Jika kita
melihat konstalasi politik dalam dan luar negeri maka kita akan melihat
beranekaragam isu yang diterima masyarakat. Di media sosial, masyarakat kita
mudah sekali terpancing oleh isu-isu yang belum tentu jelas. Akibatnya, kita
mengabaikan hal-hal yang lebih penting untuk kita kerjakan.
Negara-negara
barat, eropa dan amerika yang notabene mantan kolonial, tidak sudi umat islam
berada di depan. Ketika umat islam mulai mengeliat untuk bangkit, ada saja isu
yang dilontarkan oleh mereka. Mulai dari
“demokratisasi”. Ketika umat islam sudah pandai melaksanakan demokrasi, mereka
lontarkan isu “hak –hak asasi manusia”. Begitu
juga ketika hak-hak asasi manusia sudah dikembangkan, mereka melontarkan lagi
isu “globalisasi”. Terakhir isu “terorisme” dengan modal besar runtuhnya gedung
kembar WTC.
Paus Fransiskus pun ikut mengkritik pemaksaan demokrasi negeri barat. klik disini
Paus Fransiskus pun ikut mengkritik pemaksaan demokrasi negeri barat. klik disini
Intinya,
pada dasarnya kekuatan islam tidak boleh mengkristal, ia harus dipinggirkan
dengan berbagai cara. Islam adalah musuh utama barat pasca hancurnya komunisme
sovyet. Timur tengah harus selalu keruh, kalau airnya jernih Zionis Israel
tidak bisa hidup. Coba cermati kelakuan Zionis Israel, provokasi adalah makanan
sehari-hari mereka untuk memperkeruh keadaan.
Ada satu hal
yang perlu dicermati ialah bahwa antek-antek Zionis Israel gentayangan
menyebarkan anak keturunan”provokasi”. Intinya umat islam tidak boleh bersatu
dan teori kebangkitan tidak boleh
dipraktekkan. Sehingga langkah-langkah perjuangan umat islam tertatih-tatih dan
mendapat sandungan justru dari kalangan umat islam sendiri yang termakan
provokasi.
Provokasi yang
paling telanjang adalah saat-saati digelar Pemilu atau Pilkada. Misalnya partai
politik islam “akan mendirikan Negara Islam”. Lebih baik pemimpin non muslim
yang bersih daripada pemimpin muslim yang korup. Atau lebih baik dipimpin oleh
orang kafir yang adil daripada dipimpin oleh Muslim tetapi zalim.
Anda mungkin
sudah mendengar tentang Sadiq Khan yang baru-baru ini terpilih sebagai walikota
muslim pertama di London. Anak imigran Pakistan ini pun menghadapi tantangan,
bahwa lawannya mencontoh pola kampanye
negatif dari Trump (calon presiden AS) selalu menyampaikan berbagai pernyataan
negatif tentang islam dan umat islam. Partai lawannya justru mengeksplorasi
ketakutan terhadap islam dan umat islam untuk meraih suara masyoritas
masyarakat Inggris. Goldsmith menuduh khan terkait dengan gerakan radikal
Islam.
Lalu apa
hasilnya?di tengah masyarakat Islam yang minoritas? Saya rasa di tengah
masyarakat yang cerdas dan cukup objektif isu itu tidak berpengaruh. Warga London telah memutuskan untuk memilih
harapan di atas ketakutan dan memilih persatuan di atas perpecahan. Sehingga sesuatu
yang tidak mungkin menjadi mungkin. Khan
menang. Karena saya yakin Islam dengan nilai universalnya adalah solusi,
harapan, dan masa depan umat manusia. Mampu membawa kebahagian di dunia dan
akhirat.
Bagaimana dengan
Jakarta? Apakah di tengah masyarakat muslim umat ini akan mengkerucut memilih
pemimpin muslim? Saya berharap dan berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa
warga jakarta, basis masyarakat Islam sudah cukup cerdas untuk memilih pemimpin muslim. Walaupun tidak bisa
dipungkiri jumlah penduduk cina di Jakarta cukup banyak. Di tempat saya tinggal
saja hari ini menurut perkiraan saya, 90 % penduduknya cina. Dengan biaya hidup
yang semakin tinggi, warga pribumi pelan tapi pasti tersingkir secara perlahan.
Terkahir,
ingatlah wahai saudaraku islam sangat menjunjung tinggi persatuan. Allah
memerintahkan kita untuk bersatu dan jangan berpecah belah. Karena hakikatnya
ketika umat (manusia) berpecah belah itu hanya mendatangkan kesenangan pada
setan dan musuh-musuh Allah. Dengan bersatu kita mampu menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan besar dengan izin-Nya.
Semoga Allah
selalu memberikan keselamatan, rahmat, dan barokah-Nya kepada kita semua.
gambar : ziccoofficial
Jakarta, 10
Syaban 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Semoga langkah Anda hari ini membawa semangat baru untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijak. Saya menghargai setiap dedikasi dan perjalanan Anda. Sampai kita berjumpa kembali, dalam tulisan atau kehidupan nyata.