Hisablah dirimu
sekarang, sebelum dirimu dihisab di akhirat. Mengevaluasi, muhasabah, apapun namanya
sangat penting jika kita menginginkan kebahagiaan. Di atas jalan keselamatankah
kita saat ini, atau kita sedang menuju lembah kebinasaan?
Saat bangun
mulai kesiangan. Sholat berjama’ah berulang ketinggalan. Tahajud mulai
terlewatkan. Sholat sunnah terasa memberatkan. Mengaji pun tidak punya
kesempatan. Mungkin ini pertanda peringatan.
Tatkala sholat tidak lagi nikmat, tilawah mudah lelah, puasa rasanya menyiksa. Mungkin ini suatu pertanda.
Waktu sahabat
yang shaleh mulai dijauhkan, namun teman kesia-siaan malah berdatangan. Pembicaraan
akhirat terasa membosankan, ngobrol kesenangan dunia semakin mengasyikkan. Jangan-jangan
ini teguran.
Mengapa terhalang melakukan kebaikan? Kenapa terjauhkan dari kesalehan?
Jangan-jangan
ada dendam yang mencengkeram, ada kebusukan menghuni hati, ada dosa yang
tersemunyi, atau bara kesombongan yang masih tersimpan.
Jangan-jangan
ada keharaman masuk ke dalam badan atau jejak dosa yang belum terhapuskan.
Melihat ke
belakang barangkali pernah mengukir kata yang menoreh luka, lalu mereka tak
kuasa menahan kecamuk dalam dada dan melantunkan doa. Yang entah apa isinya?
Sebaliknya...
Jika tiba-tiba
sekarang begitu dekat dengan orang yang gemar berbuat kebajikan. Tanpa sengaja
sering menemukan kalimat nasihat atau peringatan.
Saat ada
yang mengajak berbuat baik begitu mudah mengiyakan. Hati begitu lembut, tidak
sukar menerima kebenaran. Meski sebelumnya kita dianggap manusia berandalan.
Berarti Allah
masih melihat ada kebaikan.
Entah itu
sebuah bakti pada ibunya yang tidak lelah berdoa, atau mungkin punya jiwa yang
selalu tulus membantu sesama.
Apapun itu,
berarti Allah masih memberi kesempatan.
Tahukah Anda, siapakah orang yang paling tersiksa di dunia? orang yang paling tersiksa adalah orang yang tidak mendengarkan suara hatinya.
Tahukah Anda, siapakah orang yang paling tersiksa di dunia? orang yang paling tersiksa adalah orang yang tidak mendengarkan suara hatinya.
Lalu berada
dimanakah kita sekarang?
“............Maka demi Alloh yang
tiada tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada diantara kamu yang melakukan amalan
penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia
dan surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya,
lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya. Dan
sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka
dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka
hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapka atas dirinya,
lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Semoga Allah
selalu menuntun kita untuk kembali ke jalan-Nya.
Terima Kasih nasehatnya sahabat
Jakarta, 12
Syaban 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.