Kamis, 13 April 2017

ICT Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia



"Technology is just a tool. In Terms of getting the kids working together and motivating them, the teacher is most important". Bill Gates


Bismillahhirrohmannirrohim

Semoga Keselamatan, rahmat, dan barokah Allah selalu menyertai Bapak dan Ibu Sekalian.
Bapak dan Ibu yang kami hormati,

Dewasa ini kita hidup dalam era globalisasi, yang dipicu oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan di bidang transportasi dan revolusi di bidang komunikasi. Tekanan arus global yang melanda bangsa-bangsa yang sedang berkembang menimbulkan perubahan yang semakin cepat dan luas dalam berbagai wilayah kehidupan.

Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkap bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia kini telah terhubung ke internet. Survei yang dilakukan sepanjang 2016 itu menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Adapun total penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256, 2 juta orang. (dikutip dari: www.Tekno.kompas.com)

Seperti yang kita ketahui, Setiap bangsa di dunia tidak dapat melepaskan diri dari arus global akibat revolusi tersebut. siapa yang menguasai komunikasi dialah yang akan menguasai dunia. Bahasa merupakan alat komunikasi di dunia. Karena itu, peran bahasa Indonesia sebagai sarana pikir, sarana ekspresi, dan sarana komunikasi membuat bahasa itu memiliki kekuatan luar biasa dalam kehidupan individu, kelompok masyarakat, ataupun kehidupan berbangsa dan kenegaraan.

Arus Global tanpa kita sadari berimbas pula pada penggunaan dan keberadaan bahasa Indonesia di Masyarakat. dalam dunia pendidikan seharusnya lebih banyak diuntungkan dengan semakin pesatnya perkembangan ICT ini. dengan semakin berkembangnya ICT, maka akses untuk mencari materi, mengerjakan tugas, dan lainnya lebih mudah dilaksanakan. (Agustinus, 2016)

Bapak dan Ibu yang sedang gigih memperbaiki kualitas sumber daya manusia indonesia,
Lalu apa hubungannya dengan dunia pendidikan?

Kita seringkali dituntut untuk belajar tetapi masih sedikit yang mengetahui bagaimana cara belajar yang baik? Revolusi belajar? Mengapa tidak? Agar sukses dalam pendidikan, karier, dan dunia kerja, yang mesti dilakukan adalah belajar lebih cepat lagi, mengingat lebih banyak, dan berpikir lebih kreatif. Orang yang ingin menjadi “TERUNGGUL” dan “TERBAIK” di abad ke-21 mesti menguasai kemahiran inti untuk meraih sukses.

Ternyata hadirnya internet, teknologi bergerak (mobile), dan media sosial telah mengubah lansekap dunia pembelajaran secara radikal. Bagaimana cara dulu kita belajar sudah tidak lagi relevan untuk dipraktekkan sekarang. Jadi kalau kita tidak mampu keep up dengan cara belajar masa kini, niscaya kita akan jadi sangat jauh tertinggal.

Faktanya di dunia pendidikan kita hari ini, masih saja ada orang yang menggunakan cara lama dalam belajar. Sehingga kurang tangguh dalam menghadapi perubahan yang cepat dan kompleks. Termasuk pemanfaatan ICT dalam pembelajarna bahasa.

Jika kita melihat negara-negara maju, sesungguhnya kekayaan setiap bangsa adalah hasil dari kualitas otak penduduknya, kreativitas dan keterampilannya. Dengan kata lain aset terbaik kita adalah kemampuan kolektif untuk belajar cepat dan beradabtasi secara cerdas terhadap situasi yang tidak bisa diramalkan. Pertanyaannya, apakah otak saja cukup? Tentu tidak, pembaharuan pendidikan merupakan sebuah kemestian agar terjadi keseimbangan dapat terwujud. karena kita manusia bukan robot.

