I. Pendauluan
Hal itu dapat dilihat seperti, ia menempuh 80 km tiap harinya
untuk menuntut ilmu,baik itu hujan, badai, maupun di tengah jalan bertemu
buaya. Lintang juga sangat berbakti terhadap orang tuanya. Lintang sosok anak
yang sangat bertanggung jawab, namun tidak pada tubuhnya, karena Lintang sangat
tidak terawat tubuhnya. Badan Lintang berbau hangus , rambut keriting. Namun
soal otak, Lintang punya otak yang sangat Brilian, pintar dan sangat jenius,
namun ia tidak pernah sombong atas kepintaran yang ia miliki, Lintang juga
sangat empatik dengan semua temannya, selain itu ia juga mempunyai hobi membaca
seperti, buku Stensilan yang berjudul Astronomi dan Ilmu Ukur (Laskar Pelangi,100-101: 2).
Salah satu kebiasan Lintang dalam belajar adalah Ia hanya
dapat belajar setelah agak larut malam dikarenakan sering gaduh dan tidak
jarang sering berebut untuk mendapatkan lampu minyak. Karakter Lintang yang menarik lainnya adalah
belajar adalah hiburan baginya yang membuatnya lupa pada seluruh penat dan
kesulitan hidup. Buku baginya adalah obat dan sumur kehidupan yang airnya
selalu memberi kekuatan agar ia mampu mengayuh sepeda menentang angin setiap
hari.
Lintang mempunyai hampir semua dimensi kecerdasaan dan sangat
unggul dalam bidang geometri multidimensional. Selain itu kecerdasaannya yang
lain adalah kecerdasaan linguistik. Ia mudah memahami bahasa, efektif dalam
berkomunikasi, memiliki nalar verbal dan logika kualitatif. Ia juga mempunyai deskriptif power, yakni suatu kemampuan
menggambarkan sesuatu dengan mengambil contoh yang tepat. Lintang juga cerdas
secara experiential. Keingintahuannya
yang sangat luar biasa telah menciptakan karakter Lintang yang begitu jenius.
Salah satu bukti eksistensi ilmu yang dimiliki oleh Lintang
adalah pembaca bisa lihat ketika Lintang menjawab soal-soal cerdas cermat yang
mampu membuat orang yang hadir disana terdiam melihat strategi kognitif yang
diterapkan oleh seorang siswa SD miskin Muhammadiyah.
Lintang adalah pribadi yang unik. Banyak orang yang merasa
dirinya pintar lalu bersikap seenaknya, congkak, tidak disiplin, dan tak punya
integritas. Tapi Lintang sebaliknya. Ia tak pernah tinggi hati, karena ia merasa
ilmu demikian luas untuk disombongkan dan menggali ilmu tak akan ada
habis-habisnya.
Cara penyampaian tokoh Lintang di dalam novel Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata ini sangat komunikatif, lugas, dan empatik, karena mampu
meningkatkan emosionalitas bagi orang yang membacanya.
Meskipun rumahnya paling jauh tapi kalau datang paling pagi.
Sesuatu yang patut ditiru oleh generasi muda sekarang. Lebih dari itu, Lintang
laksana bunga meriam yang melontarkan tepung sari. Ia lucu, semarak, dan penuh
vitalitas. Ia memperlihatkan bagaimana ilmu bisa menjadi begitu menarik dan ia
menebarkan hawa positif bagi orang-orang disekitarnya sehingga mereka
termotivasi engine belajar keras dan
berusaha menunjukkan yang terbaik. Jika temannya kesulitan, maka ia mengajari
teman-temannya dengan sabar dan selalu membesarkan hati mereka.
Kecerdasannya tidak menimbulkan perasaan terancam bagi
sekitarnya, kecemberlangannya tidak menerbitkan iri dengki, dan kehebatannya
tidak sedikit pun mengisaratkan sifat-sifat angkuh. Sikap Lintang inilah yang
sangat berkesan sekaligus dijadikan oleh tokoh Laskar Pelangi lainnya untuk
berani bermimpi.
Suatu hari peristiwa yang tidak terduga terjadi, Lintang
terpaksa berhenti sekolah, karena Ayahnya meninggal dunia dan Lintang harus
menggantikan ayahnya untuk menopang hidup menghidupi 13 jiwa manusia yang ada
dirumahnya. (Laskar Pelangi, hal 88, 93, 113, 114).
Hal yang tidak pernah
diduga pun terjadi, pertemuan Ikal dengan
Lintang akhirnya membuat Ikal sebagai tokoh utama heran, Ikal tidak
pernah membayangkan atas apa yang dilihatnya sekarang. Ikal membayangkan suatu
saat anak yang sangat genius itu menjadi menjadi seorang ahli genetika di
Indonesia. Akan tetapi, realitas yang harus diterima adalah anak yang jenius
itu sekarang hanya menjadi seorang kuli.
Begitulah sekelumit identifikasi tokoh Lintang yang dapat
saya paparkan. Sebenarnya masih banyak lagi karakter yang dimiliki Lintang yang
belum dituliskan di atas, akan tetapi saya rasa penggambaran tokoh Lintang di
atas secara garis besar cukup mewakili
keinginan pembaca untuk melihat secara sekilas mengenai karakter Lintang yang
mempunyai keterbatasan akan tetapi tetap semangat di dalam mengejar cita-cita
dengan diliputi halangan yang menghadang.
Setelah membuka file saya menemukan sebuah kajian yang sangat inspiratif bagi saya. Makalah ini merupakan tugas ketika saya semester 3 dalam studi S1 dengan dosen pengampu yang inspiratif Dra. Elyusra, M.Pd. Pesan beliau yang masih saya ingat sastra itu memanusiakan manusia. Dulse et utile (Sastra itu mampu menghibur dan mendidik).
Nasehat yang sama diberikan oleh Prof. Dr. Hj. Sabarti Akhadiah, M.K di Pascasarjana "Banyaklah membaca karya sastra". Tentu bukan sembarang karya sastra, tetapi karya sastra yang berbobot.
Semoga Bermanfaat. Jangan Lupa Baca Al-Qur'an juga ya.
Baca juga: Kajian Objektif Struktural Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
1. Latar belakang
Setelah
membaca Laskar Pelangi karya Andrea Hirata maka, seseorang akan melihat cerita
yang sangat mengarukan tentang dunia pendidikan dengan karakter manusia yang
jujur, tulus, gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa, yang
dituturkan secara indah dan cerdas.
