Ma’asyirol muslimin jamaah sholat jum’at yang dirahmati Allah
Mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan
melaksanakan semua perintah yang telah Allah jelaskan dalam Al-Qur’anul Karim
dan dijelaskan pula oleh Rosululloh Saw dalam hadist beliau.
Pada waktu yang sama kita juga harus
bisa meninggalkan apa saja larangan Allah SWT yang dijelaskan dalam Al-Qur’anul
Karim dan dijelaskan pula oleh Rosululloh Saw. Dalam hadist atau sunnah beliau
dengan demikian InsyaAllah kualitas Taqwa kita semakin baik dan maksimal.
Derajat kemuliaan yang Allah janjikan bagi orang-orang yang bertaqwa InsyaAllah
bisa kita raih sebagaimana janji Allah innaaqromakum’indaulloh atsqoqum
(Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu adalah orang yang paling baik
takwanya kepada Allah) (Q.S. Al-Hujurat: 13)
Kemudian Sholawat dan salam kita bacakan untuk nabi kita
Muhammad SAW. Rosululloh terakhir, tidak ada lagi nabi atau rosul setelah
beliau. Kalau ada orang atau kelompok yang mengklaim ada nabi dan rosul setelah
Nabi Muhammad Saw ketahuilah itu adalah klaim kebohongan, tidak boleh kita
yakini, tidak boleh kita ikuti karena akan merusak dua kalimat syahadat kita
Asyhaduallailahaillaulloh waasyhaduannamuhammadarrosululloh.
Kaum muslimin rohimakumulloh,
Salah satu nikmat yang diberikan Alloh swt kepada kita
adalah nikmat penyesalan. Kita menyesal dari apa yang kita lakukan, atau dari
apa yang kita tinggalkan. Atau dari kesalahan yang kita lakukan atau dari
sesuatu yang belum sempurna kita laksanakan. Nikmat penyesalan ini dimiliki
oleh semua manusia. Khususnya manusia yang cerdas, manusia yang ingin selalu
meningkatkan kualitas dirinya, baik kualitas duniwinya apalagi kualitas
ukhrawinya.
Oleh karena itu, penyesalan ini ada yang bersifat baik yang
akan memberikan kebaikan kepada orang yang melakukannya. Tetapi ada juga yang
tidak bisa bermanfaat baginya penyesalan itu. Oleh karena itu, kalau kita
melihat AL-Qur’anul Karim, Al-Qur’an menjelaskan paling tidak ada tiga bentuk
penyesalan yang terjadi di dalam diri manusia.
Pertama, penyesalan ketika dia masih hidup di dunia.
Penyesalan ini tergantung kepada orangnya. Kalau orangnya
ahli dunia, dia akan menyesal ketika dia kehilangan dunia atau ketika ia tidak
mendapatkan seperti yang ia targetkan dari dunia ini. Atau jika dia ahli
akhirat, orientasi hidupnya akhirat, dia akan selalu menyesal di dalam
hidupnya, kenapa ia tidak bisa berbuat lebih banyak lagi dan lebih maksimal
lagi terhadap amal soleh yang ia lakukan.
Kalau yang menyesal itu orang beriman, biasanya ia akan
menyesal terhadap apa saja kelemahan-kelemahan dirinya, kekurangan-kekurangan
dirinya terkait dengan iman dan amal sholeh. Tentu dua hal ini akan menjadi
standar baginya. Ia akan selalu mengoreksi keimaannya dari hari ke hari, dari
pekan-ke pekan dari bulan ke bulan karena ia akan mendekati ajalnya. Karena ia
tidak mau menyesal ketika ajal tiba. Ia akan selalu mengoreksi dan memperbaiki
amal sholehnya, kenapa dulu dimasa mudanya dia buang waktu habis untuk percuma
bahkan untuk maksiat dan kemungkaran dia menyesal.
Solusinya adalah bertaubat
kepada Alloh swt dan ini selesai.
Kemudian solusi berikutnya adalah dengan melipatgandakan
amal sholeh.
Alloh berfirman “kecuali
orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka kejahatan
mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang."
(Q.S.
