Sabtu, 21 Februari 2015

Bertumbuh Menuju Potensi Diri

Sahabat, semoga pagi ini kita semua masih diberikan kesehatan, keteguhan iman, dan keistiqomahan dalam mempersembahkan karya terbaik kita untuk bekal kepulangan kita di akhirat nanti. Semoga Rasa syukur dan kesabaran adalah penopang terbaik kita selama perjalanan kita menuju keabadiaan.

Kali ini kita akan membahas sedikit pelajaran yang saya dapatkan tentang bagaimana seseorang bertumbuh menuju potensinya. Jika ada satu kata yang sangat menarik dalam hidup saya, itu bukan kesuksesan. Tetapi Tumbuh, ya hanya dengan terus bertumbuhlah kita selalu memperbaiki diri menjadi yang lebih baik dari hari ke hari.

Menarik sekali apa yang pernah dikatakan oleh penulis novel H.G. Well menilai bahwa kekayaan, reputasi, tempat, dan kekuasaan bukan ukuran keberhasilan. Menurut beliau satu-satunya ukuran adalah perbandingan antara keadaan kita sebenarnya, dengan telah menjadi seperti apa kita sekarang. Dengan kata lain, keberhasilan adalah hasil dari pertumbuhan kita menuju potensi kita masing-masing.


Setiap kita pasti memiliki potensi yang sangat luar biasa yang telah dianugrahkan oleh Alloh swt, yang menuntu kita untuk menggali, mengasah dan mengasuhnya sehingga berkilau dan apa yang kita kerjakan dengan potensi itu merupakan persembahan kita pada-Nya, tetapi, bisa saja potensi kita merupakan sumber daya terbesar yang tidak pernah kita gali.

Tidak sedikit saya menemukan dan berdiskusi dengan orang-orang yang kebingungan tentang potensi yang diberikan oleh Alloh swt kepada dirinya. Sebagian bekerja karena tuntutan ekonomi, tanpa hasrat, pasion dan kegembiraan. Kenapa ini bisa terjadi? Karena kita terjerat arus kehidupan yang serba cepat dan matrealisme yang sangat kuat. Sehingga sedikit waktu kita untuk mengevaluasi kehidupan yang kita jalani. Padahal Bertafakkur, berpikir sejenak, membuat perencanaan, dan persiapan sudah diperintahkan oleh Alloh swt :

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(Q.S. Al-Hasyr: 18)

Dari ayat di atas, perencanaan yang seharusnya kita buat tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat keduniaan tapi, bagaimana kita bisa menjadikan setiap karya, pekerjaan, uang, istri, anak, ilmu yang kita miliki sebagai bekal yang akan kita bawa ke negeri keabadiaan yaitu akhirat.

Akan tetapi, hari ini kita melihat bahwa sedikit manusia yang benar-benar mau merevolusi cara berpikirnya, merevolusi keyakinannya, merevalusi kehidupannya secara totalitas berdasarkan Ketentuan Sang Pencipta dan Rosul sang Tauladan. Akibatnya seperti yang Alloh jelaskan dalam ayat selanjutnya :

"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik."
(Q.S. Al-Hasyr: 19)

Ayat di atas adalah salah satu jawaban utama dan terbesar kenapa sampai hari ini kita belum mengenal diri kita yang sesungguhnya. Ya, karena kita melupakan Alloh, melupakan Al-Qur’an, Melupakan Pedoman hidup yang seharusnya kita jalani, sehingga kita melupakan diri kita.

Kita hampir-hampir memiliki potensi yang tidak terbatas, tetapi sedikit saja orang yang berusaha mencapainya. mengapa? Jawaban lainnya adalah kita dapat melakukan apa saja, tetapi kita tidak dapat mengerjakan semuanya.

Cobalah kita merenung pendidikan di negara kita, dulu saya masih ingat kita harus mengetahui gunung tertinggi, sungai terpanjang, dan lain sebagainya. Akhirnya lulusan kita menjadi bias, tidak bisa mengenal dirinya dengan baik, belum memiliki konsep diri yang jelas, kokoh, dan kuat. 

Maka jangan heran, jika korupsi, pencurian, pembunuhan, perkelahian remaja sampai anggota DPR, Perseteruan antara istansi dan lembaga negara cenderung marak di berbagai media. Tapi, saya yakin di belahan bumi yang lain generasi yang baik itu sekarang sedang mempersiapkan diri walaupun keberadaan mereka cenderung tidak banyak diekspos oleh media.

Semuanya itu terjadi karena banyak orang membiarkan siapa saja memutuskan agenda mereka dalam hidup ini. akibatya, mereka kita pernah menemukan, karena tidak mencari, sehingga tidak pernah membaktikan diri pada tujuan hidup mereka. Akhirnya mereka menjadi orang yang dapat mengerjakan banyak hal, tetapi tidak menguasai sepenuhnya. Bukan menjadi orang yang mampu mengerjakan beberapa hal saja, tetapi berfokus pada satu keahliaan.

Apakah mungkin mengerjakan banyak hal? Sepanjang sejarah saya membaca tidak sedikit ilmuan muslim yang memiliki dan menguasai berbagai keahliaan. Salah satu pondasi awalnya adalah mereka terlebih dahulu, menguasai Al-Qur’an baru setelah itu mereka menguasai sains. sehingga mereka bisa membingkai ilmu pengetahuannya dengan konsep islam atau mengislamisasi ilmu pengetahuan.

Lalu pertanyaannya, apa yang harus saya lakukan sekarang? jika anda telah siap membuat perubahan. Ada empat ptinsip yang bisa Anda lakukan untuk bertumbuh:

1. Berkonsentrasilah pada satu sasaran utama;
2. Berkonsentrasilah pada peningkatan yang berkesinambugan;
3. Lupakan masa lalu;
4. Berfokuslah pada masa depan.

Saya hanya mengingatkan diri saya dan sahabat semua, bahwa visi dan misi besar kita di dunia ini adalah beribadah (menjadi hamba Alloh) kepada Alloh dan menjadi Khalifah (yang mengola bumi untuk kepentingan diri sendiri dan orang banyak).

Ketika Anda mengetahui tujuan hidup Anda dan sedang bertumbuh untuk mencapai potensi maksimal, berarti Anda sedang berjalan menuju kesuksesan.

2 Jumadil Awal 1436 H/ 21 Februari 2015 M
06.30 WIB di PPM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.