Rabu, 11 Februari 2015

Belajar dari Pak Eskauli

Pagi tadi saya belajar banyak dari seorang keluarga pasien yang Alloh takdirkan untuk satu kamar bersama kakak saya di Teratai 7 Rumah Sakit Bayangkara. Karena petugas kebersihan sudah masuk untuk melaksanakan tugasnya, maka kami berpidah ke luar sambil memandang terbitnya matahari serta hijaunya pepohonan yang menyejukkan pandangan.

Namanya Pak Eskauli. Aneh dan nyentrik. Dengan peci batik khas kalimantan selalu melekat di kepalanya. Menurut beliau, “es artinya dingin dan kauli artinya perkataan. Jadi eskauli menggambarkan bahwa beliau selalu mengeluarkan perkataan yang dingin.” Sambil tersenyum manis

Beliau bukanlah orang yang berpendidikan, akan tetapi memiliki pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Mungkin banyak orang yang lebih pintar dari dia, lebih hebat, lebih tinggi kedudukannya. Tapi beliau memiliki sesuatu yang sangat berbeda dibadingkan yang lain.

Pak Eskauli bekerja di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) Provinsi Bengkulu. Mengawali karir PNS dari bawah di era Gubernur yang sangat fenomenal yaitu Gubernur Suprapto. 

Pada awal-awal pembangunan provinsi ini akses data ke seluruh desa dan daerah sangat kurang. Ketika semuanya sibuk bekerja dan fokus bekerja di kantor. Beliau selalu berusaha mengambil inisiatif datang ke pelosok-pelosok desa untuk mewawancarai Kepala Desa dan warga desa yang dia kunjungi. Menginap di satu desa dan berpindah ke desa lainnya di keesokan harinya. Begitulah seterusnya.

Pertanyaannya, untuk apa Pak Eskauli menyibukkan diri alias menyusahkan diri sendiri bekerja untuk sesuatu yang belum menjadi tugasnya? Disinilah dia menyadari kelemahannya, tapi dia juga tahu kelebihannya. Satu-satunya modal dia adalah dia mau berusaha untuk selalu bekerja lebih di atas rata-rata.

Hasilnya terjawab, setelah beberapa bulan kemudian. Ada rapat tentang pelaporan perkembangan daerah, tentu Pemerintah Pusat membutuhkan data sebagai bahan perencanaan untuk menyalurkan dana pembangunan desa tertinggal, data kesehatan masyarakat, dll. Ketika semua Staf di Pemprov kebingungan mencari data. Pak Eskauli tampil dengan santai dan mengatakan ini datanya sudah lengkap.

saya tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi jalan pada tahun 1970 an di desa-desa. kalau saya bayangkan hari ini, di Jalan Lintas Provinsi saja masih banyak jalan yang rusak, apalagi masuk ke pelosok desa. Tapi, itu bukan halangan untuk beliau yang ikhlas berbuat dan ingin bekerja lebih.

Tidak heran, berkat kerja lebih itulah beliau selalu ikut dengan Gubernur ke Jakarta setiap ada perjalanan dinas. 

Tidak sampai disitu ceritanya, efek dari kerja lebih beliau akhirnya memiliki pergaulan yang luas dan baik. Baik kepada pejabat negara, hingga masyarakat desa maupun sesama rekannya. Dan efeknya tidak hanya dirasakan beliau sendiri, tetapi dirasakan oleh anaknya.

Oleh karena itu, dalam hidup tidak asal bergaul. jika kita ingin mendapatkan kehidupan yang berkualitas, carilah pergaulan yang baik.

Kesimpulan Beberapa nasehat beliau yang berharga itu adalah :

1. Harus siap kerja lebih, maka akan dapat hasil lebih;
2. Pergaulan yang baik, lebih berharga daripada seonggok emas;
3. jika mau bangun rumah, beli tanah di pinggir jalan. Karena akan memiliki peluang yang banyak.

Terima Kasih Pak Eskauli, Semoga Alloh memudahkan urusannya dan mengabulkan hajat baik Bapak sekeluarga.
21 Rabiul Akhir 1436 H
Lantai 2 Teratai 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.