Al-Furqon: 70)
Dengan amal sholeh itu
Artinya Alloh akan hapus amal-amal keburukannya, dan Alloh akan nilai dengan
baik amal-amal kebaikannya, manja abil hasanahti falahu ‘asru amtsaliha (bahkan
satu kebaikannya akan dinilai Alloh swt sepuluh kali lipat).
Orang-orang beriman
yang cerdas kata rosululloh saw adalah orang yang selalu bisa mengevaluasi
diri, bisa selalu mengendalikan diri, dan berbuat untuk yang setelah mati. Al
kaitsu mandana nafsahu wa’amila lima ba’dalmaut. Ini kata Rosul Saw (jadi orang
mukmin yang cerdas bukanlah orang mukmin yang tidak pernah bersalah, bukan
orang mukmin yang tidak pernah berdosa, tapi orang mukmin yang selalu mencoba
semaksimal mungkin hidup didasari syariat Alloh aturan Muhammad Saw, kalau ada
kesalahan dia kembali segera bertaubat
Dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
(Q.S. Ali-Imran: 135)
Orang mukmin yang cerdas ketika dia terjebak melakukan satu
maksiat, satu kesalahan, satu kelemahan, satu kekurangan, dia akan segera ingat
Alloh, dan istighfar minta Ampun kepada Alloh agar Alloh ampunkan semua
kesalahan dan kelemahannya itu. Alloh pasti ampunkan.
Watubu ilaullohi jami’an ayyuhal mu’minun la’allakum
tuflihun. Bahkan Alloh menyarankan kita semua orang beriman harus bertobat
kepada Alloh ta’ala
Bahkan Rosululloh saw mengatakan kullu bani adam khotto, wa
khoiru khottoina tawwabun (Setiap manusia bersalah, dan sebaik-baik orang
bersalah adalah yang kembali kepada Alloh (bertobat kepada Alloh)
Tentulah penyesalan seperti ini bermanfaat. Kenapa? Karena
masih ada waktu bagi kita untuk memperbaiki diri, Cuma sayang kita lihat,
persoalan-persoalan duniawi yang telah melilit pikiran dan hati kita melupakan
kita untuk menyesali kelemahan-kelemahan kita, sehingga hidup ini berjalan
begitu saja di atas kelemahan demi kelemahan, berjalan begitu saja di atas
kesalahan demi kesalahan, di atas dosa demi dosa, satu, dua, tiga, empat, lima
dosa terus berjalan. Katakanlah dosa makan riba dosa sistem ekonomi kita
jalankan terus dan tidak pernah kita evaluasi. Dan banyak lagi dosa-dosa yang
lain yang barangkali sebagian masyarakat tidak mengganggap dosa karena sudah
terbiasa.
Dosa sebesar apapun kalau sudah terbiasa, dia tidak akan ada
lagi getaran dalam diri kita untuk merasa ini sebuah kesalahan, dan ini adalah
orang yang sudah mati hatinya, keras hatinya (balkasat qulubuhum) bahkan hati
mereka sudah keras, bahkan lebih keras dari batu kata Alloh swt.
Oleh karena itu, kaum muslimin rahimakumulloh
Istighfar dan bertobat ini adalah salah satu cara
melembutkan hati kita. sehingga kita bisa mendeteksi kelemahan, kekurangan,
dosa-dosa yang kita lakukan, sehingga kita bisa bersegera bertobat kepada Alloh
swt. Kita menyesal atas segala kelemahan-kelemahan yang terjadi sejak kita aqil
baligh sampai hari ini, sampai detik ini, katakanlah kelemahan hadir sholat
jumat, sholat jum’at itu harus hadir sebelum khotib naik mimbar, kalau hadir
setelah khotib naik mimbar, malaikat tidak catat lagi. Itu kelemahan yang harus
kita perbaiki, kita lihat di masyarakat datang ke masjid, setelah khatib naik
mimbar, bahkan kadang-kadang setelah khutbah ke dua, itu percuma, tidak dicatat
Alloh swt. Itu perlu diperbaiki.
