REPUBLIKA.CO.ID,
ISTANBUL -- Sebanyak 57 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di
Istanbul, Turki menyatakan bahwa mereka mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu
kota negara Palestina. Dalam pertemuan puncak luar biasa OKI, mereka juga
mengajak negara-negara lain untuk mengikuti deklarasi tersebut.
"Kami
menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Negara Palestina dan mengundang
semua negara untuk mengakui Negara Palestina dan Yerusalem Timur sebagai ibu
kotanya," menurut pernyataan resmi usai pertemuan puncak luar biasa
tersebut, dikutip Turkish Minute, Rabu (13/12).
Presiden
Turki Recep Tayyip Erdogan yang juga menjadi presiden OKI saat ini, mengecam
keputusan Amerika Serikat (AS) untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel
dan juga tindakan pemerintah Israel.
"Yerusalem
akan selalu menjadi ibu kota Palestina. Saya menyatakan sekali lagibahwa
Yerusalem adalah garis merah kami. Haram al-Sharif, dengan 144 hektar tanahnya,
Masjid Al-Aqsa dan Kubbet ul-Sahra, selamanya akan menjadi milik umat
Islam," kata dia.
Setelah
Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa dia mengakui Yerusalem sebagai ibu
kota Israel pada 6 Desember, beberapa negara anggota OKI termasuk Turki
mengecam keputusan tersebut. dan juga meminta OKI untuk mengadakan sebuah
pertemuan luar biasa di Istanbul untuk menyampaikan sebuah reaksi bersama.
Presiden
PalestinaMahmoud Abbas, Presiden Iran Hassan Rouhani, Emir Qatar Al Thani, dan
RajaYordania Abdullah II adalah salah satu pemimpin paling menonjol yang hadir
di konferensi tingkat tinggi tersebut. sedangkan Arab Saudi hanya diwakili oleh
menteri urusan Islam negara tersebut.
Photo
credit:merdeka
Sumber:republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Semoga langkah Anda hari ini membawa semangat baru untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijak. Saya menghargai setiap dedikasi dan perjalanan Anda. Sampai kita berjumpa kembali, dalam tulisan atau kehidupan nyata.