Bangsa ini
membutuhkan generasi baru yang memiliki visi besar. Generasi yang ikut
memikirkan kontribusi apa yang dapat kita berikan untuk bangsa dan agama. Saya terlanjur
menyenangi dunia pegembangan diri, karena saya yakin sumber daya manusia salah
satu kunci kemajuan suatu bangsa.
Hidup di era
digital yang serba cepat. Arus informasi
mengalir deras menembus sekat-sekat teritorial. Persaingan bukan lagi antar-negara, melainkan
antar-kota, bahkan antar-pribadi berbeda bangsa. Kemajuan teknologi informasi dan transportasi
memaksa kita menyesuaikan diri tanpa excuse sama sekali. Siapa yang lambat akan tertinggal, dan siapa
yang tak mampu berinovasi akan mati.
Kita melihat
beberapa industri keratif mati suri di telan perubahan yang masif. Sayangnya,
sumber daya manusia kita terlalu disibukkan dengan rutinitas sehingga lupa
mengupgrade kapasitas dirinya untuk terus tumbuh dan maju.
Bagi kita,
umat Islam, perubahan global seperti yang terjadi saat ini bukanlah hal
mengherankan. Dalam Islam, perubahan merupakan bagian dari sunnah kauniyah yang
berlaku dalam kehidupan. Karenanya, setiap muslim harus mempersiapkan diri
menyongsong perubahan itu. Islam menyuruh kita untuk memperhatikan hari esok,
dan Islam juga membekali kita prinsip-prinsip mulia untuk bersaing di kancah
global.
Bekalan
paling utama adalah ketakwaan. Prinsip fundamental untuk dapat eksis menghadapi perubahan. Bekalan teknis diajarkan
Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya tentang ihsan.
•
kerja
ikhlas (beramal untuk mencari keridhoan Allah swt),
•
kerja
keras (mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki),
•
kerja
cerdas (berbuat dengan landasan ilmu), dan
•
kerja
tuntas (beramal hingga selesai).
Sebagian muslim
sedikit tabu jika berbicara tentang etos kerja. Faktanya tidak sedikit generasi
muslim yang asal-asalan dalam bekerja, tetapi khusyuk dalam beribadah. Saya sering
mendapatkan pertanyaan mengapa kebanyakan orang islam itu etos kerjanya lemah,
tidak disiplin, sering ingkar janji, dan puluhan pertanyaan lainnya.
Menghadapi pertanyaan
seperti itu, saya hanya memberikan sedikit jawaban. Tetapi, saya yakin
ketauladan yang kita lakukan sebagai
seorang muslim lebih bermanfaat. Misalnya hal yang paling sederhana tidak
pernah telat datang jika sudah janji. Ini membuktikan bahwa kita umat muslim
sangat menghargai waktu dan orang lain.
Jangan sampai kita berkoaar-koar tentang kedisiplinan, tapi kita sendiri sering telat. Kita berkoar-koar harus membangun sumber daya manusia yang berkualitas tetapi kita sendiri malas untuk belajar.
Jangan sampai kita berkoaar-koar tentang kedisiplinan, tapi kita sendiri sering telat. Kita berkoar-koar harus membangun sumber daya manusia yang berkualitas tetapi kita sendiri malas untuk belajar.
Seorang
muslim berjiwa ihsan. Itulah sosok ideal yang kita bayangkan akan mampu
mengemban amanah untuk membangun peradaban baru Islam. Seorang yang tak hanya memiliki pondasi
keimanan kokoh, juga pekerja keras, memiliki kedalaman ilmu dan juga produktif.
Sosok ideal yang hanya akan lahir dari
sebuah sistem pendidikan terpadu dan seimbang antara aspek spiritual dan
keilmuan. Dari sosok seperti ini pula kepemimpinan ideal akan lahir.
Mereka bukan
hanya menggeluti dunia keilmuannya, tetapi turut aktif dalam kegiatan
masyarakat. Terus meningkatkan soft skill dan hard skill yang mereka miliki. Mereka
para pemikir sekaligus juga pekerja. Mampu mengeksekusi ide-ide besar ke dalam
tindakan-tindakan kecil yang nyata.
Jika kita
pun suatu hari tidak bisa merubah semua orang, minimal kita telah berusaha
merubah beberapa orang. Kalau pun itu terasa berat, paling tidak kita telah
melakukan perubahan di mulai dari diri sendiri.
Semoga Allah beri kita kekuatan, petunjuk, dan hidayah-Nya untuk menjalani aktivitas kita hari ini.
Semoga Allah beri kita kekuatan, petunjuk, dan hidayah-Nya untuk menjalani aktivitas kita hari ini.
Jakarta, 28
Dzulqa’dah 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.