Pagi tadi saya belajar banyak dari seorang keluarga pasien
yang Alloh takdirkan untuk satu kamar bersama kakak saya di Teratai 7 Rumah
Sakit Bayangkara. Karena petugas kebersihan sudah masuk untuk melaksanakan
tugasnya, maka kami berpidah ke luar sambil memandang terbitnya matahari serta
hijaunya pepohonan yang menyejukkan pandangan.
Namanya Pak Eskauli. Aneh dan nyentrik. Dengan peci batik
khas kalimantan selalu melekat di kepalanya. Menurut beliau, “es artinya dingin
dan kauli artinya perkataan. Jadi eskauli menggambarkan bahwa beliau selalu
mengeluarkan perkataan yang dingin.” Sambil tersenyum manis
Beliau bukanlah orang yang berpendidikan, akan tetapi
memiliki pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Mungkin banyak orang yang
lebih pintar dari dia, lebih hebat, lebih tinggi kedudukannya. Tapi beliau
memiliki sesuatu yang sangat berbeda dibadingkan yang lain.
Pak Eskauli bekerja di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPEDA) Provinsi Bengkulu. Mengawali karir PNS dari bawah di era Gubernur yang
sangat fenomenal yaitu Gubernur Suprapto.
Pada awal-awal pembangunan provinsi ini akses data ke
seluruh desa dan daerah sangat kurang. Ketika semuanya sibuk bekerja dan fokus
bekerja di kantor. Beliau selalu berusaha mengambil inisiatif datang ke
pelosok-pelosok desa untuk mewawancarai Kepala Desa dan warga desa yang dia
kunjungi. Menginap di satu desa dan berpindah ke desa lainnya di keesokan
harinya. Begitulah seterusnya.
Pertanyaannya, untuk apa Pak Eskauli menyibukkan diri alias
menyusahkan diri sendiri bekerja untuk sesuatu yang belum menjadi tugasnya? Disinilah
dia menyadari kelemahannya, tapi dia juga tahu kelebihannya. Satu-satunya modal
dia adalah dia mau berusaha untuk selalu bekerja lebih di atas rata-rata.
Hasilnya terjawab, setelah beberapa bulan kemudian. Ada rapat
tentang pelaporan perkembangan daerah, tentu Pemerintah Pusat membutuhkan data
sebagai bahan perencanaan untuk menyalurkan dana pembangunan desa tertinggal,
data kesehatan masyarakat, dll. Ketika semua Staf di Pemprov kebingungan
mencari data. Pak Eskauli tampil dengan santai dan mengatakan ini datanya sudah
lengkap.
saya tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi jalan pada tahun 1970 an di desa-desa. kalau saya bayangkan hari ini, di Jalan Lintas Provinsi saja masih banyak jalan yang rusak, apalagi masuk ke pelosok desa. Tapi, itu bukan halangan untuk beliau yang ikhlas berbuat dan ingin bekerja lebih.
saya tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi jalan pada tahun 1970 an di desa-desa. kalau saya bayangkan hari ini, di Jalan Lintas Provinsi saja masih banyak jalan yang rusak, apalagi masuk ke pelosok desa. Tapi, itu bukan halangan untuk beliau yang ikhlas berbuat dan ingin bekerja lebih.
Tidak heran, berkat kerja lebih itulah beliau selalu ikut
dengan Gubernur ke Jakarta setiap ada perjalanan dinas.
Tidak sampai disitu ceritanya, efek dari kerja lebih beliau
akhirnya memiliki pergaulan yang luas dan baik. Baik kepada pejabat
negara, hingga masyarakat desa maupun sesama rekannya. Dan efeknya tidak hanya
dirasakan beliau sendiri, tetapi dirasakan oleh anaknya.
Oleh karena itu, dalam hidup tidak asal bergaul. jika kita ingin mendapatkan kehidupan yang berkualitas, carilah pergaulan yang baik.
Oleh karena itu, dalam hidup tidak asal bergaul. jika kita ingin mendapatkan kehidupan yang berkualitas, carilah pergaulan yang baik.
Kesimpulan Beberapa nasehat beliau yang berharga itu adalah
:
1. Harus siap kerja lebih, maka akan dapat hasil lebih;
2. Pergaulan yang baik, lebih berharga daripada seonggok
emas;
3. jika mau bangun rumah, beli tanah di pinggir jalan.
Karena akan memiliki peluang yang banyak.
Terima Kasih Pak Eskauli, Semoga Alloh memudahkan urusannya
dan mengabulkan hajat baik Bapak sekeluarga.
21 Rabiul Akhir 1436 H
Lantai 2 Teratai 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.