Setelah
mengkaji Karakter Lintang di dalam Laskar pelangi, seseorang akan kagum dengan
perjuangannya di dalam menempuh pendidikan. Lintang mempunyai karakter yang
khas dibandingkan dengan karakter tokoh lainnya. Lintang mempunyai strategi kognitif
yang sangat luar biasa. Disisi lain, hal yang luar biasa ini mungkin mendapat
respon yang beragam dari berbagai kalangan penikmat sastra yang membacanya.
Ada yang
setuju dan percaya dengan strategi kognitif Lintang, mungkin juga ada yang
tidak percaya dengan hal yang luar biasa itu terjadi pada seoranag anak nelayan
yang miskin. Manifestasi dari sambutan pembaca yang bervariasi inilah yang
ingin saya lihat. Hal yang luar biasa yang ada pada Karakter Lintang novel Laskar pelangi karya
andrea Hirata telah menarik perhatian saya untuk mencoba melihat seberapa besar
tanggapan pembaca terhadap karakter Lintang.
2. Masalah
a. Apakah karakter Lintang yang super
cerdas itu di dalam novel Laskar Pelangi dapat diterima oleh pembaca ?
b. Bagaimana respon pembaca terhadap
cara penyampaian karakter Lintang di dalam Laskar Pelangi ?
3. Tujuan
Untuk
mendapatkan pendeskripsian tanggapan pembaca terhadap karakter Lintang di dalam
novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata
4. Metode
Metode yang
digunakan untuk memperoleh tanggapan pembaca terhadap tokoh Lintang di dalam
novel Laskar Pelangi adalah menggunakan metode ekspresimental dengan cara
wawancara langsung kepada pembaca.
Gambaran Wawancara :
1. Pewawancara menyiapkan daftar
pertanyaan yang akan digunakan untuk wawancara serta lembaran kertas untuk
mencatat tanggapan pembaca.
2. Pewawancara menanyakan apakah orang yang
diwawancara sudah membaca novel Laskar
Pelangi? untuk mahasiswa serta dosen yang telah diketahui telah membaca maka
pewawancara tinggal meminta tanggapan tentang karakter Lintang.
3. Sebelum meminta tanggapan,
pewawancara memberikan gambaran sekilas tentang karakter Lintang, kemudian baru
meminta orang yang diwawancara untuk menanggapi karakter Lintang sesuai dengan
interprestasi yang mereka ketahui setelah membaca Laskar Pelangi.
4. Mencatat tanggapan pembaca melalui hasil
tanggapan yang telah mereka sampaikan.
5. Manfaat
1. Untuk mendapatkan pendeskripsian
tanggapan pembaca terhadap karakter Lintang di dalam novel Laskar Pelangi.
2. Dapat belajar mempraktekkan metode Pendekatan Prakmatik melalui tanggapan
Pembaca terhadap karakter Lintang dalam Novel Laskar Pelangi.
3. Menumbuhkan apresiasi terhadap sebuah
karya prosa fiksi.
II. Identifikasi Tokoh Lintang.
Lintang adalah Anak
pesisir pantai dari seorang Nelayan, Lintang sangat ingin punya cita-cita yang
tinggi karena diantara 6 bersaudara hanya ia yang berkeinginan untuk
bersekolah. Di sini Lintang sebagai peran pendamping tokoh utama. Lintang juga
dijadikan sebagai inspiratif bagi tokoh utama dan tokoh lainnya dalam meraih
cita-citanya. Lintang ialah seorang anak yang sangat tegar di dalam berjuang
menjalani pendidikannya.
III. Isi
3. 1
Tanggapan Pembaca = Temuan, interprestasi dan penilaian.
Setelah
melakukan wawancara dengan para responden. Maka hampir seluruh responden
sepakat dengan karakter yang dimiliki Lintang. Mengenai strategi kognitif yang
dimiliki Lintang, responden setuju
dengan karakter Lintang yang memiliki strategi kognitif yang luar biasa.
Mungkin hal itu disebabkan oleh adanya
keterbatasan sehingga Lintang mampu menciptakan produktifitas yang luar biasa.
Keterbatasan faktor ekonomi keluarga karena Lintang dilahirkan di keluarga
miskin, membuat Lintang mampu memiliki terobosan di dalam belajar.
Menurut Dedi Suryadi salah satu mahasiswa pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia semester 3 menyatakan bahwa karakter Lintang itu
cukup unik, karena Lintang ini hidup dalam keluarga yang begitu miskin dan
memprihatinkan. Potensi atau kemampuan berpikirnya begitu brilian. Menurut saya kata unik itu menandakan dedi
sangat kagum dengan karakter Lintang. bisa jadi juga, unik karena sulit
ditemukan orang yang mempunyai karakter seperti Lintang
Menurut loly strategi kognitif yang dimiliki
Lintang seharusnya dijadikan sebagai motivasi oleh generasi muda di Indonesia
sekarang. Ia juga menambahkan bukankah Lintang berada dalam garis langsung
silsilah K.A Cakraningrat Deputi Muhammad Rahat, sesorang bangsawan cerdas
anggota Sultan Nagkup.
Tapi saya dapat menambahkan pandangan loly bahwa,
memang ada teori yang menyatakan bahwa faktor keturunan yang menyebabkan
seseorang mempunyai kemungkinan besar untuk dapat memiliki bakat atau
intelegensia seperti keluarganya. Akan tetapi, di sisi lain menurut saya
keterbatasan Lintang itulah yang membuatnya mampu menciptakan karakter
Lintang yang begitu kuat, tegar,
semangat, inovatif di dalam kehidupannya, dengan kata lain hal ini lebih
mengarah kepada teori Behaviorisme. Lingkungan di sini Maksudnya adalah
kemampuan Lintang membaca, baik yang tersirat maupun yang tersirat dari
kehidupannya. Membaca kesuksesan para tokoh yang dikaguminya, sehingga
menularkan semangat yang menghujam di hatinya.
Dari analisa
di atas dapat disimpulkan kebiasaan-kebiasaan Lintang yang selalu membaca
inilah akhirnya menghantarkan Lintang menjadi anak yang jenius. Hal yang
berbeda dinyatakan oleh Hardiansyah
dari komunitas mahasiswa pembaca (KMC) menyatakan kemungkinan itu ada, tapi
untuk Indonesia itu hanya pak habibi yang saya ketahui mempunyai kejeniusan
seperti itu.
Achmat kuswadi mahasiswa universitas Bengkulu
jurusan Ilmu Hukum semester XI ini juga menanggapi tentang strategi kognitif
yang dimiliki Lintang. baginya Lintang mempunyai kondisi berpikir yang luar
biasa untuk seorang anak kampng dan miskin.
