Penghargaan adalah sebuah kebutuhan. Setiap tindakan, pikiran, dan segala sesuatu yang kita lakukan akan terasa indah ketika mendengar sebuah penghargaan dari orang lain. Begitu juga, berinteraksi dengan sesama teman dan keluarga, baik tua maupun muda, semua ingin dihargai. Akan tetapi, yang menjadi permasalahannya adalah datangnya penghargaan itu harus diawali dengan proses menghargai orang terlebih dahulu
Hal ini jarang mendapat perhatian, jadi wajar jika kita lebih sering sakit hati bahkan kecewa dengan orang lain. Kita seringkali menganggap orang tidak peduli, kita merasa asing di tengah keramaian, merasa sepi dan sedih diantara canda dan tawa teman-teman yang mengelilingi kita.
Saya punya sebuah cerita ketika sedang berdiskusi dengan teman. Malam itu awalnya kami hanya berdiskusi masalah masa depan. Akan tetapi, akhirnya pembicaraan kami berlanjut kepada masalah pengalaman pribadi tentang dihargai dan menghargai. Ia selalu berbicara tentang sebuah kekecewaan dan kekesalan kepada orang yang telah berbuat kurang sopan, kepada orang yang sukanya menerima saja tanpa membalas memberi. Cerita itu ia iringi juga dengan pengalaman ia ketika ia mendapat sebuah penghargaan dari temannya. Ia selalu menyebut-nyebut nama temannya itu, “jika si fulan itu.....” dan seterusnya.
Setelah saya teliti ternyata masalahnya sederhana, semua kembali lagi ke topik kita bahwa, ia merasa dengan temannya yang kedua ini sangat nyaman. Intinya ada proses saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya. Teman yang kedua ini selalu memberi penghargaan kepada ia, baik berupa materi maupun berupa ucapan dan sikap yang baik. Hal itulah yang membuat si A ini merasa nyaman dan ia akan membalas perlakuan temannya yang bisa menghargainya itu.
Setelah saya teliti ternyata masalahnya sederhana, semua kembali lagi ke topik kita bahwa, ia merasa dengan temannya yang kedua ini sangat nyaman. Intinya ada proses saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya. Teman yang kedua ini selalu memberi penghargaan kepada ia, baik berupa materi maupun berupa ucapan dan sikap yang baik. Hal itulah yang membuat si A ini merasa nyaman dan ia akan membalas perlakuan temannya yang bisa menghargainya itu.
Kisah di atas menggambarkan bahwa setiap orang ingin dihargai, ketika penghargaan itu telah muncul maka ia akan membalas. Sebuah Sunnatulloh bahwa ketika kita berbuat sesuatu untuk orang lain maka kita akan mendapat kebaikan yang serupa, baik melalui orang yang pernah kita tolong maupun orang lain. Akan tetapi yang menjadi permasalahannya adalah kenapa seseorang hanya ingin berbuat baik, jika ia telah mendapatkan perlakuan yang baik dari orang lain. Lalu, bagaimana cara agar orang berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan?
Dihargai adalah sebuah kondisi timbal balik ketika kita dapat lebuh dahulu untuk mengharagai seseorang. Jangan pernah berharap untuk dihargai jika kita tidak terbiasa untuk menghargai orang lain. Menghargai adalah sebuah metode yang cukup mancur untuk menuju kesuksesan. Terutama kita yang menjabat sebagai pemimpin.
Jika hidup kita diliputi dengan rasa selalu ingin menghargai di atas perbedaan rasanya bangsa ini bahkan kehidupan di dunia ini akan semakin terasa menyenangkan. Untuk itu mari kita membiasakan untuk lebih dahulu bersikap menghargai orang lain, apapun profesinya, jabatanya, dan statusnya.
postingan yang mencerahkan, mas rio. sangat tepat kalau url blog ini rio sang inspirator, hehehe ....saya setuju banget tuh. antara menghargai dan dihargai memiliki hubungan timbal-balik.
BalasHapusJadi konsepnya sama kayak memberi untuk menerima ya mas Rio..
BalasHapusOke thnx berat untuk pencerahannya..
@ Terimakasih mas Bindo, Mengutip pernyataan Stevenn covey, Pahami dulu baru, dipahami..
BalasHapusMas Afadin, YUp... TIdak ada yang Gratis di dunia ini, semua yang kita lakukan akan berbalik kepada kita. Oleh karena itu, banyak-banyak tebar yang positif dan bermanfaat agar yang datang kepada kita juga positif dan bermanfaat. he
mantab artikelnya, terima kasih atas infonya
BalasHapussam2, Senanga dapat berbagi..
BalasHapus