Sesungguhnya Al Qur’an memberitakan bahwa ilmu yang benar mengajak
kepada keimanan dan penunjuk kearahnya.
وَلِيَعْلَمَ
الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ
لَهُ قُلُوبُهُمْ
Artinya : “Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya.” (QS. Al Hajj : 54)
Tiga makna
diatas sebagiannya mengikuti sebagian lainnya…. Maka orang-orang yang berilmu
hendaklah beriman dan keimanan diikuti oleh gerakan hati berupa ketundukan dan perasaan takut kepada Allah Ta’ala.
Begitulah ilmu membuahkan keimanan dan keimanan membuahkan ketundukan dan
ketawadhuan terhadap Allah Rabbal ‘alamin.
Didalam ayat yang lain ilmu dan iman disebut berbarengan satu dengan yang
lainnya sebagaimana firman Allah Ta’ala :
وَقَالَ
الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ
إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ
Artinya : “Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit."
(QS. Ar Ruum : 56)
Yang kita
maksudkan dengan ilmu adalah ilmu dengan pemahaman yang luas pada hari ini,
yaitu materi yang tegak diatas kesaksian fisik dan pengalaman—kita tidak
mengingkari nilai ilmu ini dan kebutuhan manusia kepadanya karena ilmu materi
menjadi tuntutan manusia dan ini tidak diragukan. Namun ilmu ini hanyalah
sesuatu yang dituntut oleh tuntutan sarana bukan tuntutan tujuan.
Ilmu ini
membantu manusia didalam kehidupan, memudahkan jalan-jalan baginya, meringkas
zaman, melipat tempat, mendekatkan yang jauh, melunakan besi akan tetapi ilmu
ini saja tidak dapat memberikan kebahagiaan manusia sebagaimana ilmu ini saja
tidak dapat mengontrol perjalanan manusia dan ia akan berhadapan dengan sifat
ego manusia, kecenderungan jiwa dan nafsu yang mengajaknya berbuat keburukan.
Karena itulah
manusia sangat membutuhkan “Ilmu Agama” yang menanamkan keimanan, menghidupkan
hati, menanamkan berbagai keutamaan, melindungi manusia dari kebakhilan dirinya
dan syahwat yang melampaui akalnya serta hawa nafsu yang mengawasi hatinya. Ilmu
inilah yang melindungi “Ilmu Materi” dari penyimpangan, menjaga dari
penggunaannya didalam penghancuran dan permusuhan.
Ilmu dalah
Penunjuk Perbuatan (العلم
دليل العمل)
Ilmu didalam pandangan islam adalah petunjuk perbuatan (amal) juga
sebagaimana ia petunjuk keimanan. Imam Bukhati menerjemahkan didalam “al Jami’
ash Shahih” : “Bab Ilmu Sebelum Perkataan dan Perbuatan”. Ibnul Mundzir berkata
: “Beliau menginginkan bahwa ilmu adalah syarat didalam sahnya perkataan dan
perbuatan. Keduanya tidaklah dianggap kecuali dengan ilmu. Ilmu mendahului
keduanya, mensahkan niat serta mensahkan perbuatan. Karena itu penulis
(Bukhari) mengingatkan hal itu sehingga janganlah masuk kedalam pemikiran—dari
perkataan mereka : sesungguhnya ilmu tidak bermanfaat kecuali dengan
amal—peremehan terhadap ilmu dan menganggap enteng didalam mencarinya.” (Shahih
al Bukhari bi Syarh Fath al Baari 1/169)
Imam Bukhari berargumentasi dengan menyebutkan beberapa ayat dan
hadits, diantaranya :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ
لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
Artinya : “Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah
dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki
dan perempuan.” (QS. Muhammad : 19).
Didalam ayat
ini, Allah mengawalinya dengan ilmu lalu
memuji amal dan kepala dari ilmu adalah marifatullah (mengenal Allah) Ta’ala
dan mentauhidkan-Nya. Seruan ini walaupun kepada Nabi shalallahu alaihi wa
sallam namun ia juga untuk seluruh umatnya.
إِنَّمَا
يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Artinya : “Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Fathir
: 28).
sesungguhnya
orang yang takut kepada Allah Aza wa Jalla, menghormati-Nya dengan penghormatan
yang semestinya, mengenal-nya, mengetahui keagungan kuasa-Nya, kekuasaan atas
makhluk-Nya adalah buah pengamatan terhadap rahasia alam dan hukum-Nya maka
mereka adalah para ulama.
Rasa takut
inilah yang mendorong berbagai amal shaleh, menjauhi berbagai amal buruk. Sabda
Nabi shalallahu alaihi wa sallam :
« مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
»
Artinya : “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan maka Allah akan
memberikannya pemahaman didalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.