Suatu kali, ketika usia Ayah sudah
beranjak senja, aku pernah bertanya padanya.
“Ayah, apa yang mendorong semangat
Ayah, sampai Ayah menjadi seperti sekarang ini?” tanyaku saat itu.
Ayah sejenak memandangku. Mungkin Ayah
sedikit heran dengan apa yang ada di benak anaknya ini.
“Ayah dari kecil banyak mendapat
cobaan. Pertama, kedua orangtua ayah bercerai ketika Ayah masih memerlukan
kasih sayang mereka.
Kedua, Ayah yang dikenal sebagai anak
laki-laki dapat disebut berwajah rupawan, tiba-tiba terserang penyakit cacar. Kalau
waktu itu tidak tahan, ayah bisa lari dari padang panjang. Mungkin jadi
pegemis.
Ketiga, banyak anak-anak sekolah untuk
kelompok masyarakat kelas atas sering melecehkan anak-anak Sekolah Desa dan
Sekolah Agama.
Keempat, Ayah sering diejek karena
kemampuan bahasa Arab yang Ayah miliki tidak bagus dan banyak yang salah.
Kelima, Ayah ditolak jadi guru di
Sekolah Muhammadiyah hanya karena Ayah tidak memiliki diploma sebagai tanda
tamat belajar.
Oleh karena itu semua, Ayah bertekad
untuk terus belajar dan membaca. Mungkin untuk seumur hidup Ayah...” Ayah
menuturkan alasan-alasannya kepadaku.
Aku semakin kagum dengan jiwa Ayah
yang penuh semangat dalam menuntut ilmu.
Siapa yang tidak kenal dengan Buya
Hamka? Namanya harum di negerinya bahkan di negeri orang lain. Sikap hidup,
pandangan, ilmu yang ia miliki telah mengantarkannya menjadi seorang ulama
besar yang pernah lahir di Indonesia dan menjadi bagian dari catatan penting
perjuangan seorang muslim di era pergerakan melawan penjajahan Belanda, saat
kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Pesan apa yang ingin saya sampaikan
melalui cuplikan dialog di atas? Bagaimana kita menanamkan kepada generasi kita
untuk mencintai ilmu. Ilmu bukan hanya di dapat di sekolah formal. Semoga hidup
kita semakin membaik bersama usaha kita membaikkan diri.
Apa yang Anda pelajari hari ini sangat menentukan akan menjadi Apa Anda besok .
Diambil dari buku Irfan Hamka yang berjudul “Ayah”
Foto : Flickr.com
Foto : Flickr.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.