Bagi Achmat pada dasarnya pola pikir seseorang itu alami, dapat dibentuk dengan kebiasaan yang dapat mengembngkan otak secara tidak langsung melalui buku yang pernah ia baca yang berjudul The Learning Revolusioner bahwa anak yang ketinggalan 3 tahun dapat mengejar ketertinggalannya hanya dalam waktu delapan pekan. Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwa dengan catatan pola pikir itu harus dibentuk.
Untuk kasus Lintang, ia yakin bahwa Lintang telah membentuk sendiri strategi kognitif yang dipunyainya. Dengan kata lain, saya berpendapat bahwa achmat ingin mengatakan bahwa Lintang telah menjalani proses akselerasi di dalam menciptakan strategi kognitifnya.
Bagi Achmat pada dasarnya pola pikir seseorang itu alami, dapat dibentuk dengan kebiasaan yang dapat mengembngkan otak secara tidak langsung melalui buku yang pernah ia baca yang berjudul The Learning Revolusioner bahwa anak yang ketinggalan 3 tahun dapat mengejar ketertinggalannya hanya dalam waktu delapan pekan. Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwa dengan catatan pola pikir itu harus dibentuk.
Untuk kasus Lintang, ia yakin bahwa Lintang telah membentuk sendiri strategi kognitif yang dipunyainya. Dengan kata lain, saya berpendapat bahwa achmat ingin mengatakan bahwa Lintang telah menjalani proses akselerasi di dalam menciptakan strategi kognitifnya.
Tanggapan terhadap karakter Lintang secara umum,
mengenai kemungkinan pengimplementasian karakter Lintang di dalam kehidupan,
ini ditanggapi oleh berbagai pandangan para responden. Salah satu responden,
Hardiansyah. yang mengatakan bahwa karakter Lintang yang ada di dalam novel
Laskar Pelangi itu sangat sulit ditemukan di zaman sekarang apalagi di
Indonesia. Akan tetapi, tidak sedikit yang berpandangan bahwa karakter Lintang
itu masih ada pada generasi muda
Indonesia.
Rio salah
satu Mahasiswa Jurusan Pendidkan bahasa dan sastra Indonesia semsester 3
menyatakan bahwa, Semagat itu dirasakan masih ada, kita kaitkan lagi dengan
pernyataan diatas bahwa keterbatasan mampu menciptakan produktifitas. Hanya
saja, keberadaan mereka jarang muncul kepermukaan karena, realita sekarang
banyak pengarang dan media yang menulis, meliput, dan menerbitkan karya-karya
yang bersifat glamoritas, hedonistis, matrealistime.
Walaupun berbagai
respon dari berbagai kalangan yang menanggapi keanehan pada karakter Lintang
yang mempunyai karakter yang begitu luar biasa dengan latar belakang keluarga
yang miskin, serta selalu menemukan kendala dalam perjalanan ke sekolah.
Dan yang lebih berkesan adalah pendapat dosen Mata kuliah Apresiasi dan Kajian prosa Fiksi, Dra. Elyusra, M.Pd. yang menyatakan bahwa itu adalah hal yang mungkin, karena tidak ada sesuatu yang tidak mungkin jika Allah SWT. Menghendaki maka terjadilah. Selain itu, interprestasi Dosen Apresiasi dan kajian prosa Fiksi itu, menyatakan, bahwa sejarah orang jenius seperti bapak Bj Habibi mempunyai kebiasaan makan ikan sejak kecil dan hal ini dihubungkan dengan Lintang seorang anak pelayan, otomatis Lintang sering makan ikan. Jadi kesimpulannya, Lintang berkemungkinan mempunyai strategi kognitif yang brilian. Pernyataan yang sangat menarik sekaligus mempunyai streting point yang bagus sekali.
Dan yang lebih berkesan adalah pendapat dosen Mata kuliah Apresiasi dan Kajian prosa Fiksi, Dra. Elyusra, M.Pd. yang menyatakan bahwa itu adalah hal yang mungkin, karena tidak ada sesuatu yang tidak mungkin jika Allah SWT. Menghendaki maka terjadilah. Selain itu, interprestasi Dosen Apresiasi dan kajian prosa Fiksi itu, menyatakan, bahwa sejarah orang jenius seperti bapak Bj Habibi mempunyai kebiasaan makan ikan sejak kecil dan hal ini dihubungkan dengan Lintang seorang anak pelayan, otomatis Lintang sering makan ikan. Jadi kesimpulannya, Lintang berkemungkinan mempunyai strategi kognitif yang brilian. Pernyataan yang sangat menarik sekaligus mempunyai streting point yang bagus sekali.
Apresiasi
pembaca terhadap karakter Lintang lagi-lagi menunjukkan hal yang sangat luar
biasa. Cara penyampaian pengarang mengenai karakter Lintang, dirasakan sangat
memikat serta menggugah semangat apalagi Andrea menggunakan metafora yang
begitu kuat karena unik dan orisinil. Hardiansyah menyatakan bahasa yang
digunakan sangat komunkatif. Selain itu, Misrudin mahasiswa jurusan Tarbiah
semester III UMB menyatakan bahasa yang digunakan mampu menyentuh hati pembaca,
sehingga sangat menarik.
Mengenai apa yang harus dilakuakan pemerintah
melihat kondisi anak yang mempunyai strategi kognitif yang luar biasa, akan
tetapi tidak dapat meneruskan pendidikannya. Responden menaggapi banyak yang
kecewa dengan pemerintah. Di sisi lain, responden menyatakan bahwa seharusnya
Lintang yang harus bergerak untuk mencari masa depannya, jangan menunggu
perhatian pemerintah, jika hal ini yang akan dilakukan Lintang maka
mudah-mudahan pemerintah akan tahu kondisi Lintang dan membantu mewujudkan
cita-cita Lintang ke depan.
Menurut cara pandang Loly mahasiswa bahasa
Indonesia semester 3, pemerintah seharusnya menumbuhkan generasi seperti
Lintang dengan kata lain, maksudnya adalah pemerintah harus memperhatikan
keberadaan orang-orang yang mempunyai semangat tinggi di dalam menempuh
pendidikan. selain itu, hardiansyah menyatakan cara lainnya adalah dengan
memberikan beasiswa kepada Lintang dan seharusnya itu merupakan tugas
pemerintah untuk mencari siswa yang berbakat dan memberinya bantuan baik
motivasi maupun berupa beasiswa bukan siswa yang harus mencari.