Kelemahan kita untuk tidak sholat berjamaah harus kita
perbaiki, masjid kita bangun untuk sholat, bukan untuk bermegah-megah, bukan
untuk bernikmat-nikmat, bernyaman-nyaman kita, kita pasang ac. Untuk didatangi
minimal lima kali dalam sehari, dan ini perlu kita koreksi jamaah sekalian
rohimakumulloh. Itulah bedanya gereja dengan masjid, kalau gereja sekali
sepekan mungkin cukup, kalau masjid minimal bagi laki-laki yang aqil baligh,
sehat, tidak musafir dan sebagainya minimal lima kali sehari semaksimal mungkin
ia bisa hadir di masjid untuk sholat berjamaah.
Inilah cara kita kaum muslimin rohimakumulloh,
Penyesalan ini harus kita tanamkan, kenapa kita tidak bisa
maksimal dalam menjalankan agama Alloh ini, padahal semakin maksimal kita
menjalankan agama Alloh in,i semakin bahagia kita. semakin kita rasakan
ketenangan dalam hidup ini dan Alloh kucurkan rahmat dan nikmat-Nya dan
sakinah-Nya kepada kita. begitu juga dengan syariat-syariat Alloh dan
sunnah-sunnah rosululloh yang lain.
Kemudian kaum muslimin rohimakumulloh,
(Penyesalan kedua)
Manusia itu akan menyesal ketika mati, penyesalan ketika mati tidak ada guna
lagi, kenapa menyesal setelah mati? Yang kafir menyesal kenapa dia kafir,
kenapa dia tidak beriman sebelum mati? Yang beriman menyesal kenapa dia tidak
perbaiki keimanannya? Yang sudah baik imannya menyesal, kenapa tidak beramal
sholeh dengan banyak? Bahkan orang yang beramal sholeh dan beriman dengan baik
pun menyesal, kenapa tidak semua hidupnya dia gunakan di jalan Alloh swt?
Innasholati wanusuki wamayahya wamamati lillahhi
robbil’alamin
Dalam hal ini Alloh swt menjelaskan
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka
itulah orang-orang yang rugi.
(Q.S.
Al-Munafiqun: 9)
Kapan dia merasa
merugi? Ketika ia mati.
“Dan belanjakanlah
sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
shaleh?"
(Q.S.
Al-Munafiqun: 10)
Tapi Alloh jawab,
“Dan Allah sekali-kali
tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S.
Al-Munafiqun: 11)
Coba kaum muslimin
rohimakumulloh,
Al-imam ibnu katsir
dalam tafsirnya menjelaskan setiap orang beriman menyesal, berdasarkan ayat
ini, kenapa dia menyesal? Karena
sebenarnya, antara waktu yang Alloh berikan kepada dia, potensi yang Alloh
berikan kepada dia ketika dia hidup, nikmat yang Alloh berikan kepada dia
hidup, dia bisa membawa bekal sebanyak-banyaknya untuk kampung abadinya
akhirat.
Tapi karena dunia
melalaikan, karena pekerjaan kita melalaikan, anak melalaikan, keluarga
melalaikan, istri melalaikan, pangkat melalaikan lalu kita terlena dengan itu.
Dan itu dirasakan penyesalannya ketika kita mati, Ya Alloh barangkali Engkau
bisa undurkan kematian walaupun hanya satu detik, satu jam, setengah jam, saya
akan menginfakkan semua harta saya, saya akan sholat di masjid, saya akan baca
Al-Qur’an, saya akan ikuti pengajian, saya akan pelajari sunnah rosul-Mu.
Macam-macam alasan yang kita berikan kepada Alloh.
Alloh sudah memutuskan
sudah tidak ada guna lagi peyesalan ini ketika sakratul maut tiba, karena ini
sudah sunnahtulloh (keputusan Alloh yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa
pun dan oleh apapun sebabnya)
Kaum Muslimin
Rohimakumulloh,
Kalau sudah mati kita
menyesal, inilah penyesalan yang tidak ada gunanya. Oleh karena itu, sekarag
kita sesali diri kita. kenapa kita tidak sholat fardhu di masjid lima kali
sehari, kenapa saya tidak berinfaq banyak-banyaknya di jalan Alloh swt? Kenapa
tidak saya gunakan nikmat yang Alloh berikan, nikmat ilmu yang Alloh berikan
kepada saya, nikmat sehat yang Alloh berikan, nikmat masjid tempat kita
beribadah yang Alloh berikan kepada kita kenapa tidak kita gunakan semaksimal
mungkin di jalan Alloh ta’ala untuk melipatgandakan amal perbuatan kita untuk
kepentinga akhirat kita.
