Selasa, 30 Agustus 2016

Ada Apa Dengan Dzulhijjah?

Tahukah Anda, saat ini kita  berada di penghujung bulan Dzulqa'dah, dan sebentar lagi akan masuk pada bulan Dzulhijjah. Mengenal dan mengetahui keagungan bulan Dzulhijjah adalah hal yang sangat penting yang harus diketahui setiap Muslim. Mengapa demikian?

Karena di dalam bulan Dzulhijjah penuh dengan keagungan, kemuliaan, dan keutamaan. Di dalamnya pula ada banyak amal sholeh yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan dan ditinggalkan.

Apa ada amal sholeh yang ditinggalkan? Jawabannya, "Ya, ada." Seperti contoh, berpuasa merupakan sebuah amal sholeh, tetapi puasa pada tanggal-tanggal yang diharamkan puasa, maka sikapnya yang meninggalkan puasa itu dianggap sebagai amal sholeh. Atau seseorang yang tidak jadi berbuat jahat, sikapnya yang meninggalkan perbuatan jahat tersebut, apabila diniatkan karena Allah, maka perbuatannya disebut sebagai amal sholeh.

Banyak nilai-nilai penting dan aqidah yang tertanam di bulan Dzulhijjah yang wajib untuk kita ketahui, karena kebanyakan kita hanya tahunya bulan Ramadhan saja yang penting.


BULAN HAROM
Dalam surat At-Taubah ayat 36, Allah berfirman tentang empat bulan yang disebut bulan harom. Harom sendiri mempunyai arti terhormat, agung, istimewa, dan penuh kemuliaan, karena nilai amal sholeh di bulan harom akan dilipat gandakan Allah.

"Sesungguhnya jumlah bilangan pada sisi Allah dalam perputaran setiap tahunnya ada dua belas bulan. Hal tersebut sudah merupakan ketetapan Allah semenjak Ia menciptakan langit dan bumi. Di antara dua belas bulan tersebut ada empat bulan harom, (yaitu terhormat dan penuh kemuliaan)."

Dalam Shohih Bukhari dari sahabat bernama Abi Bakroh pernah berkata, Rosulullah menerangkan bahwa empat bulan tersebut adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rojab.

Khusus untuk bulan Dzulhijjah, terkhusus sepuluh hari pertamanya dari tanggal 1-10, diterangkan dalam banyak hadits shohih, merupakan hari-hari yang paling utama dalam setahun untuk melakukan amal sholeh apapun. Tentunya ini di luar keutamaan bulan Ramadhan.

HARI YANG LEBIH DICINTAI
Dalam Sunan At-Tirmidzi diriwayatkan, dari sahabat Nabi bernama Abdullah bin Abbas. Bersabda Rosulullah:

"Tidak ada hari-hari dalam perputaran setiap tahun, yang perbuatan amal sholeh itu lebih dicintai Allah untuk dilakukan melainkan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah."

Artinya, amal sholeh apapun yang dilakukan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah akan sangat besar nilai pahalanya dan ganjarannya di sisi Allah.

Lantas para sahabat bertanya,

"Yaa Rosulullah, apakah sekalipun jihad di jalan Allah, bisa dikalahkan pahalanya dengan amal sholeh yang dilakukan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah?"

Rosulullah pun menjawab,

"Meskipun jihad di jalan Allah sekalipun."

Artinya, amal sholeh apapun dan sekecil apapun yang dilakukan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, jika dilakukan dengan ikhlas, pahalanya bisa mengalahkan pahala jihad di jalan Allah. Yang mana perlu kita ketahui bahwa pahala jihad adalah paling besar ganjarannya dalam islam.

AMALAN YANG DIANJURKAN
Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan, dari sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Umar, Rosulullah bersabda:

"Tidak ada suatu hari yang lebih agung di sisi Allah, dan tidak ada pula hari yang lebih dicintai Allah untuk beramal sholeh daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid."

Dari hadits di atas, menjelaskan bahwa hendaknya kita memperbanyak membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, serta amal sholeh lainnya yang mungkin bisa dilakukan.

