Semua sepakat bahwa dalam proses awal menulis
hendaknya kita menggunakan topi kreatif dalam menuangkan gagasan dalam tulisan.
Akan tetapi, kita tidak bisa memungkiri dalam beberapa tempat kita dituntut
untuk memperhatikan pemakaian huruf yang baik dan benar.
Huruf miring biasanya digunakan dalam beberapa
hal:
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Majalah Bahasa dan Kesusastraan, surat kabar
Republika
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Dia bukanlah menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf
kapital.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Misalnya:
Politik devide et impera pernah merajalela di
negeri ini.
Jakarta, 14 Muharram 1439 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Semoga langkah Anda hari ini membawa semangat baru untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijak. Saya menghargai setiap dedikasi dan perjalanan Anda. Sampai kita berjumpa kembali, dalam tulisan atau kehidupan nyata.