Rabu, 10 Agustus 2016

Home Sweet Home (Rumahku Surgaku)


Keluarga Besar Yayasan Al-Azhar Pusat tepatnya Forum Komunikasi (Forkom) Jamiyyah Al-Azhar di Kebayoran baru kemarin (9/8) menggelar Halal bi Halal di Aula Buya Hamka di bawah Masjid Agung Al Az-har pada pukul 07.00-11.45 Wib. Panitia mengusung tema “Home Sweet Home” dengan Sub Tema Mari kita tingkatkan silaturahmi dan nilai-nilai aqidah menuju insan yang bertakwa.

Tampil sebagai narasumber Ustadz Muhammad Subhan Bawazir, bintang tamu Dude Herlino, dan Moderator Intan Erlita, M.Psi Psikolog. Peserta tampak bersemangat mengikuti acara dari awal hingga akhir yang terdiri dari Keluarga Besar TK, SD, SMP, dan SMA Al-Azhar Jakarta dan beberapa perwakilan Sekolah AL-Azhar di Bogor, Cikarang, dan sekitarnya.

Dalam mukoddimah ceramahnya ustadz Bawadzir menjelaskan sebenarnya home sweet home itu nama lainnya adalah baiti jannati. Rumahku surgaku, populer dalam kehidupan keluarga Aisyah  Ra dan Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi wassalam. Tapi banyak orang tidak mengetahui asbabul nuzul dan bagaimana latar belakang rumah tangga mereka. Di tengah keterbatasan rumah yang kecil tapi Rosululloh dan Aisyah mampu membangun sebuah tatanan keluarga layaknya surga atau  yang populer dengan baiti jannati (Rumahku surgaku).

Rosulullah menyebut rumahnya adalah Baiti Jannati. Jika kita mengunjungi kota Madinah rumah asli Rosulullah sampai sekarang masih ada dan dijadikan museum di dekat Masjid Nabawi. Gambaran rumah Rosulullah sesuai dengan aslinya sangatlah kecil sekali. Hanya ada tiga ruang yaitu ruang tamu, ruang dapur, dan ruang tidur.

Pernah diriwayatkan Nabi sholat sambil menggeser kaki Sayidah Aisyah yang sedang tidur. Tetapi mengapa Rosululllah menyebut “Baiti Jannati”. Orang zaman sekarang mudah sekali menyebut dirinya susah, miskin, tidak punya uang, padahal rumahnya masih lebih mewah rumah Nabi. Ternyata surga yang disebutkan Nabi bukanlah kemewahan, bukanlah harta benda, namun surga adalah dalam rumah tangga. Kata Rosulullah, dalam rumahku aku mendapat kebahagiaan, dalam rumahku aku mendapatkan senyum dari istriku, dalam rumahku aku mendapatkan kasih sayang dari yang ada di dalamnya.

“kita hidup di dunia ini tidak lama. Maka bagaimana caranya kita membangun sebuah keluarga yang sweet. Bagaimana kita meluruskan aqidah setiap penghuni rumah? Nilai-nilai aqidah inilah yang menyebabkan turunnya keberkahan dalam keluarga” ujarnya

Makanya ketika seseorang menikah kenapa kita mendapat doa dan tentunya ini yang dianjurkan rosululloh yaitu BARAKALLAH LAKA WA BARAKA 'ALAIKA WA JAMA'A BAINAKUMA FIL KHAIR (semoga Allah memberi berkah kepadamu & keberkahan atas pernikahan kamu, & mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan). Dalam hadist tersebut Rosul tidak menyebutkan biar panjang jodoh, semoga banyak anak, agar sakinah, mawaddah wa rohmah tidak ada.

Permasalahannya bagaimana caranya mendatangkan keberkahan dalam rumah tangga? Tentu yang pertama menegakkan aqidah. Makanya bagi laki-laki yang menikah bukan hanya menyerahkan mahar. Tetapi rumah tangga adalah bahtera, bagaimana supaya berlabuh di surga. Jika nahkodanya tidak tahu rute ke sana bagaimana akan sampai ke surganya Allah subhanahu wata’ala.

“Pemimpin tergantung rakyatnya, jika rakyatnya pintar yang diangkat pemimpin yang pintar. Begitu juga rumah tangga, pemimpin itu suami, rakyatnya itu ya istri. Oleh karena itu, rumah tangga sampai kehadiran anak sekalipun orang tua harus tahu fungsi kehadirannya yaitu bagaimana mencetak anak yang sering dan senang beribadah dan mengesakan Allah. Jika Anak tidak senang beribadah, berarti ada masalah dalam rumah tangga. Faktanya hari ini banyak keluarga muslim yang anaknya tidak senang beribadah, lebih senang hiburan daripada belajar agama. Lebih meminting urusan rekreasi daripada ngaji” Ungkap Ustadz Bawadzir

Dude Herlino sebagai artis dan hidup di kota besar jakarta mengingatkan agar orang tua memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak, perhatikan lingkungan anak. Karena itu sangat penting dalam pertumbuhannya. Apalagi remaja, lingkungan sangat berpengaruh. Faktanya di lapangan orang tua banyak yang sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri, ke mall, arisan ini dan itu yang akhirnya anak mencari kebahagiaan di tempat yang salah.

Masih banyak lagi inspirasi dan pertanyaan-pertanyaan dari peserta yang sangat menyentuh seputar orang tua dan anak. Salah satunya sudah saya bahas di Bagaimana menyeimbangkan cara mendidik anak antara suami dan istri?. In syaa Allah akan kita sambung di lain waktu.

Jakarta, 6 Dzulqaidah 1437 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.