Hemat saya,
tiga sisi yang saya lihat, Pertama. Sudah seharusnya pemerintah dapat melihat
dan merekrut anak yang jenius seperti Lintang. jika ada yang mengatakan bahwa
pemerintah tidak bisa mengawasi anak-anak yang jenius, maka hal itu adalah
salah. Bukankah ketika lomba cerdas cermat di S.D. P.N. itu hadir lembaga pemerintahan
seperti Pemda, Camat, dan Sekolah P.N. apakah mereka tidak tertarik dengan anak
yang menjawab pertanyaan matematik hanya memejamkan mata selama 7 detik.
Rasanya hanya orang-orang yang tidak mempunyai hati saja yang tidak terpaut
hatinya untuk memberikan bantuan kepada Lintang.
Kedua, Di sisi lain melihat karakter Lintang
yang inovatif, tegar, serta mempunyai semangat yang luar biasa itu seharusnya
dari diri Lintang sendirilah yang seharusnya berusaha untuk mencari perhatian
pemerintah. Bukankah jika ada kemauan pasti ada jalan. Tapi dimana kemauan
Lintang itu? Apakah pemerintah yang salah atau Lintang yang cuek untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Melalui dua
sisi pandangan saya di atas, saya tidak bermaksud menyatakan salah satu pihak
yang salah baik pemerintah maupun Lintang. akan tetapi hemat saya, ada salah
satu pihak yang memulai untuk menunjukkan bahwa ia sangat peduli dengan
perkembangan pendidikan di Indonesia, baik itu pemerintah maupun Lintang yang
bercita-cita menjadi seorang matematikiawan.
Ketiga, itu
semua menandakan sikap kedewasaan dan tanggung jawabnya yang begitu besar untuk
seumuran anak sekecil itu. Dewasa karena ia tidak mementingkan kepentingannya
sendiri. Akan tetapi, ia lebih memilih untuk mempertimbangkan nasib saudaranya
daripada nasibnya sendiri.
Achmat
menambahkan bahwa seharusnya pemerintah harus tanggap dan peduli untuk
membiayai Lintang sekolah sampai tamat dan memberikan bantuan kepada orang tua
Lintang untuk berwiraswasta. Solusi yang ditawarkan achmat cukup bagus akan
tetapi melihat
Akhir tokoh
Lintang mendapat sambutan kekecewaan oleh responden. Misrudin menyesalkan
seorang anak yang memiliki potensi yang menakjubkan, akan tetapi hanya berakhir
sebagai kuli. Loly, Dedi, dan Atma menyatakan tidak setuju. Dominan responden
menyatakan tidak setuju dengan akhir cerita Lintang. Akan tetapi, beda halnya dengan hardiansyah
ia setuju dengan akhir tokoh Lintang, karena baginya itulah kehidupan, itulah
hal yang paling menggugah emosionalitas pembaca untuk sadar bahwa nasib itu
terkadang berbalik.
Pengarang
sengaja membalikkan realitas yang seharusnya terjadi pada Lintang dengan
realitas yang dianggap sebagai penggugah emosionalitas pembaca. Tanggapan Hardiansyah
menurut saya lebih bijak di dalam memandang kehidupan.
Hemat saya menyatakan, memang itulah kehidupan segala sesuatu yang ada di dunia ini berkemungkinan untuk berbalik 1800. Bukankah hanya perubahan yang abadi di dunia ini dan hanya kematian sebagai kepastian di dunia ini. Dan seandainya novel ini dilanjutkan lagi, tidak menutup kemugkinan Lintang akan bangkit menjadi sesorang yang berguna bagi bangsa dan negaranya. Karena bagi saya, sebuah karakter Lintang yang luar biasa itu sudah bisa dijadikan dasar sukses atau tidaknya seseorang. Bisa itu menjadi seorang wiraswasta.
Hemat saya menyatakan, memang itulah kehidupan segala sesuatu yang ada di dunia ini berkemungkinan untuk berbalik 1800. Bukankah hanya perubahan yang abadi di dunia ini dan hanya kematian sebagai kepastian di dunia ini. Dan seandainya novel ini dilanjutkan lagi, tidak menutup kemugkinan Lintang akan bangkit menjadi sesorang yang berguna bagi bangsa dan negaranya. Karena bagi saya, sebuah karakter Lintang yang luar biasa itu sudah bisa dijadikan dasar sukses atau tidaknya seseorang. Bisa itu menjadi seorang wiraswasta.
Pendapat
Welman hampir sama dengan Hardiyansah akan tetapi, perbedaannya Welman
memberikan interprestasi yang lebih baik tentang ending Lintang. baginya memang itu kesengajaan pengarang untuk
menciptakan suasana yang tragis guna menimbulkan rasa emasionalitas pembaca.
Akan tetapi, menurutnya, pengarang kurang tragis memberikan endingnya. Jika pembaca banyak kecewa melihat endingnya
Tokoh Lintang, akan tetapi welman melihat endingnya Lintang kurang tragis.
Tanggapan
responden ketika ditanyakan jika karakter Lintang ditiadakan maka akan
mengakibatkan kegersangan di dalam memotivasi pembaca serta memberikan warna
yang kelabu. Justru responden mengatakan hanya karakter Lintanglah yang
menjadikan mereka semangat untuk menempuh pendidikan. Itu semua karena kondisi
Lintang bisa masuk di dalam dua dimensi kehidupan Indonesia sekarang ini.
Untuk anak yang mempunyai fasilitas yang lengkap, mereka secara tidak langsung diajak untuk mensyukuri karuinia-Nya itu. Sehingga mereka dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya sesuatu yang telah Allah titipkan kepada mereka. Sedangkan untuk anak yang memiliki latar belakang sama dengan Lintang atau diatas sedikit, Karakter Lintang menyampaikan bahwa harapan itu masih ada, tidak ada potensi yang terbesar di dunia ini kecuali segala sesuatu yang telah Allah berikan kepada Manusia, baik itu berupa, Jasmani maupun rohani.
Untuk anak yang mempunyai fasilitas yang lengkap, mereka secara tidak langsung diajak untuk mensyukuri karuinia-Nya itu. Sehingga mereka dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya sesuatu yang telah Allah titipkan kepada mereka. Sedangkan untuk anak yang memiliki latar belakang sama dengan Lintang atau diatas sedikit, Karakter Lintang menyampaikan bahwa harapan itu masih ada, tidak ada potensi yang terbesar di dunia ini kecuali segala sesuatu yang telah Allah berikan kepada Manusia, baik itu berupa, Jasmani maupun rohani.
Barang siapa
yang berusaha menolong dirinya sendiri maka Allah akan menolongnya. Karakter
itu telah mengajarkan kita untuk menciptakan semangat itu di dalam diri kita
sendiri. Produktifitas itu bukan saja diciptakan dengan sesuatu yang sempurna
akan tetapi, IMAN. Imanlah yang telah membuat Lintang berani untuk melaju pesat
dengan mengeluarkan potensi yang yang telah Allah SWT berikan kepadanya Berupa
Keimanan.
