Kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan, sebab
berkaitan dengan pentuan arah, isi, dan proses pendidikan, yang pada akhirnya
menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan.
Pertanyaannya sudah berapa
kali kurikulum berubah?
Sejak zaman kemerdekaan
telah terjadi beberapa kali perubahan (penyempurnaan) kurikulum yang sampai
saat ini sekurang-kurangnya sudah
terjadi 11 kali, yakni 8 kali terjadi sebelum era otonomi daerah dan 3
kali terjadi setelah era otonomi daerah (Widyastono, 2014: 54)
1. Kurikulum
dimulai dari tahun 1947
Kurikulum pertama lahir pada
masa kemerdekaan ini memakai istilah bahasa Belanda Leer plan artinya rencana
pelajaran. Istilah ini lebih populer dibanding istilah curriculum (bahasa
Inggris).
Perubahan arah pendidikan
lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan
nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum ini sebutan
Rentjana Pelajaran 1947, dan baru dilaksanakan pada 1950.
Karena masih dalam suasana
perjuangan, menurut Sutarto, dkk dalam Widyastono (2014: 56) pendidikan sebagai
development conformism, bertujuan untuk membentuk karakter manusia Indonesia
merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus
Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan
watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan
dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan
jasmani.
2. Kurikulum
1964
Pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, namanya Rentjana Pendidikan 1964.
Ciri-ciri kurikulum ini, pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional
atau artistik, (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar (Sekolah Dasar)
lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan praktis (Funsional).
3. Kurikulum
1968
Lahir pada masa Orde Baru,
kurikulum ini bersifat politis dan menggantikan Rentjana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia
Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum
1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945
secara murni.
4. Kurikulum
1973 (Proyek Perintis sekolah Pembangunan)
Pada tahun 1973 Pemerintah
mengadakan Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) di seluruh IKIP Negeri di
Indonesia, sebagai sekolah laboratorium. Dengan adanya PPSP, sebelum kebijakan
di bidang pendidikan didesiminasikan secara nasional, terlebih dulu diterapkan
secara terbatas di sekolah-sekolah laboratorium. Rasionalnya, untuk
meningkatkan mutu pendidikan, proses belajar-mengajar perlu menerapkan sistem
belajar tuntas dan maju berkelanjutan melalui sistem modul.
5. Kurikulum
1975
Kurikulum 1975 menekankan
pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan TK
dan SD Departemen Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum ini lahir karena
pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by objective). Metode,
materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana
pelajaran setiap satuan bahasan.
6. Kurikulum
1984
Kurikulum ini mengusung
pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor
tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum 1975
disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini
disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
7. Kurikulum
1994
Kurikulum 1994 merupakan
hasil upaya memadukan kurikulum kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975
dan 1984. Rasionalnya, menyesuaikan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU tentang SPN No. 2 Tahun 1989). Salah
satu amanah dari UU tersebut adalah pembagian waktu pelajaran, dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Kurikulum 1994 lebih menekankan pada pemahaman
konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
8. Kurikulum
2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Sebagai pengganti Kurikulum
1994 adalah Kurikulum 2004 disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu
program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu
pemilihan kompetensi sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.
KBK memiliki ciri-ciri
sebagai berikut, menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar
bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
9. Kurikulum
2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum ini pada dasarnya
sama dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak pada kewenangan dalam
penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan.
Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian
sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata
pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
10. Kurikulum
2013
Kurikulum ini adalah
pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu
aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam
Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan
dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi
Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah
materi Matematika.
11. Kurikulum
2013 yang direvisi
Kurikulum tahun 2015 ini
ternyata masih dalam tahap penyempurnaan dari kurikulum 2013. Namun Ujian
Nasional yang digelar pada tahun 2015 ternyata menggunakan Kurikulum 2006 yaitu
KTSP. Karena, untuk saat ini, siswa yang sekolahnya sudah menggunakan Kurikulum
2013 baru melaksanakan tiga semester.
Semoga bermanfaat.
Gambar: Google
Jakarta, 14 Rajab 1438 H
Gambar: Google
Jakarta, 14 Rajab 1438 H
Terima Kasih. Ini membantu sekali untuk menyelesaikan tugas saya.
BalasHapusSama-sama, senang bisa membantu.
Hapusterima kasi sangat membatu saya meyelesaikan tugas
BalasHapusAlhamdulillah, semoga bermanfaat
Hapussaya ingin bertanya,
BalasHapuslulusan yang diharapkan pada masa kurikulum 1973 ppsp itu jadi apa?'