Rabu, 11 Februari 2015

Kedudukan Ilmu dan Ulama Menurut Sunnah


Tidak sedikit umat muslim yang belum memiliki cara pandang yang utuh tentang keutamaan menuntut ilmu dalam islam. Kesibukan bekerja dan belajar (di sekolah dan kampus) mengakibatkan sebagaian pelajar, mahasiswa, bahkan orang tua mengesampingkan pembelajaran agama islam. padahal di sanalah ruh dan ghiroh dalam membakar semangat seseorang untuk semangat hidup dan beramal.

Banyak hadits-hadits Nabi shalallahu alaihi wa sallam setelah al Qur’an al Karim tentang keutamaan ilmu dan kedudukan para ulama di sisi Allah dan sisi manusia di dunia dan akhirat serta mengangkat para ulama ke tempat yang tinggi yang tidak bisa dipijak oleh kaki dan ditempuh oleh sayap kecuali dengan perantara ilmu.

Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam :

« مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ »

Artinya : “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan maka Allah akan memberikannya pemahaman didalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ ».

Artinya : “Barangsiapa yang berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah mudahkan baginya jalan ke surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah membaca Kitabullah, saling mempelajarinya diantara mereka kecuali mereka dikelilingi oleh malaikat, turun kepadanya ketenangan, diliputi rahmat dan dibanggakan Allah ditengah-tengah makhluk yang ada disisi-Nya.” (HR. Muslim dan Ashabus Sunan)

Disamping itu terdapat peringatan terhadap kebodohan dan orang-orang bodoh berupa kemalangan di dunia dan akhirat.

Umar berkata : 

" أيها النّاسُ ، عليكم بطلب العلم ، فإن لله رداء محبة ، فمن طلب باباً من العلم ، ردّاه الله بـردائه ذاك "

Artinya : “Wahai manusia, hendaklah kalian menuntut ilmu. Sesungguhnya Allah memiliki selendang kecintaan. Maka barangsiapa menuntut satu pintu dari ilmu maka Allah kenakan kepadanya selendang itu.” (Jami’ Bayan al Ilmi, Ibnu Abdil Barr 1/70)

" ألا أدلّك على ما هو خير لك من الجهاد ؟ تبني مسجداً تعلم فيه القرآن ، وسُنن النبي صلى الله عليه وسلم ، والفقه في الدين "

Seseorang bertanya kepada Ibnu Abbas tentang jihad dan beliau menjawab : “Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik bagimu dari jihad ? Engkau bangun masjid lalu engkau ajarkan didalamnya al Qur’an, sunnah-sunnah Nabi shalallahu alaihi wa sallam  dan pemahaman didalam agama.” (Jami’ Bayan al Ilmi, Ibnu Abdil Barr 1/73 – 74)

Al Hasan berkata : “Kalau bukan karena ulama pastilah manusia seperti binatang ternak.”

وقال يحيى بن معاذ : العلماء أرحم بأمة محمد صلى الله عليه وسلم من آبائهم وأمهاتهم ، قيل : وكيف ذلك ؟ قال : لأن آباءهم وأمهاتهم يحفظونهم من نار الدنيا ، وهم يحفظونهم من نار الآخرة

Yahya bin Muadz berkata : “Ulama adalah umat Muhammad shalallahu alaihi wa sallam yang lebih disayangi daripada bapak dan ibu mereka.’ Beliau ditanya : ‘Bagaimana demikian?” Beliau menjawab : “Karena bapak dan ibu mereka menjaga mereka dari api dunia sementara mereka menjaga mereka dari api neraka.”

وقال الإمام أحمد بن حنبل : حاجة الإنسان إلى العلم أكثر من حاجته إلى الطعام والشراب .

Imam Ahmad bin Hambal berkata : “Kebutuhan manusia kepada ilmu lebih banyak daripada kebutuhannya daripada makan dan minum.” 

Kenapa? Karena makan paling kita butuhkan 2-3 kali sehari, tetapi kita membutuhkan ilmu mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. setiap desah nafas, gerak, aktifitas kita pasti membutuhkan ilmu.

Semoga Bermanfaat untuk bekal seorang guru/ustadz/ustadzah/murobbi/ Pelajar/ Mahasiswa yang ingin memberbaharui ilmu dan keimaannya dalam beramal.

Klik Link ini untum membaca Kelanjutan Kedudukan Ilmuberikutnya :

Ilmu adalah petunjuk keimanan dan perbuatan

Disampaikan pada kajian mingguan untuk para pemuda, di Rumah Sakit Bayangkara Bengkulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.