Rasanya All Reader dapat membayangkan bagaimana jika karakter lintang ini ditiadakan. Pernyataan Loly, Akbar, dan Hardiansyah hampir sama mereka pikir cerita tidak akan menarik ketika karakter Lintang ditiadakan. Bagi Hardiansyah tokoh Lintang itu merupakan bagian untuk menciptakan The Most Power Book. Dedi juga mengatakan bahwa karena karakter Lintang itu unik dan hanya terjadi pada Lintang maka jika Lintang ditiadakan cerita tidak menarik.
Rasanya All Reader dapat membayangkan bagaimana jika karakter lintang ini ditiadakan. Pernyataan Loly, Akbar, dan Hardiansyah hampir sama mereka pikir cerita tidak akan menarik ketika karakter Lintang ditiadakan. Bagi Hardiansyah tokoh Lintang itu merupakan bagian untuk menciptakan The Most Power Book. Dedi juga mengatakan bahwa karena karakter Lintang itu unik dan hanya terjadi pada Lintang maka jika Lintang ditiadakan cerita tidak menarik.
Pernyataan
yang berbeda dinyatkan oleh mahasiswa asal Mukomuko Atma Ftriani, ia mengatakan
tidak masalah jika tokoh Lintang dihilangkan jika dari awal pengarang tidak
memasukkan tokoh Lintang di dalam Laskar Pelangi kecuali jika tiba-tiba
pengarang menghilangkan tokoh Lintang di dalam pertengahan cerita baru
dipertanyakan.
Pernyataan Atma
tampak polos dan begitu original keluar. Akan tetapi, hemat saya di dalam
Laskar Pelangi, ada empat tokoh penting yang ada seperti, Lintang, Mahar, Ikal,
dan Ibu Muslimah. Jika hal ini dihilangkan maka akan menghilangkan estetika
serta hal yang dapat menumbuhkan semangat pembaca.
Di sisi lain, dilihat dari tema bukankah Laskar Pelangi bertemakan pendidikan, maka jika Lintang hilang di awal pun akan menyebabkan novel itu adalah hal yang biasa-biasa saja bagi generasi muda. Welman mahasiswa Universitas Bengkulu jurusan sastra semester enam, menyatakan bahwa Tokoh Lintang itu merupakan salah satu Konsep Dasar pembuatan sebuah karya Laskar Pelangi.
Di sisi lain, dilihat dari tema bukankah Laskar Pelangi bertemakan pendidikan, maka jika Lintang hilang di awal pun akan menyebabkan novel itu adalah hal yang biasa-biasa saja bagi generasi muda. Welman mahasiswa Universitas Bengkulu jurusan sastra semester enam, menyatakan bahwa Tokoh Lintang itu merupakan salah satu Konsep Dasar pembuatan sebuah karya Laskar Pelangi.
Soal menarik
atau tidaknya karakter Lintang, responden mengatakan bahwa karakter Lintang itu
bukan menarik lagi akan tetapi tingkatnya lebih dari menarik. Ada yang
mengatakan bahwa karakter Lintang itu inspiratif, karena mampu memberikan
inspirasi bagi seseorang yang membacanya.
Hal yang
dirasakan responden ketika membaca karakter Lintang sangat beragam. Akbar merasakan sangat terharu dan sedih. Ada
yang bingung melihat kondisi sekolah yang begitu jauh akan tetapi tetap di tempuh
walaupun dengan berbagai kendala yang dihadapinya dalam perjalanan.
Ada yang terharu dan mengagumi karakter Lintang yang begitu tegar menghadapi kehidupan. Ada juga yang sampai menangis melihat perjuangan Lintang. ada yang merasakan seolah-olah karakter Lintang masuk ke dalam dirinya untuk memberikan semangat berjuang. Hal ini saya dapatkan dari pernyataan Dosen mata kuliah Apresiasi dan kajian Prosa Fiksi, Ibunda saya Dra. Elyusra, M.Pd. hal yang dirasakan setelah memahami karakter Lintang itu pun telah ia terapkan ketika akan mengajar. Beda dengan pandangan Hardiansyah yang sangat gergetan dengan sikap pemerintah yang cuek.
Ada yang terharu dan mengagumi karakter Lintang yang begitu tegar menghadapi kehidupan. Ada juga yang sampai menangis melihat perjuangan Lintang. ada yang merasakan seolah-olah karakter Lintang masuk ke dalam dirinya untuk memberikan semangat berjuang. Hal ini saya dapatkan dari pernyataan Dosen mata kuliah Apresiasi dan kajian Prosa Fiksi, Ibunda saya Dra. Elyusra, M.Pd. hal yang dirasakan setelah memahami karakter Lintang itu pun telah ia terapkan ketika akan mengajar. Beda dengan pandangan Hardiansyah yang sangat gergetan dengan sikap pemerintah yang cuek.
Sikap
responden ketika ditanyakan mengenai sikap Lintang berhenti sekolah lagi-lagi
beragam. Ada yang sangat kecewa, mengapa??? mengapa hanya karena bapaknya
meninggal harus berhenti sekolah. Ada yang berpendapat itu semua karena Lintang
mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjaga adik-adiknya. Sema seperti
yang dikatakan oleh Achmat, bahwa ia rasa sikap yang diambil Lintang itu
menandakan bahwa Lintang adalah anak yang dewasa, tegas, dan mempunyai tanggung
jawab yang besar kepada keluarganya.
Hardiansyah,
mahasiswa semester 9 prodi bahasa inggris mengatakan bahwa orang-orang di
sekeliling Lintang tidak dapat berbuat apa-apa, sehingga Lintang sudah
seharusnya menjaga adik-adiknya. Akbar menyatakan bahwa seharusnya pemerintah
yang mempunyai inisiaif untuk membantu Lintang. Loly pun berharap seharusnya
tokoh Laskar Pelangi memberikan masukan,
motivasi, dan dorongan kepada Lintang agar tidak berhenti sekolah.
Welman
mahasiswa Universitas Bengkulu jurusan sastra semester enam yang kebetulan
sedang menggarap proposal penelitian tentang kajian Pragmatik Novel Laskar
Pelangi, menanggapi bahwa sikap Lintang untuk berhenti sekolah jika diamati
memiliki sisi positif dan sisi negative.
