Kamis, 04 Agustus 2016

Ada Surga di Rumahmu


Terkadang kita mencari surga yang jauh di luar rumah, pergi haji, menyantuni anak yatim, berbuat aneka kebajikan kepada manusia. Tetapi terkadang kita lupa bahwa ada peluang menuju surga yang paling dekat dengan kita, apa itu? Berbakti kepada orang tua.

Kenapa Allah selalu mengingatkan manusia untuk berbakti kepada orang tuanya, tidak mengingatkan orang tua untuk menjaga dan merawat anaknya? Karena sudah menjadi fitroh setiap orang tua untuk menyayangi anaknya. Tanpa disuruh pun mereka akan mengorbankan jiwa dan raganya untuk kebaikan buah hatinya. Tapi tidak setiap anak dapat ingat akan jasa dan kebaikan kedua orang tuanya. Oleh karena itu, Allah selalu mengingatkan setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya.

Lalu ada pertanyaan, bagaimana dengan orang tua yang tidak sayang kepada anaknya? Bahkan kita mendengar ada orang tua yang tega membunuh anaknya? Bisa dipastikan orang tua itu pasti sakit (jika tidak pasti gila). Karena orang tua yang waras tidak akan mungkin tega membunuh anaknya.


Lalu apa saja alasan dan keutamaan berbakti kepada orang tua?


Keutamaan Birrul Walidain ( Berbakti kepada Orang tua )

Pertama : Termasuk Amalan Yang Paling Mulia

Dari Abdullah bin Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoinya dia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: "Sholat tepat pada waktunya", Saya bertanya : Kemudian apa lagi?, Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam "Berbuat baik kepada kedua orang tua". Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Berjihad di jalan Allah". (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).

Kedua : Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (artinya): "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya….", hingga akhir ayat berikutnya : "Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka." (QS. Al Ahqaf 15-16)

Diriwayatkan oleh ibnu Umar mudah-mudahan Allah meridhoi keduanya bahwasannya seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya telah menimpa kepadaku dosa yang besar, apakah masih ada pintu taubat bagi saya?, Maka bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Apakah Ibumu masih hidup?", berkata dia : tidak. Bersabda beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Kalau bibimu masih ada?", dia berkata : "Ya" . Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Berbuat baiklah padanya". (Diriwayatkan oleh Tirmidzi didalam Jami’nya dan berkata Al ‘Arnauth : Perawi-perawinya tsiqoh. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim. Lihat Jaami’ul Ushul (1/ 406).

Ketiga : Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga

Dari Abu Hurairah, mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Celakalah dia, celakalah dia", Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya : Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Orang yang menjumpai salah satu atau kedua orang tuanya dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga". (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1758, ringkasan).

Dari Mu’awiyah bin Jaahimah mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua, Bahwasannya Jaahimah datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian berkata : "Wahai Rasulullah, saya ingin (berangkat) untuk berperang, dan saya datang (ke sini) untuk minta nasehat pada anda. Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Apakah kamu masih memiliki Ibu?". Berkata dia : "Ya". Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Tetaplah dengannya karena sesungguhnya surga itu dibawah telapak kakinya". (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Nasa’i dalam Sunannya dan Ahmad dalam Musnadnya, Hadits ini Shohih. (Lihat Shahihul Jaami No. 1248)

Keempat : Merupakan Sebab keridhoan Allah

Sebagaiman hadits yang terdahulu "Keridhoan Allah ada pada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua".

Banyak fakta di lapangan menunjukkan anak yang mendapatkan ridho orang tuanya mudah langkahnya, tenang hidupnya, kebahagiaan selalu menyelimuti dirinya. tetapi hampir bisa dipastikan, setiap anak yang bermasalah pasti memiliki masalah dengan kedua orang tuanya.

Kelima : Merupakan Sebab Bertambahnya Umur & sebab Barokahnya Rizki

Diantarnya hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang suka Allah besarkan rizkinya dan Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim".

Utamakanlah menyambung silaturahim kepada orang yang memiliki hubungan nasab paling dekat dengan kita. Orang tua, paman, bibi, dan keluarga terdekat lainnya.

Jika saat ini kita masih memiliki kedua orang tua, manfaatkan dengan baik kesempatan berharga ini. sebelum menyesal. Bagi saudaraku yang telah kehilangan salah satu orang tua, atau kedua orang tuanya, masih dapat berbakti dengan selalu mendoakan mereka. Menyambung silaturahim kepada sahabat-sahabat yang sering mereka kunjungi.

Semoga bermanfaat.  
 
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". (Q.S. Al-Israa: 24)

Gambar : Okezone

Jakarta, 29 Syawal 1437 H

2 komentar:

  1. iya, bener. di rumah saya punya ibu yg sepuh, sepupu yg idiot dan anak2 yg masih kecil2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga Allah memberkahi Mbak Milda. Bisa jadi rezeki mereka Allah titipkan melalui Mbak Milda. Titip salam untuk Ibunya Mbak

      Hapus

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.