersentak dan ikut-ikutan sibuk menyikapinya. Ketika satu isu diangkat, reaksi langsung bermunculan.

Seminar, diskusi publik dan sebagainya diadakan demi merespon isu itu, akan tetapi semua itu tidak memberikan solusi berarti atau melahirkan sikap yang serius untuk menyelesaikannya. Kemudian muncullah masalah-masalah baru sehingga mereka lupa masalah yang lama. Padahal mereka sudah membuat muktamar dan menyatakan sikap di media massa, tapi tetap saja belum bisa menuntaskan persoalan. Begitu seterusnya hingga akhirnya kita semua terjebak oleh kesibukan yang direkayasa oleh musuh-musuh Allah. Demikianlah konsekuensi logis yang harus kita terima karena kurangnya perhatian kita terhadap tugas yang diembankan Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya.

Tidak ada posisi netral menghadapi kondisi saat ini. hanya ada dua pilihan: Haq atau bathil, surga atau neraka, hendaknya kita menjadi pemain daripada penonton. Apalagi menonton yang sudah di setting oleh musuh-musuh Allah yang tidak suka ketika kita bersatu dan teguh  berada di jalan-Nya.

Yuk, jadi muslim yang tidak hanya sholih tapi juga muslim yang mensholihkan orang lain.

Mari kita fokuskan seluruh energi pikiran, tenaga, hati, harta, dan semua kenikmatan yang Allah anugerahkan untuk melaksanakan sesuai kemampuan kita semua yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan dan menjauhi sekuat tenaga semua perkara yang dilarang. Atas izin-Nya, pertolongan-Nya akan hadir di tengah-tengah umat manusia.

Photo Credit: Khazanah.Republika

Jakarta, 28 Shafar 1439 H
Hamba Allah yang Mengharapkan Ridho dan Ampunan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.