Ketika keburukan surah menyebar, dan kerusakan sudah
merajalela, sementara kebaikan dan kesalehan tak mampu berbuat apa-apa
terhadapnya serta takut terhadap fitnah kekuatan dan fitnah harta, maka ketika itu
masuklah tangan kekuasaan Alloh secara langsung dan menantang, tanpa tirai dari
makhluk-Nya, dan tanpa faktor pendukung bumi. Kemudian tangan Alloh
menghentikan keburukan dan kerusakan itu.
Pertanyaannya melalui siapa? Siapakah yang berkenan menjadi
penolong agama Alloh? Apa saja prinsip-prinsip yang harus mereka miliki dalam
memperjuangkannya? Pertanyaannya ini selalu bersemayam dalam pikiran saya sejak
dahulu, tapi AL-Qur’an dengan mukjizatnya selalu memberikan hal yang baru bagi
jiwa yang sangat membutuhkan sentuhan ilahi. sentuhan yang jernih, murni, dan tidak terkontaminasi oleh nafsu manusia.
Pagi ini atas izin-Nya, saya ingin berbagi menu sarapan saya
Tadabbur Qur’an Suroh Hud Ayat 29-36 meneruskan kisah dakwah Nabi Nuh yang
mencapai 950 tahun. kisah dakwah nabi Nuh ini mengajarkan kepada kita beberapa
prinsip dakwah yang diterapkan beliau dan juga oleh Nabi kita Muhammad saw.
Diantaranya:
1). Dakwah tidak boleh bertujuan meraih harta. Sedangkan
pahala yang Alloh janjikan jauh lebih besar dari dunia dan seisinya, yakni
surga.
2) Tidak boleh memilih-milih objek dakwah dari kalangan
tertentu, misalnya karena orang itu kaya, bangsawan, perpangkat tinggi dan
sebagainya. Tapi fokuskanlah kepada siapa saja yang mencari, datang dan mau
menerima dakwah tersebut tanpa melihat status sosialnya. Karena sesungguhnya
dia adalah orang yang sedang merindukan jalan yang benar.
3). Tidak boleh melakukan trik-trik yang bertentangan dengan
ajaran islan seperti, mampu memberikan keberkahan, rezeki dan mengklaim
mengetahui yang ghaib, manusia istimewa atau meramal nasib.
4) Jika mendapat tantangan dari orang yang menolak dakwah
tauhid untuk mendatangkan azab, maka katakanlah persoalan tersebut urusan
Alloh, kami hanya menyampaikan ajaran Alloh. Persoalan kapan turunnya azab
kepada orang yang mengingkari Alloh, hal itu murni urusan-Nya.
5) tidak boleh mengatakan apa yang bukan dari Alloh, karena
hal tersebut mengadakan kebohongan atas-Nya.
"Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri?"
(Q.S.
Fushshilat: 33)
Semoga Alloh meluruskan niat kita dan memberikan kita
kekuatan untuk memikul amanah besar ini hingga berjumpa dengan-Nya nanti.
Sabtu, 17 Rabiul Akhir 1436 H
Pukul. 06.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.