Adapun takbir secara khusus di 'Idul Adha, dimulai dari setelah selesai sholat Subuh tanggal sembilan, sampai setelah selesai sholat Ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Begitu terus dilakukan takbir tersebut setiap kali selesai sholat Fardhu. Demikian keterangan tersebut diriwayatkan Imam Al-Baihaqi melalui jalur sahabat Nabi yang bernama Ali bin Abi Tholib.

Adapun puasa sunnah di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah merupakan sesuatu amalan mulia, karena puasa itu sendiri merupakan sebuah amal sholeh. Terutama puasa di tanggal sembilan Dzulhijjah atau biasa disebut sebagai hari Arofah.

Dalam Shohih Muslim diriwayatkan, diri sahabat Abu Qotadah Al-Anshoriy. Rosulullah pernah ditanya tentang keutamaan puasa Arofah, Rosulullah menjawab:

"Puasa hari Arofah itu bisa menghapus dosa-dosa kecil di tahun-tahun lalu dan tahun ini."

Dan perlu kita ketahui, puasa pada tanggal sepuluh sampai tiga belas Dzulhijjah adalah hari-hari yang diharamkan seseorang untuk berpuasa. Walaupun dengan niat dan tujuan apapun, semua diharamkan.

TENTANG KURBAN
Adapun memotong hewan kurban, adalah salah satu amal sholeh tahunan yang perlu diperhatikan. Satu keluarga minimalnya ada satu ekor hewan kurban untuk dikurbankan.

Dalam Sunan Abu Daud diriwayatkan, dari sahabat Nabi bernama Mikhnaf bin Sulaim, "ketika kami sedang wukuf di Arofah bersama Rosulullah, beliau bersabda,

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya atas setiap satu keluarga di setiap rumah, tiap tahunnya hendaklah ada hewan kurban yang dikorbankan."

Memotong hewan kurban akan dianggap "sah" setelah pelaksanaan sholat 'Idul Adha. Yang memotong sebelum sholat 'Idul Adha hanya akan dinilai sedekah biasa oleh Allah. Dan batas waktu penyembelihan adalah sampai tanggal tiga belas setelah Ashar. Demikianlah yang Rosulullah terangkan.

IBADAH HAJI
Adapun ibadah haji yang merupakan rukun Islam. Setiap muslim WAJIB mengusahakan untuk bisa melaksanakannya. Mulailah dari berdo'a pada Allah agar termasuk orang-orang yang bisa melaksanakannya, dan mari menabung sejak dini serta menyetor pada tempat yang ditunjuk resmi oleh pemerintah.

Kematian dalam keadaan Nasrani atau kematian dalam keadaan "dinilai murtad" (yaitu keluar dari Islam), harus siap diterima dan disandangkan bagi setiap MUSLIM YANG BERHARTA dan MAMPU BERHAJI tetapi sampai mati dia tidak mau berusaha untuk berhaji.

ALLAH MENJADIKAN HARI RAYA
Adapun nilai-nilai keimanan di bulan Dzulhijjah yang perlu kita ketahui dan miliki adalah, bahwa Allah menjadikan 'Idul Fitri dan 'Idul Adha sebagai pengganti hari raya yang biasa dirayakan masyarakat Jahiliyah sebelum Islam. Karena umat Islam harus punya ciri khas khusus dan tidak boleh menyamai/meniru segala bentuk ibadah orang-orang di luar Islam.

Bukan mempraktekkan ajaran Islami yang bukan Islam. Tetapi mempraktekkan Islam yang benar-benar Islam.

Semoga Allah selalu memberikan taufiq dan hidayahNya pada kita, agar selalu berada di atas jalan yang benar.

Dan semoga Allah mewafatkan kita dalam khusnul khotimah. Amiiin

Baca juga: 9 Amalan Utama di Bulan Dzulhijjah.

Foto : Ummi

Jakarta, 26 Dzulqa’dah 1437

2 komentar:

  1. Allohuma sholi ala Muhammad.. sholawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah mengajarkan tentang bulan-bula mulia dari sisi Allah SWT.
    Terimakasih mas Rio, mengingatka kembali tentang keutamaan bulan ini.

    BalasHapus
  2. Barokaullohhu Fiikum. Senang bisa berbagi, terima kasih kunjunganya Mas Ben.

    BalasHapus

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.