Jumat, 27 Mei 2016

Lima Langkah Kunci Kembali Kepada Allah



Saya banyak mendapatkan pertanyaan dari orang yang berkeinginan kuat kembali ke jalan Allah. Mereka bertanya apa yang harus saya lakukan agar dapat terus berada di jalan Allah hingga akhir hayat. Sebenarnya banyak manusia menanyakan hal ini. mereka menginginkan langkah-langkah amaliyah (praktek) untuk menghadap Allah serta kembali kepada-Nya.

Perkenanlanlah saya saat ini menjawab pertanyaan ini dengan mengajukan langkah-langkah amaliyah yang konkret. Langkah nyata yang benar-benar mengenai jiwa agar tetap taat kepada Allah, yaitu lima poin yang bukan bersumber dari saya, melainkan dari Rosul shalaullohhu ‘Alaihi Wassalam. Beliau memberikan perhatian kepadanya karena ia adalah kunci kembali kepada Allah Subhanahu Wata’ala :

Pertama, Sholat di awal waktu.

Selalu memperhatikan serta menjaga shalat di awal waktu merupakan perbuatan yang paling diridhai Allah, serta hal yang membuat hubungan Anda kepada Allah semakin terjalin; Untuk mengetahui bagaimana pentingnya waktu dalam islam dan sholat tepat waktu Selengkapnya Klik disini.

Kedua, Dzikir kepada Allah.

Walaupun hanya lima menit saja dalam satu hari, dalam bentuk apa pun; bisa dengan istighfar (Astaghfirullah), tahmid (Al-Hamdulillah), atau (La ilaha illa Allah). Atau Dzikir pagi dan petang hari sesuai yang biasa dilakukan Rosululloh Sholaullohhu ‘Alaihi Wassalam;

Ketiga, Berdoa kepada Allah setiap hari.

Sudah pasti Anda butuh sesuatu yang banyak dari Allah baik dunia maupun akhirat. Berdoalah dengan memakai bahasa apa pun, sesuai dengan yang Anda rasakan.

Sekali lagi dengan hati yang tulus dan dalam, saya ingin menyampaikan bahwa hakikat kita berdoa bukan hanya agar semua hajat (kebutuhan, keinginan, cita-cita) kita dapat terkabul. Tetapi hakikat kita berdoa kepada Allah adalah beribadah. Selengkapnya Anda bisa membaca disini : Bersabarlah Menunggu Terkabulnya Doa, Kebaikan Dibalik Tertundanya Pengabulan Doa, Mengapa Doaku Belum Juga Dikabulkan;

Keempat, Selalu menjaga bacaan Al-Qur’an setiap hari.

Walaupun hanya satu lembar saja. Bacalah, renungilah maknanya, tadabburi, berusahalah untuk mengamalkannya. Selengkapnya Anda bisa membaca disini : Al-Qur’an Sumber Kekuatan dan Pedoman Hidup Manusia, Menggapai Keteguhan Hati Dengan Al-Qur’an;

Kelima, Menjauh dari bersahabat dengan orang-orang yang buruk.

Yakinlah, Anda kan menjadi orang yang berbeda. Sahabat Anda adalah gambaran masa depan Anda. Memilih sahabat bukan perkara sederhana, karena ia bisa mendatangkan kebahagian dan keselamatan bagi Anda atau malah membuat hidup Anda penuh dosa atau kelalaian.;

Saya ingin mengakhiri pembahasan ini dengan sebuah risalah yang suci dari langit. Risalah Rabbaniah (Tuhan), yaitu sebuah hadist Qudsi yang sangat indah ketika Allah berkata kepada kita, 

“Wahai hamba-hamba-Ku Aku telah mengharamkan diri-Ku dari berbuat kedzaliman. Aku pun mengharamkan hal tersebut kepadamu. Karena itu, janganlah kamu saling mendzalimi. 

Wahai hamba-hamba-Ku, kamu semua dalam keadaan lapar, kecuali yang telah Aku beri makanan; maka mintalah makanan kepadaku, niscaya Aku berikan makanan kepadamu. 

Wahai hamba-hamba-Ku, kamu semua dalam keadaan telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian; maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku berikan pakaian kepadamu.

Wahai hamba-hamba-Ku, kamu semua melakukan dosa siang dan malam, sedang Aku mengampuni dosa semuanya; maka mintalah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dosa kamu.

Wahai hamba-hamba-Ku, kamu tidak akan bisa memberikan mudharat, hingga bisa mencelakai-Ku, serta tidak bisa juga memberikan manfaat kepada-Ku, hingga Aku mengambil manfaat darimu.

Wahai hamba-hamba-Ku, jikalau orang pertama dari kamu atau yang terakhir, manusia, jin; mereka memiliki hati yang sangat jahat kemudian ia memintaku, Aku akan memberikan setiap orang apa yang dimintanya. Hal tersebut tidak mengurangi kekuasaan-Ku sedikitpun, kecuali seperti berkurangnnya jarum yang dimasukkan ke dalam lautan.

Wahai hamba-hamba-Ku, ini semua adalah amalan-amalanmu. Aku menjaganya untukmu, siapa yang mendapatkan (amalnya berupa) kebaikan, hendaklah ia bersyukur kepada Allah. Barang siapa yang mendapati hal lain selain itu, hendaklah tidak mencela siapa pun kecuali dirinya sendiri.”
(HR. Tirdmidzi, Shahih Muslim, dari Abi Dzar al-Ghifari)

Semoga kita semua bisa memikirkan dan bisa menjadikan tuntunan di atas sebagai pedoman serta bisa berinteraksi dengannya dengan penuh perhatian dan keyakinan.

Semoga Allah mengokohkan hati, pikiran dan langkah kita semua dalam kebenaran hingga akhir hayat kita.

Gambar: WA
Jakarta, 19 Syaban 1437 H/ 27 Mei 2016 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.