Berbagai kasus dan
fenomena yang kita dengar di berbagai media belakangan ini menyadarkan kita betapa
pentingnya memperkuat institusi keluarga. Absennya Ayah dan Ibu dalam keluarga
dalam membina anak yang dimanahkan Allah kepadanya memantik tindakan kejahatan
yang membahayakan orang lain.
Setiap anggota keluarga
memiliki kewajiban untuk saling menasehati untuk istiqomah berada di atas
kebenaran. Terlebih para orang tua yang yang diamanahkan seorang anak. Tetapi
faktanya, tidak sedikit keluarga yang diacuhkan, karena sibuk mendakwahkan
orang lain. Padahal Rosululloh shalallahu ‘alaihi
wa sallam memulai dakwah dari
kerabat-kerabat terdekatnya.
Tatkala menafsirkan firman Allah :
وَأَنْذِرْ
عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Artinya : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu
yang terdekat.” (QS. Asy Syuara : 214)
Imam asy Syaukani mengatakan : “Dikususkan
kerabat-kerabat karena perhatian terhadap mereka adalah lebih diutamakan,
menunjukkan mereka kepada kebenaran adalah lebih didahulukan. Di dalam hadits shahih bahwa ayat ini diturunkan
tatkala Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengajak orang-orang Quraisy untuk berkumpul
baik yang umum ataupun khusus. Hal itu merupakan penjelasan Nabi shalallahu
alaihi wa sallam kepada keluarga besar dan kerabat-kerabatnya.” (Fathul Qadir,
Muhammad bin Ali asy Syaukani 4/117)
Tatkala turun ayat ini :وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam mengajak orang-orang Quraisy untuk berkumpul baik
yang umum maupun khusus dan berkata : “Wahai Bani Ka’ab bin Luay selamatkan
diri kalian dari neraka, wahai Bani Murrah bin Ka’ab selamatkan diri kalian
dari neraka….” (Muttafaq Alaihi)
Dakwah
kepada kerabat adalah tahap kedua dari tahapan-tahapan dakwah Nabi shalallahu
alaihi wa sallam setelah kenabian sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim, dia
mengatakan : “Bagian dari urutan dakwah : Tahap Petama adalah kenabian sedang
kedua adalah Mengingatkan keluarga besar dan kaum kerabat..” (Zaadul Ma’ad fii
Huda Khairil ‘Ibad; Ibnul Qayyim 1/86)
Kata
sebagian orang memang sedikit sulit berdakwah dengan orang-orang terdekat,
karena mereka sudah tahu kelakuan kita. Justru itulah tantangan dakwah kita.
Hendaknya kita lebih banyak memberikan contoh teladan daripada sekedar berkata.
Karena pengaruh keteladanan lebih kuat menyampaikan pesan dibandingkan sekedar
menyampaikan tanpa diiringi contoh.
Alhamdulillah, sebuah kebahagiaan sekali melihat keluarga dekat kita satu per satu telah terbuka
hatinya untuk kembali ke fitrahnya. Kembali ke jalan Allah, mulai menjadi
sahabat masjid. Menunaikan sholat lima waktu. Rajin mengikuti pengajian di
tengah kesibukannya bekerja. Rutin mengeluarkan zakat dan menyantuni anak yatim. Oleh karena itu, jangan pernah putus asa mendokan
mereka dan memberikan contoh. Karena Doa dan tauladan memberikan energi yang
dahsyat untuk menggerakkan orang lain untuk meniru perbuatan yang kita lakukan.
Menghadapi berbagai zaman
yang penuh fitnah ini, mari kita perkuat institusi keluarga dengan ilmu,
iman, dan amal. Membangun kedekatan dan keteladanan kepada orang-orang yang menjadi
tanggungan kita. Mulailah dari yang terdekat dan sebisa mungkin kita menebar
rahmat dan dakwah kepada manusia secara keseluruhan. Menebar rahmat bagi alam
semesta.
Jika
kualitas keluarga kita membaik dan berkualitas maka kualitas negara juga semakin
membaik. oleh karena itu, memperkuat institusi keluarga sama saja dengan
memperkuat institusi negara.
Semoga Allah selalu
memberikan keselamatan, rahmat, dan barokahnya kepada kita semua.
Gambar : Bersama keluarga di Bandara Soekarno Hatta
Jakarta, 16 Syaban 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.