Setiap kita mungkin dilahirkan dari keluarga yang berbeda,
status sosial berbeda, pendidikan yang berbeda, suku, bangsa dan negara yang
berbeda. Tapi itu bukanlah alasan untuk meraih kehormatan dan kemuliaan dalam
hidup. Banyak orang yang memandang, ukuran seseorang itu terhormat atau tidak
diukur dari banyaknya harta atau menyandang status sosial dan profesi tertentu.
Tentu ini bersifat relaitf, karena tidak semua orang yang mampu memiliki dan mencapainya. lalu apa yang kita
lakukan jika belum memiliki semua itu? Atau kita dilahirkan dari keluarga yang
biasa-biasa saja?
Membekali diri dengan ilmu, ternyata juga merupakan sarana
dalam meraih kedudukan yang terhormat. Nabi Muhammad Saw bersabda “Sesungguhnya
ilmu (pengetahuan) menempatkan pengamalnya dalam kedudukan terhormat dan mulia
(tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di
akhirat.
Bagaimana dengan orang yang tidak berilmu?
Laksana siang dengan terang benderangnya, dan malam dengan
gelap gulitanya. Itulah kita-kita analogi antara orang yang berilmu (dan
mengamalkannya) dengan orang yang tidak berilmu. Keduanya tampak berbeda, baik
dari cara berpikir, dalam hal berkata, maupun dalam bertindak. Mengingat
penting dan begitu jelasnya perbedaan keduannya, sehingga dalam suatu kaliamat
tanya retoris, Alloh swt berfirman:
”…Adakah sama antara orang-orang yang mengetahui (berilmu)
dengan orang-orang yang tidak mengetahui (bodoh)?..” (Q.S. Az-Zumar: 9)
Banyak orang yang takut hidup dalam kemiskinan. tapi, tidak
sedikit pula orang yang tenang-tenang saja dalam hidupnya meskipun mereka
berada dalam kebodohan. Padahal, kebodohan adalah bentuk lain dari kemiskinan.
bahkan Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tidak ada kemiskinan yang melebihi
kebodohan”
Sebaik-baik upaya yang dapat dilakukan seseorang adalah
membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Barang siapa yang merasa cukup dengan
pengetahuan yang dimiliki, ia akan selalu merasa pendapatnyalah yang paling
benar. Hal ini sering saya temukan di lapangan. Hampir setiap ada yang
berceramah di mimpar selalu dikomentari dan ditertawai.
Perasaan bangga terhadap dirinya itu akan menghalanginya
untuk mengambil banyak kebaikan dari orang lain, sedangkan kesediaan untuk
selalu belajar akan memberinya jalan untuk merenungi kesalahan-kesalahannya.
Ini bagi orang yang mau membuka hati dan pikirannya.
Orang yang merasa cukup seringkali tidak mampu menerima
perbaikan-perbaikan yang ditujukan kepadanya karena merasa sudah besar, ilmunya
banyak, dan memandang rendah orang lain. Seandainya diperlihatkan kepadanya
kebaikan tentang belajar dari orang lain, maka akan tersingkaplah
keburukan-keburukannya, sehingga ia bisa dengan mudah memperbaikinya.
Apa Pelajaran berharga hari ini bagi sahabat?
Gambar : Google
1 Jumadil Awal 1436 H/ 20 Februari 2015 M
Pukul. 07.15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.