Walaupun demikian, saat ini dengan bergantinya menteri kita dihadapkan dengan pergantian kurikulum, membuat sebagian guru kebingungan dalam mengikuti arus kebijakan kaum elit. Sistem sekolah kita masih memfokuskan perhatiannya pada bagaimana memutuskan apa yang harus dipelajari anak-anak dan bagaimana mereka harus berpikir.

Faktanya, pengetahuan meningkat dua kali lipat setiap dua atau tiga tahun dalam hampir setiap lapangan pekerjaan. Artinya pengetahuan yang Anda miliki pun harus meningkat dua kali lipat setiap dua atau tiga tahun.

Mungkin inilah salah satu penyebab ekonomi kita mengalami stagnan, karena hampir di seluruh sektor lapangan pekerjaan banyak orang yang berhenti belajar. Padahal dunia berubah, teknologi berubah, zaman berubah, tapi ilmu kita tidak pernah nambah. Belajar seumur hidup menjadi kuncinya. Selengkapnya bisa baca di : Bagaimana Cara Belajar di Abad 21

Bapak dan Ibu yang sedang berjuang gigih memperbaiki kualitas kehidupan orang-orang yang kita cintai,

Seperti yang kita ketahui hasil dari didikan seorang guru sangat ditentukan oleh kualitas pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Maka dari itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan ICT atau yang sering kita kenal dengan TIK. (Setyorini, 2015).

Sesuai juga dengan sabda Nabi Muhammad sholaullohhu ‘alaihi wassalam didiklah anakmu  sesuai dengan zamannya. Hendaknya kita terlebih dahulu melek dalam memahami literasi ICT.

Baiklah Bapak-Ibu,  kami mengambil topik seputar "ICT Dalam Pembelajaran Bahasa" kami mengambil 3 Sumber jurnal yang merupakan hasil riset yang berjudul :
1.      Manfaat Media Pembelajaran Berbasis ICT (Information And Communication Technology) Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia (oleh: Septiana Dwi Puspita Sari)
2.      Pemanfaatan Internet Sebagai Implementasi ICT dan Sarana Memotivasi Belajar Sastra di Sekolah (oleh: Ririn Setyorini)
3.      Peran Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (oleh: Jati Wahyono Agustinus)

Bapak dan Ibu yang sangat penting dalam mengangkat kesadaran kemanusiaan melalui pendidikan,

Mengapa kami mengambil penggunaan ICT di Sekolah dan Perguruan Tinggi? karena kami yakin sebagian dari Bapak dan Ibu ada yang mengajar di Sekolah dan juga ada yang mengajar di Perguruan Tinggi.

jadi ini semakin penting dan menarik untuk kita bahas dan diskusikan agar terjadi pencerahan dalam mengurai benang kusut yang terjadi dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia.

Benarlah sabda nabi, orang yang beruntung itu adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, jika sama dengan kemarin kita rugi, dan jika hari ini lebih buruk maka kita celaka. Mungkin inilah yang dipakai oleh jepang dengan prinsip keizen, perbaikan tanpa henti.

Semoga Allah Yang Mahatahu dan Maha Penyayang meridhoi usaha kita dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang lebih tidak hanya cerdas otaknya tetapi tercerahkan hatinya. Amien.

Wassalammu’alaikum Warohmatullohhi Wabarokatuh

Catatan: Untuk memudahkan Bapak dan Ibu memahami 3 Jurnal yang akan kami bahas, Bapak dan Ibu bisa mempelajari Mind Map yang sudah kami buat.

Jakarta, 7 Rajab 1438 H

2 komentar:

  1. Sangat membantu, terima kasih. Pertanyaan saya, dapatkah ICT menggantikan Peran Guru?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ICT hanya tools, sebaik apa pun alatnya, ia hanya sebagai sarana penyebaran informasi dan ilmu dengan lebih mudah. tetapi untuk transfer akhlak/ karakter guru tetap diperlukan. Kesimpulannya tetap ada yang harus mengontrol.

      "Technology is just a tool. In Terms of getting the kids working together and motivating them, the teacher is most important". Bill Gates

      Hapus

Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.