Sahabat,
semoga pagi ini kita semua masih diberikan kesehatan, keteguhan iman, dan
keistiqomahan dalam mempersembahkan karya terbaik kita untuk bekal kepulangan
kita di akhirat nanti. Semoga Rasa syukur dan kesabaran adalah penopang terbaik
kita selama perjalanan kita menuju keabadiaan.
Kali ini
kita akan membahas sedikit pelajaran yang saya dapatkan tentang bagaimana
seseorang bertumbuh menuju potensinya. Jika ada satu kata yang sangat menarik
dalam hidup saya, itu bukan kesuksesan. Tetapi Tumbuh, ya hanya dengan terus
bertumbuhlah kita selalu memperbaiki diri menjadi yang lebih baik dari hari ke
hari.
Menarik
sekali apa yang pernah dikatakan oleh penulis novel H.G. Well menilai bahwa
kekayaan, reputasi, tempat, dan kekuasaan bukan ukuran keberhasilan. Menurut
beliau satu-satunya ukuran adalah perbandingan antara keadaan kita sebenarnya,
dengan telah menjadi seperti apa kita sekarang. Dengan kata lain, keberhasilan
adalah hasil dari pertumbuhan kita menuju potensi kita masing-masing.
Setiap kita
pasti memiliki potensi yang sangat luar biasa yang telah dianugrahkan oleh
Alloh swt, yang menuntu kita untuk menggali, mengasah dan mengasuhnya sehingga
berkilau dan apa yang kita kerjakan dengan potensi itu merupakan persembahan
kita pada-Nya, tetapi, bisa saja potensi kita merupakan sumber daya terbesar
yang tidak pernah kita gali.
Tidak
sedikit saya menemukan dan berdiskusi dengan orang-orang yang kebingungan
tentang potensi yang diberikan oleh Alloh swt kepada dirinya. Sebagian bekerja
karena tuntutan ekonomi, tanpa hasrat, pasion dan kegembiraan. Kenapa ini bisa
terjadi? Karena kita terjerat arus kehidupan yang serba cepat dan matrealisme
yang sangat kuat. Sehingga sedikit waktu kita untuk mengevaluasi kehidupan yang
kita jalani. Padahal Bertafakkur, berpikir sejenak, membuat perencanaan, dan
persiapan sudah diperintahkan oleh Alloh swt :
"Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan."
(Q.S.
Al-Hasyr: 18)
Dari ayat di
atas, perencanaan yang seharusnya kita buat tidak terbatas pada hal-hal yang
bersifat keduniaan tapi, bagaimana kita bisa menjadikan setiap karya,
pekerjaan, uang, istri, anak, ilmu yang kita miliki sebagai bekal yang akan
kita bawa ke negeri keabadiaan yaitu akhirat.
Akan tetapi,
hari ini kita melihat bahwa sedikit manusia yang benar-benar mau merevolusi
cara berpikirnya, merevolusi keyakinannya, merevalusi kehidupannya secara
totalitas berdasarkan Ketentuan Sang Pencipta dan Rosul sang Tauladan.
Akibatnya seperti yang Alloh jelaskan dalam ayat selanjutnya :
"Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang
yang fasik."
(Q.S.
Al-Hasyr: 19)
Ayat di atas
adalah salah satu jawaban utama dan terbesar kenapa sampai hari ini kita belum
mengenal diri kita yang sesungguhnya. Ya, karena kita melupakan Alloh,
melupakan Al-Qur’an, Melupakan Pedoman hidup yang seharusnya kita jalani,
sehingga kita melupakan diri kita.
Kita
hampir-hampir memiliki potensi yang tidak terbatas, tetapi sedikit saja orang
yang berusaha mencapainya. mengapa? Jawaban lainnya adalah kita dapat melakukan
apa saja, tetapi kita tidak dapat mengerjakan semuanya.
Cobalah kita
merenung pendidikan di negara kita, dulu saya masih ingat kita harus mengetahui
gunung tertinggi, sungai terpanjang, dan lain sebagainya. Akhirnya lulusan kita
menjadi bias, tidak bisa mengenal dirinya dengan baik, belum memiliki konsep
diri yang jelas, kokoh, dan kuat.
Maka jangan heran, jika korupsi, pencurian,
pembunuhan, perkelahian remaja sampai anggota DPR, Perseteruan antara istansi
dan lembaga negara cenderung marak di berbagai media. Tapi, saya yakin di
belahan bumi yang lain generasi yang baik itu sekarang sedang mempersiapkan
diri walaupun keberadaan mereka cenderung tidak banyak diekspos oleh media.
Semuanya itu
terjadi karena banyak orang membiarkan siapa saja memutuskan agenda mereka
dalam hidup ini. akibatya, mereka kita pernah menemukan, karena tidak mencari,
sehingga tidak pernah membaktikan diri pada tujuan hidup mereka. Akhirnya
mereka menjadi orang yang dapat mengerjakan banyak hal, tetapi tidak menguasai
sepenuhnya. Bukan menjadi orang yang mampu mengerjakan beberapa hal saja,
tetapi berfokus pada satu keahliaan.
Apakah
mungkin mengerjakan banyak hal? Sepanjang sejarah saya membaca tidak sedikit
ilmuan muslim yang memiliki dan menguasai berbagai keahliaan. Salah satu
pondasi awalnya adalah mereka terlebih dahulu, menguasai Al-Qur’an baru setelah
itu mereka menguasai sains. sehingga mereka bisa membingkai ilmu pengetahuannya
dengan konsep islam atau mengislamisasi ilmu pengetahuan.
Lalu
pertanyaannya, apa yang harus saya lakukan sekarang? jika anda telah siap
membuat perubahan. Ada empat ptinsip yang bisa Anda lakukan untuk bertumbuh:
1.
Berkonsentrasilah pada satu sasaran utama;
2.
Berkonsentrasilah pada peningkatan yang berkesinambugan;
3. Lupakan
masa lalu;
4.
Berfokuslah pada masa depan.
Saya hanya
mengingatkan diri saya dan sahabat semua, bahwa visi dan misi besar kita di
dunia ini adalah beribadah (menjadi hamba Alloh) kepada Alloh dan menjadi
Khalifah (yang mengola bumi untuk kepentingan diri sendiri dan orang banyak).
Ketika Anda
mengetahui tujuan hidup Anda dan sedang bertumbuh untuk mencapai potensi
maksimal, berarti Anda sedang berjalan menuju kesuksesan.
2 Jumadil
Awal 1436 H/ 21 Februari 2015 M
06.30 WIB di
PPM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.