Keluarga Besar Yayasan Al-Azhar Pusat tepatnya Forum Komunikasi (Forkom) Jamiyyah Al-Azhar di Kebayoran baru kemarin (9/8) menggelar Halal bi Halal di Aula Buya Hamka di bawah Masjid Agung Al Az-har pada pukul 07.00-11.45 Wib. Panitia mengusung tema “Home Sweet Home” dengan Sub Tema Mari kita tingkatkan silaturahmi dan nilai-nilai aqidah menuju insan yang bertakwa.
Tampil
sebagai narasumber Ustadz Muhammad Subhan Bawazir, bintang tamu Dude Herlino,
dan Moderator Intan Erlita, M.Psi Psikolog. Peserta tampak bersemangat
mengikuti acara dari awal hingga akhir yang terdiri dari Keluarga Besar TK, SD,
SMP, dan SMA Al-Azhar Jakarta dan beberapa perwakilan Sekolah AL-Azhar di
Bogor, Cikarang, dan sekitarnya.
Dalam mukoddimah
ceramahnya ustadz Bawadzir menjelaskan sebenarnya home sweet home itu nama
lainnya adalah baiti jannati. Rumahku surgaku, populer dalam kehidupan keluarga
Aisyah Ra dan Rosululloh Sholaullohhu ‘alaihi
wassalam. Tapi banyak orang tidak mengetahui asbabul nuzul dan bagaimana latar
belakang rumah tangga mereka. Di tengah keterbatasan rumah yang kecil tapi
Rosululloh dan Aisyah mampu membangun sebuah tatanan keluarga layaknya surga
atau yang populer dengan baiti jannati
(Rumahku surgaku).
Rosulullah
menyebut rumahnya adalah Baiti Jannati. Jika kita mengunjungi kota Madinah
rumah asli Rosulullah sampai sekarang masih ada dan dijadikan museum di dekat
Masjid Nabawi. Gambaran rumah Rosulullah sesuai dengan aslinya sangatlah kecil
sekali. Hanya ada tiga ruang yaitu ruang tamu, ruang dapur, dan ruang tidur.
Pernah
diriwayatkan Nabi sholat sambil menggeser kaki Sayidah Aisyah yang sedang
tidur. Tetapi mengapa Rosululllah menyebut “Baiti Jannati”. Orang zaman
sekarang mudah sekali menyebut dirinya susah, miskin, tidak punya uang, padahal
rumahnya masih lebih mewah rumah Nabi. Ternyata surga yang disebutkan Nabi
bukanlah kemewahan, bukanlah harta benda, namun surga adalah dalam rumah
tangga. Kata Rosulullah, dalam rumahku aku mendapat kebahagiaan, dalam rumahku
aku mendapatkan senyum dari istriku, dalam rumahku aku mendapatkan kasih sayang
dari yang ada di dalamnya.
“kita hidup
di dunia ini tidak lama. Maka bagaimana caranya kita membangun sebuah keluarga
yang sweet. Bagaimana kita meluruskan aqidah setiap penghuni rumah? Nilai-nilai
aqidah inilah yang menyebabkan turunnya keberkahan dalam keluarga” ujarnya
Makanya ketika
seseorang menikah kenapa kita mendapat doa dan tentunya ini yang dianjurkan
rosululloh yaitu BARAKALLAH LAKA WA BARAKA 'ALAIKA WA JAMA'A BAINAKUMA FIL
KHAIR (semoga Allah memberi berkah kepadamu & keberkahan atas pernikahan
kamu, & mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan). Dalam hadist tersebut Rosul
tidak menyebutkan biar panjang jodoh, semoga banyak anak, agar sakinah,
mawaddah wa rohmah tidak ada.
Permasalahannya
bagaimana caranya mendatangkan keberkahan dalam rumah tangga? Tentu yang
pertama menegakkan aqidah. Makanya bagi laki-laki yang menikah bukan hanya
menyerahkan mahar. Tetapi rumah tangga adalah bahtera, bagaimana supaya
berlabuh di surga. Jika nahkodanya tidak tahu rute ke sana bagaimana akan sampai
ke surganya Allah subhanahu wata’ala.
“Pemimpin
tergantung rakyatnya, jika rakyatnya pintar yang diangkat pemimpin yang pintar.
Begitu juga rumah tangga, pemimpin itu suami, rakyatnya itu ya istri. Oleh karena
itu, rumah tangga sampai kehadiran anak sekalipun orang tua harus tahu fungsi
kehadirannya yaitu bagaimana mencetak anak yang sering dan senang beribadah dan
mengesakan Allah. Jika Anak tidak senang beribadah, berarti ada masalah dalam
rumah tangga. Faktanya hari ini banyak keluarga muslim yang anaknya tidak
senang beribadah, lebih senang hiburan daripada belajar agama. Lebih meminting
urusan rekreasi daripada ngaji” Ungkap Ustadz Bawadzir
Dude Herlino
sebagai artis dan hidup di kota besar jakarta mengingatkan agar orang tua
memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak, perhatikan lingkungan anak. Karena
itu sangat penting dalam pertumbuhannya. Apalagi remaja, lingkungan sangat
berpengaruh. Faktanya di lapangan orang tua banyak yang sibuk dengan
kegiatannya sendiri-sendiri, ke mall, arisan ini dan itu yang akhirnya anak
mencari kebahagiaan di tempat yang salah.
Masih banyak
lagi inspirasi dan pertanyaan-pertanyaan dari peserta yang sangat menyentuh
seputar orang tua dan anak. Salah satunya sudah saya bahas di Bagaimana menyeimbangkan cara mendidik anak antara suami dan istri?. In syaa Allah akan
kita sambung di lain waktu.
Jakarta, 6
Dzulqaidah 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.