Sisi positif
dan sisi negative atas sikap Lintang. Sisi positif yang dapat kita lihat secara
tersirat bahwa sikap yang diambil Lintang itu menunjukkan bahwa Lintang
seseorang yang bertanggung jawab, patuh dengan ornag tua, tidak terpaku dengan
system pembelajaran formal, seperti sekolah. Akan tetapi, Lintang banyak
belajar dari lingkungannya. Belajar dari segala sesuatu yang dilihatnya. Sisi
negative yang dapat kita lihat dari sikap Lintang adalah bahwa Lintang kurang
menghitung resiko-resiko di kemudian hari jika ia memilih untuk berhenti
sekolah dan kedua Lintang terlalu cepat memutuskan sesuatu.
2. 2 Pembahasaan
Dari hasil
wawancara saya maka mereka hampir seluruhnya setuju mengenai kemungkinan adanya
karakter Lintang yang mempunyai strategi kognitif yang luar biasa. Selain itu
mengenai kemungkinan adakah karakter
Lintang di dunia nyata, para responden sepakat mengatakan bahwa itu
adalah hal yang mungkin.
saya dapat
menambahkan pandangan Loly bahwa, memang ada teori yang menyatakan bahwa faktor
keturunan yang menyebabkan seseorang mempunyai kemungkinan besar untuk dapat
memiliki bakat atau intelegensia seperti keluarganya. Akan tetapi, di sisi lain
menurut saya keterbatasan Lintang itulah yang membuat Lintang mampu menciptakan
karakter Lintang yang begitu kuat,
tegar, semangat, inovatif di dalam kehidupannya, dengan kata lain hal ini lebih
mengarah kepada teori Behaviorisme.
Lingkungan
di sini Maksudnya adalah kemampuan Lintang membaca, baik yang tersirat maupun
yang tersirat dari kehidupannya. Membaca kesuksesan para tokoh yang
dikaguminya, sehingga menularkan semangat yang menghujam di hati Lintang.
sehingga dapat disimpulkan kebiasaan-kebiasaan Lintang yang selalu membaca
inilah akhirnya menghantarkan Lintang menjadi anak yang jenius.
Jika
seandainya kita tahu bahwa Allah SWT
memberikan potensi yang luar biasa kepada manusia. Maka kita akan
menyadari kemahabesaran Allah yang dapat kita tafakuri melalui ciptaannya
berupa Otak.
Saya pernah membaca buku yang berbicara mengenai otak manusia, di sana dikatakan bahwa Enstein itu baru mempergunakan otaknya sekitar 7 % dari kapasitas otak seseungguhnya dan Bj Habibi itu baru menggunakan 3 % kemampuan otaknya (data terbaru saya baca ternyata IQ Habibi lebih tinggi dari enstein yaitu 200).
Dari hasil penelitian ini bisa kita lihat bahwa strategi kognitif itu hal yang mungkin terjadi pada seluruh manusia, baik itu miskin ataupun kaya. Akan tetapi perlu dipertegas, seseorang baru dapat memaksimalkan otaknya jika sudah terbiasa dibentuk dengan kebiasaan untuk memicunya, baik dengan membaca, menemukan masalah sekaligus mencari pemecahannya dan lain-lain.
Saya pernah membaca buku yang berbicara mengenai otak manusia, di sana dikatakan bahwa Enstein itu baru mempergunakan otaknya sekitar 7 % dari kapasitas otak seseungguhnya dan Bj Habibi itu baru menggunakan 3 % kemampuan otaknya (data terbaru saya baca ternyata IQ Habibi lebih tinggi dari enstein yaitu 200).
Dari hasil penelitian ini bisa kita lihat bahwa strategi kognitif itu hal yang mungkin terjadi pada seluruh manusia, baik itu miskin ataupun kaya. Akan tetapi perlu dipertegas, seseorang baru dapat memaksimalkan otaknya jika sudah terbiasa dibentuk dengan kebiasaan untuk memicunya, baik dengan membaca, menemukan masalah sekaligus mencari pemecahannya dan lain-lain.
Dari sisi
islam, Allah SWT menjanjikan bahwa barang siapa yang belajar kemudian ia
mengajarkan ilmunya kepada orang lain maka, Allah akan menambahkan pengetahuan
yang belum ada padanya. Seperti telah kita lihat pada identifikasi tokoh
Lintang, Lintang mempunyai kebiasaan untuk mengajarkan ilmunya kepada
teman-temannya. Selain itu, Allah SWT berfirman “barang siapa yang bersyukur kepada nikmat yang telah Aku berikan
niscaya akan Aku tambah Nikmat kepadanya”.
Dapat kita
simpulkan, Lintang mengajarkan ilmunya dan Lintang mensyukuri NIkmat yang telah
Allah berikan kepadanya dengan meyakini bahwa otak yang diciptakan-Nya
mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada yang dipikirkan manusia. Nikmat
Allah telah kita lihat pada diri Lintang, berupa strategi Kognitif yang luar
biasa. Semua itu bisa juga kita dapatkan wahai generasi mudah dengan berusaha
menggali seribu potensi yang telah Allah tanamkan di dalam diri kita. Itulah
yang dinamakan dengan hikmah dari kehidupan.
Mengenai
cara penyampaian pengarang mengenai karakter Lintang. pembaca 70 % setuju dan
30 % setuju. Menurut mereka sukar dimengerti terutama pemakaian bahasanya.
Sedangkan yang setuju, menyatakan bahasanya komunikatif. Perbedaan pendapat itu
menurut saya sesuai dengan kebiasaan membaca mereka. Jika mereka terbiasa sudah
tentu mempunyai perbendaharaan kata yang banyak untuk mempermudah pemahaman ketika
membaca.
Apa yang
seharusnya pemerintah lakukan terhadap Lintang, melihat kondisinya yang
mempunyai strategi kognitif yang luar biasa, responden merespon 40 % tidak
setuju dan 60 % setuju. hemat saya, dua sisi yang saya lihat, Pertama. Sudah
seharusnya pemerintah dapat melihat dan merekrut anak yang jenius seperti
Lintang.
Jika ada yang mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa mengawasi
anak-anak yang jenius, maka hal itu adalah salah. Bukankah ketika lomba cerdas
cermat di S.D. P.N. itu hadir lembaga pemerintahan seperti Pemda, Camat, dan
Sekolah P.N. apakah mereka tidak tertarik dengan anak yang menjawab pertanyaan
matematik hanya memejamkan mata selama 7 detik. Rasanya hanya orang-ornag yang
tidak mempunyai hati saja yang tidak terpaut hatinya untuk memberikan bantuan
kepada Lintang.
