Kamis, 07 Desember 2017

Apa Yang Kamu Banggakan?

Di dalam kitab At-Taisir fi Ushul wat-Tijahatit-Tafsir disebutkan perumpamaan orang Muslim yang tidak mengetahui tafsir kitab sucinya dengan orang yang mengetahui dan mendalaminya:

إياس بن معاوية في فضل التفسير قال: مثل الذين يقرءون القرآن وهم لا يعلمون تفسيره كمثل قوم جاءهم كتاب من ملكهم ليلا وليس عندهم مصباح فتداخلهم روعة، ولا يدرون ما في الكتاب، ومثل الذي يعرف التفسير كمثل رجل جاءهم بمصباح فقرءوا ما في الكتاب)

Iyas bin Mu'awiyah berkata tentang keutamaan tafsir, "Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur'an namun tidak mengetahui tafsirnya seperti sekumpulan orang yang mendapat kiriman surat dari rajanya pada malam yang gelap, namun mereka tidak mempunyai lampu. Sudah barang tentu tubuh mereka pun gemetaran karena tidak tahu apa isi surat tersebut. Sedangkan perumpamaan orang yang mengetahui tafsir, seperti sekumpulan orang yang mendapat kiriman surat dan punya lampu, sehingga mereka tahu apa isi surat tersebut.

Manfaat yang dapat dipetik:

1. Membaca Al-Qur'an tentu saja bagus walau qira'ahnya belepotan. Lebih bagus lagi andai meningkat menjadi tartil yang berdasarkan kaidah-kaidah tajwid. Lebih bagus lagi jika meningkat lagi paduan antara tilawan dan tartil atau membacanya secara berkelanjutan. Lebih bagus lagi jika meningkat lagi dengan memadukan sebelumnya dengan pemahaman maknanya dan juga tafsirnya. Lebih bagus lagi jika semua itu dipadu dengan khidmah mengajarkannya kepada orang lain.

Baca juga: Pengaruh Al-Qur'an di dalam Diri dan Masyarakat

2. Muslim yang tidak memahami ayat-ayat Al-Qur'an seperti orang yang terkurung dalam ruang yang gelap. Lalu datang perintah untuk melakukan ini dan itu. Namun dia tidak dapat mengetahui apa perintah tersebut. Linglung.

3. Wahai saudaraku yang seiman, pelajarilah kitab sucimu sampai engkau dapat memahami isinya dan kandungannya. Jangan utamakan belajar ilmu-ilmu yang lain sebelum ilmu kitabmu.

4. Duniamu sudah ditakdirkan Allah menjadi sesuatu yang menggodamu dan menjadi kebanggaanmu. Hartamu, keluargamu, titelmu, ilmu duniamu sudah barang tentu membuatmu tersanjung melayang ke langit tinggi karena itu at-tafakhur bainakum. Lalu kapan kamu bangga dengan penguasaanmu terhadap ilmu kitab sucimu?

Baca juga: Jalan Ketiga dan Delapan Alasan Al-Qur'an akan Menguasai Dunia Kembali

5. Andai saat itu kamu tersanjung dan mendapat nilai at-tafakhur az-za'idah dengan ilmumu, tidak ada kata terlambat untuk mengunggulinya dengan kebanggaanmu menguasai ilmu kitab sucimu

Jazakaulloh Khoiron Katsiro Pencerahannya Pagi ini Ustadz KATHUR SUHARDI

* Foto di atas saya ambil di Masjid Al-Fithroh, Jatinegara (112) malam 212 2017. Sebuah pemandangan yang tidak biasa, baik guru maupun santrinya. Anak-anak mengaji iqro, itu sudah biasa dan banyak terjadi. tetapi, jika ada dalam suatu majelis bapak-bapak yang mengaji ini baru ruuar biasa. Mereka rata-rata adalah para pedangan yang menyempatkan waktunya untuk mengaji dari maghrib sampai isya. (Peserta Menggunakan Metode UMMI). Salah satu gurunya, Pak Saefulahya menuturkan ini adalah salah satu efek 212 tahun lalu.Ternyata, Aksi 212 banyak melahirkan generasi yang mencintai ilmu,  beriman dan berani.

Baca juga: 10 Pelajaran dan Hikmah dari Aksi Bela Islam III 212

Jakarta,  18 Rabiul Awal 1439 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.