Senja dari Makassar menuju Surabaya |
Perpindahan
adalah sebuah proses menuju perubahan. Terkadang kita harus senantiasa
bergerak, karena alam semesta telah mengajarkan kepada kita untuk selalu
bergerak. Air yang lama tidak bergerak tentu akan menjadi bau. Lalu
pertanyaannya adalah bagaimana dengan kita. Apa jadinya jika kita selalu
menetap, tidak pernah melakukan perpindahan atau bahasa gaulnya berhijrah.
Kulangkahkan
kakiku untuk menuju kantor pemasaran perumahan pinang mas, kulihat sesosok
bapak tua yang sedang bingung membolak-balikkan kertas lokasi kaplingan rumah.
Setelah saya masuk akhirnya kami berbincang-bincang sejenak mengenai perumahan
di sana. Di sela-sela pembicaraan akhirnya bapak itu sedikit menceritakan
sejarah manis dan pahit kehidupannya di masa lalu.
Bagi saya
kehidupan memang sebagai sebuah roda yang terus berputar. Awalnya ia adalah
orang yang selalu turun naik mobil karena banyak menangani proyek-proyek besar.
Selain itu, ia juga sempat membuka warung makan di polres. Akan tetapi hal itu
ternyata lama-kelamaan tidak membawa keuntungan karena menurutnya, pembelinya
sangat ramai tetapi uangnya tidak pernah kelihatan. Tapi itu semua tidak membuatnya
putus asa, malah sebaliknya sekarang perjuangan itu masih ia lakukan dengan
selalu duduk di kursi reot itu untuk tetap eksis dalam kehidupan.
Waktu sudah
menunjukkan puluk 15.17, itu menandakan bahwa sebentar lagi akan masuk waktu
ashar. Kulangkahkan kakiku menuju masjid sebelum melanjutkan agenda
silaturrahim yang letaknya tidak jauh dari masjid Al Barokah pinang mas. Tidak
disangka sehabis sholat saya menemukan lagi sosok pria yang sudah terlihat
perjuangan hidupnya melalui mata dan raut wajahnya yang sudah mulai bergaris
seperti rajutan benang.
Semua hal
yang diceritakan dari sang bapak itu sangat menggungah perasaan saya.
Keberanian adalah ujung tombak yang sangat terlihat. Bapak itu berasal dari
jogjakarta, akan tetapi ketika masih muda ia nekat merantau ke Bengkulu, di
Bengkulu pun akhirnya ia keliling kota-kota di pulau Sumatra, seperti Riau,
jambi, dll. Yang lebih menggugah adalah ia keliling bukan naik bus raflesia
atau san dan mobil sejenisnya. Akan tetapi, kendaraanya selama pejralanan itu
adalah dengan menggunakan Truk besar yang mengangkat barang-barang. Ia menyetop
truk itu di pinggir jalan dna begitulah seterusnya.
Entah apa
yang dicarinya akan tetapi, setelah saya mencoba menggali secara mendalam
ternyata ia hanya ingin melihat kehidupan trans orang jawa di sana. Karena
menurut beberapa informan yang ia dengar bahwa kehidupan orang trans melarat.
Tetapi ternyata tidak ungkapnya.
Satu
pristiwa lagi yang sangat menarik adalah ketika hidup di dalam perantuannya ia
selalu di ajak untuk masuk PNS di kantor gubernur akan tetapi ia selalu menolak
dengan halus karena lebih senang untuk berwiraswasta. Gila…mungkin kebanyakan
orang berkata seperti itu, akan tetapi bagi saya itu bukan suatu kegilaan. Hal
itu adalah sebuah solusi untuk mengatasi krisis yang sedang terjadi di negeri
kita.
Kenapa
seperti itu? Karena dengan berwirswastamaka kita berpeluang untuk menyerap
pekerja, hidup lebih sejahtera. Memang katanya gaji PNS itu stabil. Tapi, bapak
itu lebih suka memilih tantangan hidup daripada kehidupan yang terjamin. Di
dalam hatinya yang paling dalam memilih berwiraswasta karena kebebasan itu ada.
Peluang
wiraswasta di Sumatra ini sangat banyak “katanya”. Saya paling benci melihat
ada pemuda yang menganggur, kalau pemuda sudah menggangur itu artinya ia malas.
Tidak ada yang tidak dapat dikerjakan dalam hidup ini walaupun hanya pekerjaan
serabutan. Saya tersentuh, sekaligus setuju dengan pendapat bapak itu.
Ketika
kepulangannya ke jawa, ia mengatakan bahwa tidak betah lagi tinggal di jawa karena
suasananya yang kurang kondusif. Lebih nyamanlah di Bengkulu daripada di jawa.
Karena tingkat persaingannya sudah sangat tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.