Kedua, Di
sisi lain melihat karakter Lintang yang inovatif, tegar, serta mempunyai
semangat yang luar biasa itu seharusnya dari diri Lintang sendirilah yang
seharusnya berusaha untuk mencari perhatian pemerintah. Bukankah jika ada
kemauan pasti ada jalan. Tapi dimana kemauan Lintang itu? Apakah pemerintah
yang salah atau Lintang yang cuek untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Melalui dua sisi pandangan saya di atas, saya tidak bermaksud menyatakan salah satu pihak yang salah baik pemerintah maupun Lintang. akan tetapi hemat saya, ada salah satu pihak yang memulai untuk menunjukkan bahwa ia sangat peduli dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, baik itu pemerintah maupun Lintang yang bercita-cita menjadi seorang matematikiawan.
Melalui dua sisi pandangan saya di atas, saya tidak bermaksud menyatakan salah satu pihak yang salah baik pemerintah maupun Lintang. akan tetapi hemat saya, ada salah satu pihak yang memulai untuk menunjukkan bahwa ia sangat peduli dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, baik itu pemerintah maupun Lintang yang bercita-cita menjadi seorang matematikiawan.
Ketiga, itu
semua menandakan sikap kedewasaan dan tanggung jawabnya yang begitu besar untuk
seumuran anak sekecil itu. Dewasa karena ia tidak mementingkan keperntingannya
sendiri. Akan tetapi, ia lebih memilih untuk mempertimbangkan nasib saudaranya
daripada nasibnya sendiri. Selain itu, Lintang mungkin juga menyadari bahwa
menuntut ilmu tidak hanya terikat pada pendidikan formal.
Kisah
Lintang ini menurut saya seharusnya membuat pemerintah segera sadar betapa
pentingnya pemerataan pendidikan. Bukankah di dalam undang-undang dasar setiap
warga Negara berhak mendapatkan pendidikan, tapi bagaimana dengan Lintang?
kisah Lintang juga dapat menggambarkan gambaran pendidikan di Indonesia yang
gagal.
Mengenai
akhir cerita yang dialami Lintang responden 80 % setuju dan 20 % tidak setuju.
Saya hanya ingin memberi gambaran realita sekarang adalah banyak anak yang SD,
SMP, dan SMA terkenal sangat rajin akan tetapi ketika besarnya malah berbalik
menjadi malas, tidak produktif, bahkan hingga memilih untuk tidak meneruskan
sekolahnya dikarenakan keadaan yang tidak mendukung ataupun sebab berbagai hal
lainnya dan begitu juga sebaliknya banyak yang sukses.
Ketidaksetujuan para responden menurut saya karena cara pandang mereka yang belum dapat melihat suatu realitas kehidupan dan pengarang berhasil menciptakan emosionalitas pembaca, hal ini berarti pendapat hardiansyahlah yang mereka rasakan.
Ketidaksetujuan para responden menurut saya karena cara pandang mereka yang belum dapat melihat suatu realitas kehidupan dan pengarang berhasil menciptakan emosionalitas pembaca, hal ini berarti pendapat hardiansyahlah yang mereka rasakan.
Menurut saya
cara pandang mereka yang tidak setuju ini menandakan bahwa mereka hanya kagum
dengan sesuatu yang namanaya IQ, respon yang saya lihat responden hanya
menyayangkan IQ yang begitu jenius akan tetapi tidak mendapatkan keberhasilan
hidup.
Untuk
menjawab keheranan responden maka saya akan menjelaskan tentang penelitian
ilmiah terkini mengenai kesuksesan seseorang. Seandainya mereka tahu jika
ternyata IQ yang ditemukan pada tahun 1905 oleh Binet, hanya 6- 20 % mendukung
kesuksesan seseorang dan 80 % lainnya yang berperan adalah Emosinalitas Quotien
(EQ) yang ditokoh oleh Daniel Goelman pada tahun 1995 dan tahun 2000 melalui
sebuah penelitian ilmiah, Vs Rahmat Candra california University menemukan satu
kecerdasan lagi Spritual Quotien (SQ). kemampuan emosional seperti, tekun,
sabar, semangat, mampu berkomunikasi dengan orang lain.
Spritual
tidak hanya dalam konteks ibadah akan tetapi kejujuran, keikhlasan, serta yakin
bahwa Allah akan meninggikan orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. saya ingin menegaskan bahwa pernyataan saya
ini, saya tujukan kepada cara pandang responden bukan lantas saya menyatakan
Lintang tidak mempunyai EQ dan SQ. Lintang hemat saya telah memiliki seluruh
komponen ini. akan tetapi, kenapa Lintang tidak sukses, itu merupakan sekenario
dari pengarang untuk mengguncang emosionalitas pembaca.
Tanggapan responden bila tokoh Lintang ditiadakan
di dalam Novel Laskar Pelangi 70% tidak setuju karena Karakter Lintang
merupakan karakter yang menciptakan the
Most Power Book dan 30 % setuju dengan beberapa ketentuan tertentu. saya
hanya ingin mempertegas bahwa Tokoh Lintang merupakan salah satu konsep dasar
di dalam memberikan pesan kepada pembaca. Jika ada yang setuju jika di awal
tidak ada tokoh Lintang tidak mempengaruhi pembaca. Maka hal itu merupakan
kesalahan yang besar. Tokoh Lintang ini merupakan tokoh sentral yang bisa
menyampaikan pesan kepada rakyat dan pemerintahan Indonesia.
Pendapat responden mengenai seberapa
menarikkah tokoh Lintang, 100 %menyatakan sangat menarik. Menarik dengan
karakter Lintang yang khas, tegar, dan unik.
Tentang apa
yang dirasakan setelah membaca karakter Lintang di dalam Laskar Pelangi,
responden merasakan hal yang berbeda, akan tetapi 90 % menimbulkan rasa yang
positif pada setiap responden. Sangat berkesan karena tokoh Lintang telah
berada dihati mereka sebagai referensi pemikiran responden di dalam menumbuhkan
semangat untuk berani bermimpi menuju masa depan yang cerah sekaligus untuk
mensyukuri nikmat yang telah mereka miliki. Karena jika dibandingkan dengan
keadaan Lintang yang mempunyai keterbatasan akan tetapi tetap semangat,walaupun
hujan badai, walaupun harus menempuh delapan puluh KM ke sekolah. Dimensi yang
berbeda dengan sekarang.
Maka dari
itu, seperti yang dikatakan Misrudin bahwa tokoh Lintang telah mengajarkannya
untuk malu kepada diri sendiri. Malu dengan fasilitas yang ada, tapi tidak
semangat dan tidak serius di dalam menempuh pendidikan. Begitu juga hal yang
dirasakan oleh Dosen saya Ibu Elyusra yang mengajar mata kuliah Apresiasi dan
kajian prosa Fiksi. Menurut saya beliau bukan hanya merasakan, akan tetapi
telah mampu mengerakkan semangatnya. Tokoh Lintang telah mampu menyihir
seseorang untuk berani bermimpi.
