“Dag..dig..dug” detak jatungku menunggu pengumuman kelulusan di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di kotaku. Ada perasaan takut, khawatir dan bimbang jika seandainya tidak diterima di sana.
“halo, nama saya Ronny” seseorang yang tiba-tiba memecah kebekuanku dalam lamunan yang tidak menentu.
“nama saya bili, ikut tes juga ya?” tanyaku
“ya, gimana tesnya tadi?” ronny menjawab pertanyaanku dengan senyuman.
“Alhamdulillah baik dan berjalan lancar” jawabku.
Akhirnya waktu yang ditunggu itu pun tiba, ribuan orang memadati papan pengumuman di Gedung K.
Lalu aku kembali bertanya di dalam hati, “apakah aku masih memiliki kesempatan di tengah ribuan mahasiswa yang mendaftar ini??”
“hemmmm…huuu”desahku
Ternyata hal yang ditakutkan itu terjadi, namaku tidak muncul dalam deratan nama yang telah ditempel rapi.
Satu bulan berlalu, Waktu pun menjawab bahwa sekarang aku bergabung di salah satu perguruan tinggi swasta. Perkuliahan pun dimulai, hari demi hari kujalani dengan biasa-biasa saja sambil menyesali kenapa harus kuliah di PTS. Tidak sedikit rekan-rekannya yang mengalami nasib yang sama.
Sehingga banyak yang berkomentar,
“Yang penting menjadi Mahasiswa, bil tidak usah dipikirkan” Sahut Niko mengagetkanku
“Enjoy ajalah, bil Kuliah, tamat, cara kerja, bahagia, ha..ha..ha” Geri menyahut sambil menyisir rambutnya ala anak Punk.
“yuk kita ke mall, ada baju baru tuh” sahut susi membujuk rita temannya yang sedang duduk di sampingku.
Pernyataan teman-temanku itu tidak aku jawab dengan serius.
Hari-hari kulalui tanpa semangat, mimpi dan tujuan yang jelas. sebagian besar menjalani aktivitas Perkuliahan dengan semangat apa adanya. Tidak tampak perubahan pada sikap dan gaya bicara mereka sebagai generasi penerus peradaban bangsa yang cerdas.
Hingga suatu hari, Salah satu dosen masuk ke kelas dan berkata “Ingatlah, bahwa Mutiara, tetap mutiara dimana pun mereka berada, walaupun di comberan, mereka tetap mutiara yang menampakkan kilaunya sehingga menarik setiap orang untuk menatap bahkan mengambilnya”
“jika lingkungan kita tidak mendukung bu, apakah mungkin kita meraih mimpi yang tinggi?” tanyaku dengan suara barito yang memecah keheningan ruangan kelas
“Perbanyaklah Membaca, Cari Lingkungan yang positif, dan selalu jaga hubungan dengan yang Maha Mengabulkan Doa setiap hambanya. Jangan lupa untuk berani Bermimpi” Jawab Mem Win dengan tersenyum sambil memandang mukaku dengan hangat.
Hal itu mengetuk hatiku, sehingga aku bertekad untuk kembali memoles sisa-sisa semangat dan mengeluarkan tenaga ekstra untuk bersinergi dan berinteraksi dengan seluruh mahasiswa. Aku mulai berani menanamkan cita-cita dan impian “Walaupun saya kuliah di Perguruan tinggi swasta, akan tetapi, nanti saya akan Bertemu dengan Mahasiswa Seluruh Indonesia, saya juga akan melakukan perjalanan keliling Indonesia di mulai dari kampus yang kecil ini, membuat sebuah karya yang bisa membanggakan almamater ini”
FSLDKN ke XV di AMBON |
Tiba-tiba Bobi berkomentar”sudahlah pak, kalo mimpi jangan tinggi-tinggi, kalo tidak tercapai bias gawat… Seperti orang GILA….ha..ha…ha ya ga teman-teman??”
sambil meminta genknya untuk mematahkan semangatku,
“Terimakasih, bob atas nasehatnya”jawabku santun sambil tersenyum simpul.
'Dimana harus kucari Lingkungan yang dapat membantuku untuk bangkit. punya mata tetapi tidak bisa melihat dan Punya hati tetapi tidak bisa merasakan' aku berdialog dengan hati
Peluang itu semakin terbuka ketika aku bertemu dengan seorang pemuda yang luar biasa di gerbang Kampus, hingga akhirnya ia bergabung ke dalam sebuah organisasi keislaman. Ya, kumpulan orang yang senantiasa tidak pernah kehabisan kata-kata untuk memberi nasehat, memberi ilmu di luar batas umur dan tingkat pemikiran kami. Keputusan untuk tidak sekedar ngampus telah di tulis. Dan hari itu yang ada adalah hari yang sangat bersejarah sebagai titik tolak perubahan.
“Ya, Bersama-sama kita gapai mimpi-mimpi itu dari sini, inilah tempat terbaik kita untuk saat ini dan aku yakin kita bisa, terimakasih ron”sahutku bersama Ronny sahabat yang tidak pernah aku duga ketika pertemuan kami pertama kali waktu itu.
Lalu kami mulai menulis satu per satu mimpi kami di atas kertas.
Hikmah yang bisa diambil dari sepenggal kisah ini adalah
- Dalam Hidup Berfokuslah kepada hal-hal yang baik
- Selalu ada Hikmah dalam setiap peristiwa dan ketetapan
- Jangan menyesali sesuatu terlalu lama, segera bangkit dan belajar dari kegagalan
- Menetapkan TUjuan dan Bermimpi itu penting untuk memupuk semangat
- Jadilah Gelas Kosong yang selalu dapat belajar dari setiap peristiwa yang dilalui
- Membaca adalah salah satu kebiasaan orang-orang besar, Memperluas cakrawala, dan Memupuk keyakinan.
- Balaslah cemoohan dengan senyuman dan rasa saling menghargai
- Hati-hati dalam memilih lingkungan, Lingkungan Postif ternyata memberikan peluang dalam belajar banyak hal dan mempercepat kita mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Jangan salahkan keadaan, tetapi Respon/ sikap yang kita berikan itu lebih penting.
- Di dalam belajar, kata-kata Motivasi itu sangat diperlukan.(untuk Para Pendidik)
- Mimpi itu jangan hanya diingat, tetapi TUlisakan agar kita selalu ingat.
Artikel ini diikutsertakan pada kontes unggulan Cermin Berhikmah di Blogcamp.
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam K.U.C.B
BalasHapusArtikel anda akan segera di catat
Salam hangat dari Markas New BlogCamp di Surabaya
sama2, pakde, senang dapat berparisipasi.. Semoga dapat Menjalain pesaudaraan...
BalasHapusSalam hangat juga dari saya,
Rio Saputra,
Bengkulu
Mensyukuri yang ada Dengan memaksimalkan Potensi yang kita Miliki membuat kita lebih Kuat dan Membuka Peluang dalam Berkembang...
BalasHapusLuar Biasaa TUlisannya membuat saya semakin yakin bahwa SUkses adalah hak Semua orang..