Sebelum kematian tiba
masih ada waktu bagi kita, tapi kita tidak tahu, apakah setelah keluar dari
masjid ini ada jaminan untuk kita masih bisa meneruskan sisa hidup ini?
Kalaulah sekiranya para malaikat Alloh ta’ala datang mengabarkan kepada kita,
wahai fulan, wahai ailan, umur kalian tinggal sampai ashar. Kalaulah berita itu
sampai tentulah kita tidak akan beranjak dari masjid ini, kita akan sujud dan
syukur sepanjang masa, sampai menunggu ajal kita, kita akan baca Al-Qur’an,
kita akan beristghfar, kita akan berdoa, kita akan minta ampun, dan sebagainya.
Tapi sayang, ajal Alloh rahasiakan, agar apa? Agar kita siap selalu menjemput
ajal itu, siap selalu menanti kematian itu, karena kematian yang datang bukan
kita yang mencari kematian.
Kemudian, penyesalan
ketiga, kaum muslimin rahimakumulloh.
Alloh ceritakan nanti
di akhirat orang-orang akan menyesal, bahkan orang-orang kafir sangat menyesal,
bahkan sampai-sampai mereka mengatakan : wayakulul kafiru yalaitani kuntum
turoba. (sekiranya dulu aku diciptakan Alloh sebagai tanah saja), tidak sempat
jadi manusia, tentu tidak akan ada pertanggung jawaban. Tapi tidak, kafir, mukmin,
munafiq, ingkar, taat, siapapun dia kita telah jadi manusia. Setiap nikmat yang
Alloh berikan kepada kita akan Alloh mintai pertanggungjawaban.
Nikmat
AL-Qur’an, sudahkah kita jadikan Al-Qur’an the way of life kita (jalan hidup
kita), nikmat sunnah rosul saw akan dipertanyakan, sudahkah sunnah rosul kita
jadika guiden (Pemandu) hidup kita, syariat Alloh al islam, kesehatan kita,
semuaya akan Alloh tanyakan. Tsumma latusalunna yaumaidzin ‘aninna’im (kemudian
kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan).
Alloh
jelaskan dalam Al-Qur’an : nanti di hari kiamat bumi ini akan pecah, langit
akan hancur, ketika itu malaikat akan diturunkan (almulku yaumaizil haqqu
lirrohman) pada hari itu, kerajaan mutlak, yang benar di tangan Alloh yang maha
Rahman. Tidak akan ada lagi orang yang mengaku jadi raja ketika itu (wakana
yauman ‘alal kafirin ‘asiro) hari itu adalah sangat sulit bagi orang-orang
kafir. Termasuk juga orang mukmin yang dzolim, orang mukmin yang lalai,
sampai-sampai mereka berkata pada hari itu orang-orang yang zalim, orang-orang
yang ingkar, orang-orang kafir menggigit dua jarinya, artinya apa, menyesal
dengan penyesalan yang luar biasa tiada taranya, dan dia berkata sekirangya aku
dulu mengambil jalan hidup, jalan Rosul saw, yaitu al-Islam.
Oleh
karena itu, kaum muslimin rohimakumulloh.
Hati-hati
memilih jalan hidup, karena kita akan pertaruhkan nanti di akhirat.
Sampai-sampai ia berkata (ya laitani, ya laitani) sekiranya saya tidak jadikan
tokoh si fulan sebagai teladan hidup saya, cukup rosul Muhammad saw sebagai
teladan saya. Kenapa tokoh si fulan dari barat, dari timur, dari selatan, dari
utara yang bukan dapat wahyu dari Alloh ta’ala itu, (Laqod ‘adhollani ‘ani
dzikri ba’daidz ja’ani) mereka hanya bisa menyesatkan saja, menyesatkan saya,
dan menjauhkan saya dari Al-Qur’an setelah Al-Qur’an itu datang (wakana
syaithon lul insani khotula) itulah kerjaannya setan, selalu menciptakan
kehinaan pada manusia, sampai-sampai rosul mengatakan (Ya robb, inna qoumin
ittakhodzu hadzal Qur’ana Mahjuro) ya Robb, kaumku sebelum mereka mati, menjadikan
Al-Qur’an itu ditinggalkan, artiya Al-Qur’an tidak lagi dijadikan sumber
sistem.