Tanggapan
responden melihat sikap Lintang yang memilih untuk berhenti sekolah ketika
bapaknya meninggal, 90 % setuju karena itulah roda kehidupan dan karena itulah
emosionalitas responden tersentuh sedangkan 10 % tidak setuju. Banyaknya respon
setuju dari responden menurut saya, karena mereka mampu berempati terhadap
situasi yang dialami oleh tokoh Lintang. keterlibatan perasaan inilah yang
membuat mereka mengetahui kesulitan Lintang.
Harapan responden terhadap tokoh Laskar
Pelangi lainnya yang melihat sikap Lintang untuk memilih berhenti sekolah, 80 %
setuju harus membantu sedangkan 20 % tidak setju dengan alasan karena
perekonomian yang tidak memungkinkan untuk
membantu Lintang dan saudaranya. Situasi yang dilematis, di satu sisi
mereka menginginkan Lintang untuk tetap berada di tengah-tengah mereka, karena
bagi mereka Lintang telah menjadi inspirasi, penyemangat di dalam menempuh
pendidikan. Banyak keteladanan yang telah diajarkan Lintang kepada mereka. Akan
tetapi di sisi lain mereka juga rata-rata berasal dari keluarga yang miskin.
Berdasarkan
hasil wawancara dengan para responden maka saya merumuskan 2 hal :
1. Pembaca yang setuju dengan karakter
Lintang sebanyak : 87 % menaggapi
positif mengenai karakter Lintang, hal-hal yang terjadi pada Lintang, cara
penyampaian pengarang tentang karakter Lintang, harapan responden tentang sikap
pemerintah dan tokoh Laskar Pelangi lainnya.
2. Pembaca yang tidak setuju dengan
karakter Lintang sebanyak : 13 %
menaggapi tidak setuju.
Hal ini
menunjukkan bahwa karakter Lintang begitu berarti bagi para Reader. Karakter Lintang memberikan
inspiratif kepada pembaca. Lintang memang telah menjadi Pahlawan bagi
orang-orang yang berputus asa di dalam menempuh pendidikan. Lintang telah
menjadi tauladan bagi orang-orang yang memandang rendah keterbatasan. Tokoh
Lintang mampu membuat mereka malu karena sekarang masih bermalas-malasan di
dalam menempuh pendidikan. Lintang mampu memberikan spirit untuk terus belajar.
Lintang telah berada di hati mereka untuk mengajarkan bagaimana cara mensyukuri
hidup.
Tokoh
Lintang telah mampu mengajak mereka untuk berani menghadapi hidup, walaupun
terkadang hidup tidak adil. Tetapi Lintang mengajarkan bagaimana cara untuk
menjalani ketetapan yang ada. Lintang
mengajarkan kepada mereka untuk mempunyai cinta, Cinta kepada ilmu,
Cinta orang tua, Cinta akan semangat, Cinta akan perubahan, cinta kepada Sang
Pencipta.
IV. Penutup
4.1
kesimpulan
Berdasarkan
hasil wawancara yang telah dilakukan serta hasil interprestasi setiap tanggapan
yang diberikan oleh pembaca, maka kesimpulan mengenai penokohan Lintang pada
novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata pada dasarnya adalah seluruh responden yang saya wawancara setuju
dengan karakter Lintang yang dimiliki
oleh Lintang. karakter Lintang sangat inspiratif, mampu memotivasi pembaca.
Apalagi cara penyampaian yang komunikatif dengan menggunakan metafora yang unik
dan orisinil. Karakter Lintang sangat berbekas sekali pada setiap responden.
Jadi keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih cita-cita, malah ketika
seseornag mengalami keterbatasan maka ia akan mengeluarkan potensi yang ada di
dalam dirinya. Itulah hikmah dan keajaiban kehidupan. Keajaiban tentang makna
keterbatasan. Keajaiban tentang Iman.
Satu hal
lagi yang perlu di pertegas, Lintang bukan hanya cerdas secara Intelektual,
akan tetapi Lintang juga mempunyai kecerdasan emosional dan spiritual. Apa itu
kecerdasan emosional? Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk merasakan
perasaan ornag lain kemudian menjadikan pengetahuan itu untuk mengambil
tindakan. Lintang telah menerapkan kecerdasan itu dengan memilih untuk
bertanggung jawab dengan berusaha membiayai kehidupan keluarganya. Jadi jika untuk meraih kesuksesaan kita harus
mensyukuri Nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita.
4. 2 Saran
Mudah-mudahan tugas ini menambah
keyakinan Kita untuk sama-sama menyadari bahwa pendidikan itu sangat penting.
Sangat penting untuk selalu membaca diri, orang lain dan lingkungan kita.
Selian itu, Banyak kekurangan di dalam pembuatan Makalah ini, baik dari segi
interprestasi, penilaian maupun tata bahasa yang saya gunakan. Maka dari itu,
diharapkan kritik dan saran yang membangun guna terciptanya hasil kajian yang
lebih baik lagi.
V.
Daftar Pustaka
Agustian, Ari Ginanjar. 2001. Emotional Spritual Quotient (ESQ). Jakarta: Penerbit Arga
Dawson, Roger. 1997. Tiga Belas Rahasia Kinerja Kekuatan.
Jakarta : PT. Prenhallindo.
Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Yogyakarta : PT. Bentang
Pustaka.
Goelman, Daniel. 1999. Working with Emotional Intelligence. New
York : Bantam Books.
Shihab, M. Quraish. 1998. Lentera
Hati: kisah dan hikmah kehidupan. Bandung: Penerbit Mizan.
Foto : Jpnn.com
Foto : Jpnn.com
Setelah membuka file saya menemukan sebuah kajian yang sangat inspiratif bagi saya. Makalah ini merupakan tugas ketika saya semester 3 dalam studi S1 dengan dosen pengampu yang inspiratif Dra. Elyusra, M.Pd. Pesan beliau yang masih saya ingat sastra itu memanusiakan manusia. Dulse et utile (Sastra itu mampu menghibur dan mendidik).
Nasehat yang sama diberikan oleh Prof. Dr. Hj. Sabarti Akhadiah, M.K di Pascasarjana "Banyaklah membaca karya sastra". Tentu bukan sembarang karya sastra, tetapi karya sastra yang berbobot.
Semoga Bermanfaat. Jangan Lupa Baca Al-Qur'an juga ya.
Baca juga: Kajian Objektif Struktural Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
Jakarta, 9
Dzulqaidah 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.