Ujian adalah salah satu cara untuk menguji kemampuan seseorang. begitupun ujian kali ini yang kami laksanakan. Ketika ujian tiba sebuah pemandangan yang tidak mengenakkan terjadi. Kenapa mereka begitu takut menghadapi ujian? Apa nilai terbesar dari sebuah ujian? Apakah kita dapat menjawab semua soal dengan benar? Atau kita memastikan ketika mengisi jawaban kita tidak berbuat curang alias kita berusaha untuk mengerjakan soal sesuai dengan kemampuan kita? Semua yang saya utarakan ternyata bertolak belakang dengan realitas yang terjadi ujian kali ini.
ketika memasuki ruangan, setiap orang berebut untuk mendapatkan bangku paling belakang, hampir setiap ujian bangku paling depan selalu kosong. Sebenarnya hal ini menunjukkan kondisi mental dan kesiapan seseorang menghadapi ujian. Seseorang yang siap tentu tidak ada masalah jika ia duduk dimana saja, malahan duduk di depan rasanya lebih nyaman karena lebih konsentrasi. Pertanyaan berikutnya, bagaimanakah bentuk kasih sayang sesame teman? Apakah dengan memberinya contekan? Atau membuat ia tersadar bahwa hal itu malah akan membuat ia semakin tidak berkembang dan segera meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.
Kebiasaan, sebuah budaya yang buruk menurut saya akan sangat melekat dan menjadi karakter, dan akhirnya menjadi masa depan. Saya tidak bisa membayangkan jika daerah ini, Negara ini, akan dipimpin oleh mereka-mereka yang bermental lemah. Kuat secara fisik, tinggi besar, akan tetapi, kosong akan sebuah nilai kejujuran. Negara ini telah banyak menghasilkan para ilmuan akan tetapi, sangat sedikit yang mampu menciptakan generasi yang bertitel menghasilkan lulusan yang jujur. Malahan saya lihat, mahasiswa yang semester 3 kemarin mendapatkan ip 4 pun masih melakukan perbuatan yang rendah seperti itu. Bagi saya setiap ujian yang saya jalani adalah untuk menguci kemampuan kita untuk jujur terhadap diri kita sendiri. Saya harus mengetahui lebih banyak kekurangan yang saya miliki dan akhirnya saya dapat memperbaikinya. Nilai A, B, C, D bukanlah segala-galanya. Akan tetapi, ada nilai yang harus kita pertanggungjawabkan dengan Allah SWT. Saya jadi ingat dengan pesan BUnda Elyusra, dosen sastra kami, ketika kami masih semester 2, beliau mengatakan
“yakinlah Allah akan selalu melihat perbuatan kalian, jika kalian berbuat curang dalam ujian maka apa yang kalian dapatkan tidak akan berkah, walaupun lulus dengan nilai yang tinggi sekalipun, kalian akan mendapatkan balasan dari setiap perbuatan yang telah kalian lakukan”
Setiap pilihan pasti akan mengandung resiko. Keputusan-keputusan yang kita buat akan menentukan posisi kita kelak. Orang-orang yang paling sukses adalah orang-orang yang memilih apa yang ingin diraihnya, bukan karena harapan-harapan orang lain. Persoalannya, orang-orang yang kita ikuti kebanyakan keliru. Saya tidak tahu siapa yang akan memberikan nilai jujur dari dosen. Akan tetapi, saya dapat memastikan bahwa Allah senang dengan amalan seseorang yang melakukan kebaikan. Ingatlah bahwa, sekecil-kecilnya kebaikan pasti akan mendapat balasan, begitu juga dengna sekecil-kecilnya kejahatan pasti akan mendapatkan balasan.
Bagi saya, tidak penting hasil yang kita dapatkan akan tetapi, bagaimana proses untuk menuju hasil itulah yang penting. Setiap kita mempunyai pilihan-pilihan dalam hidup, dan saya telah memilih untuk selalu berusaha sekuat tenaga untuk berbuat sebaik-baiknya dalam hidup.
Bebedapa hari yang lalu, saya menyempatkan diri untuk berbagi dengan anak-anak yang ingin berusaha melaksanakan ujian dengan sebaik-baiknya. Bagi saya cara yang paling mujarab untuk menguasai bahan adalah dengan mengajarkan dan usaha untuk saling berbagi dengna sesama. Saya tidak tahu kekuatan apa yang ada pada otak dan pikiran saya, ketika kita berusaha untuk berbagi dengan orang lain maka kita akan mendapatkan balasan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Saya meyakini betul bahwa ujian kali ini, saya ingin berbuat sejujur-jujurnya dan berbagi dengan sesame dan berusaha meyakinkan mereka bahwa mereka juga bisa.
12/1/2011 1:21:03 PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.