Ibnu Qoyyim menjelaskan makna mahjuro : 1) Tidak tekun mendengarnya, 2)
tidak mengindahkan halal dan haramnya, walau dipercaya dan dibaca, 3) tidak
menjadikannya rujukan dalam menetapkan hukum menyangkut ushul al din
(prinsip-prinsip agama) dan rinciannya, 4) tidak berupaya untuk memikirkan dan
memahami apa yang dikehendaki oleh Alloh swt yang menurunkannya, 5) tidak
menjadikannya obat bagi semua penyakit kejiwaan.
Kaum
muslimin rohimakumulloh,
Sekarang
kita hidup jauh dari Al-Qur’an, kita hidup secara individu
dengan Al-Qur’an tetapi sistem pasar, sistem politik, sistem ekonomi, sistem
budaya, hukum dan peraturan, perundang-undangan semuanya cenderung jauh dari
Al-Qur’an. Hati-hati kita, kita akan menyesal nanti di akhirat. Oleh karena
itu, tidak ada lagi nanti cerita, oh ini karena si fulan dulu saya sesat, tidak
ada. Karena setiap orang akan mempertanggungjawabkan apa yang dia yakini dan
apa yang dia lakukan. Memang yang menyesatkan akan mendapat ancaman, tapi yang
disesatkan juga sama-sama mendapat ancaman dari Alloh swt. Ketika yang
disesatkan berkata kepada yang menyesatkan di hari kiamat ya Alloh beri dia dua
kali lipat dari adzab, Alloh jawab tidak. Setiap kalian dapat dobel kenapa?
Yang menyesatkan karena dosa menyesatkannya, kalian yang mengikuti, kenapa mau
mengikuti? Kenapa tidak baca Al-Qur’an, kenapa tidak jadikan Al-Qur’an sebagai
sistem hidup? Kenapa tidak tiru dan teladani rosululloh saw.
Oleh
karena itu, kaum muslimin rohimakumulloh.
Kita
hidup ini bukan hanya habis di dunia. Konsekuensinya ada sampai akhirat,
percaya atau tidak percaya kita Alloh akan minta pertanggung jawaban kepada
kita.
Oleh
karena itu, kaum muslimin rohimakumulloh.
Nikmat
penyesalan ini kita gunakan, sebelum kita menyesal ketika mati. Apalagi
menyesal di akhirat ketika di timbang amal-amal kita di padang mahsyar tentulah
tidak berguna. Dan orang cerdas sekali lagi kata rosululloh saw adalah orang
yang bisa mengevaluasi dirinya dan dia bekerja untuk akhirat. Artinya apa? Dia
akan bekerja untuk hal-hal yang menguntungkan akhiratnya dan menjauhi yang
merugikan akhiratnya. Walaupun semua manusia mengatakan benar, tidak akan perah
dia lakukan, dan tidak akan pernah dia katakan. Dia pertaruhkan nyawa dan
darah, karena pertanggungjawabannya kepada Alloh ta’ala adalah sangat luar
biasa.
Oleh
karena itu, kaum muslimin rohimakumulloh.
Kita
berharap dan bermohon kepada Alloh, semoga Alloh berikan penyesalan ini kepada
kita sebelum kita mati. Di masa Alloh masih berikan kita hidup ini, Alloh
berikan kesehatan, Alloh beri kita kesempatan untuk mengevaluasi diri kita,
mengevaluasi agama kita, sejauh mana kita pahami, dan sejauh mana kita amalkan
perintah-perintah Alloh dan rosululloh saw yang harus kita jawab dengan baik,
yang harus kita laksanakan. Dan larangan-larangan Alloh swt dan rosululloh saw
harus kita tinggalkan, walaupun kata seluruh manusia itu harus dilakukan.
Disampaikan pada khutbah juma'at Masjid Abdulloh Ibnu Umar Perumahan Pinang Mas Kota Bengkulu.
Jum'at, 16 Rabiul Akhir 1436 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.