Minggu, 11 September 2016

Khutbah Haji Perpisahan Rasulullah : Deklarasi Global Islam dan Ajarannya

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Saudaraku kaum Muslimin dan Muslimah di mana saja berada…

Sesungguhnya bagian terpenting dan paling berpengaruh dari ibadah haji adalah perkumpulan yang mulia dan penuh berkah, wukuf di Arafah. Para jamaah haji berkumpul bersama-sama menggemakan kalimat talbiyah kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Mereka berharap rahmat Allah Ta’ala, takut akan adzab-Nya, dan meminta fadhilah-Nya di hari perkumpulan teragung umat Islam dunia.

Perkumpulan akbar ini mengingatkan seorang muslim akan perkumpulan yang lebih besar lagi pada hari kiamat. Hari dimana manusia pertama dan yang paling terakhir berkumpul. Mereka semua menunggu putusan yang akan mengantarkan mereka kepada suatu kedudukan, apakah mendapat kenikmatan ataukah adzab yang pedih. Hari dimana mereka dihadapkan kepada Allah.

وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّا

“Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris.” (QS. Al-Kahfi: 48).

Allah Jalla wa ‘Ala juga berfirman,

يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ

“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. Al-Haqqah: 18).

Saudaraku, saat ini lebih dari 3 juta jamaah haji Wukuf di Arofah 9 Zulhijjah. Mereka berhenti di sana sampai mata hari tenggelam. Inti dan puncak pelaksanaan haji adalah Wuquf Di Arofah.  Al-Hajju ‘Arofah. Haji aitu adalah ‘Arofah. (Riwayat An-Nasa-i).

Sungguh Haji itu adalah ‘Arofah. Kita teringat peristiwa ‘Arofah yang amat agung dan mulia, yaitu di saat Rsulullah bersama 140 ribu jamaah melakukan ibadah Haji dan ternyata Haji kali itu merupakan Haji perpisahan Sahabat dan umat Islam dengan baginda junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Saat itu Rasulullah menyampaikan khutbahnya yang sangat luar biasa mencakup dasar-dasar /prisnsi-prinsip Islam yang luar biasa pula. Sebuah deklarasi global Islam dengan semua ajaranya yang global pula sebagai bukti Islam itu diturunkan oleh Tuhan Pencipta jagad raya. Sebuah deklarasi global tentang Islam dengan ajarannya maha tinggi dan mengungguli semua ajaran agama dan faham apapun sampai hari kiamat kelak.

Kendati khutbah tersebut terjadi sudah lebih 14,5 abad silam, namun gema, magnet dan getarannya masih sangat kuat menggoncang dan menggugah manusia saat ini. Terlebih lagi manusia saat ini sedang kehilangan pegangan prinsip-prinsip hidup yang hak sehingga kehilangan kemuliaan, keadilan, ketenangan, ketentraman,  dan kebenaran dalam kehidupan mereka.

Maka Khutbah Wada’ Rasulullah sangat dibutuhkan oleh dunia pada umumnya dan umat Islam khususnya.

Berikut adalah terjemahan teks Khutbah Wada’ Rasulullah di Arofah, musim Haji tahun ke 10 Hijriyah yang dihimpun oleh para ulama hadits dalam beberapa riwayat yang shahih.  6 bulan setelah itu, Rasulullah dipanggil Allah untuk menghadap ke haribaan-Nya, setelah 23 tahun berdakwah, hijrah dan berjihad tanpa henti dan lelah di jalan Allah sampai Islam ini sempurna diajarakan dan ditegakkan di atas negeri kaum Muslimin.

Terjemahan Teks Khutbah Wada’ Rasulullah

Wahai manusia sekalian! Dengarkan baik-baik ucapanku ini! Sesungguhnya Aku tidak yakin sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini,  akan bertemu dengan kamu sekalian.

Wahahai manusia…. Sesungguhnya darah kamu dan harta-benda kamu sekalian adalah kemuliaan kalian, seperti kemuliaan hari ini dan bulan yang mulia ini sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan Pencipta kalian (wafat).

Sesungguhnya kalian pasti akan menghadap Tuhan Pencipta kalian (pada hari Kiamat); pada waktu itu kamu semua dimintai pertanggung jawaban atas segala perbuatanmu.  Aku sudah menyampaikan masalah ini!

Barang siapa telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya.

Sesungguhnya semua riba sudah dimusnahkan. Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat aniaya terhadap orang lain, dan jangan pula kamu teraniaya. Allah telah menentukan bahwa tidak boleh ada lagi riba dan bahwa riba ‘Abbas bin Abdul-Muthalib semua sudah tidak berlaku.

Sesungguhnya semua tuntutan darah selama jahiliyah sudah dimusnahkan, dan bahwa tuntutan darah pertama yang kuhapuskan ialah darah Ibnu Rabi’ah bin Al-Harith bin Abdul-Muthalib!

Kemudian daripada itu saudara-saudara. Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah di negeri ini untuk selama-lamanya. Tetapi, kalau kamu ikuti dia walaupun dalam hal yang kamu anggap kecil,  berarti kalian meremehkan (menghancurkan) segala amal perbuatanmu, niscaya akan senanglah dia. Oleh karena itu peliharalah agamamu ini baik-baik (jangan dicampur adukan dengan perbuatan setan).

Wahai sekalian manusia. Memundurkan bulan haram (diharamkan padanya berperang) berarti memperbesar kekufuran. Dengan itu orang-orang kafir itu tersesat. Meraka menghalalkannya pada tahun dan pada tahun yang lain mereka haramkan agar mereka melanggar jumlah bulan yang diharamkan Allah (berperang). Maka dengan itu, mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan Allah dan mengharamkan mana yang di sudah di halalkan-Nya.

Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi ini. Jumlah bulan menurut Allah ada dua belas bulan; empat bulan diantaranya ialah bulan haram (dilarang berperang), tiga bulan berturut-turut (Zulqa’dah, Zulhijjah dan Muharram) dan bulan Rajab itu antara bulan Jumadilakhir dan Sya’ban.

Kemudian daripada itu, wahai manusia sekalian. Sebagaimana kamu punya hak atas istri kamu, juga istrimu sama mempunyai hak  atas kamu. Hak kamu atas mereka ialah tidak mengizinkan siapapun menginjakan kaki di atas ranjangmu yang pasti kami benci atas perbuatan itu dan jangan sampai mereka secara jelas melakukan perbuatan keji (zina). Kalau mereka sampai melakukan itu maka sesungguhnya Allah mengizinkan kamu berpisah tempat tidur dengan mereka dan boleh memukul mereka dengan satu pukulan yang tidak sampai melukai. Bila mereka sudah tidak lagi melakukan itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan cara yang baik. Berlaku baiklah terhadap istri-istri kamu, mereka itu kawan-kawan yang membantumu, mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka. Kamu mengambil mereka sebagai amanat (titipan) Allah, dan kalian meminta dihalakan kehormatan mereka atas nama Allah.

Perhatikanlah kata-kataku ini, saudara-saudara!  Aku sudah menyampaikan ini. Aku tinggalkan pada kalian yang jika kamu semua pegang teguh pada keduanya dijamin tidak akan sesat selama-lamanya; Kitabullah dan sunnah rasul-Nya. Ini perkara yang amat jelas.

Wahai manusia sekalian! Dengarkan kata-kataku ini dan perhatikan! Kamu harus mengerti, bahwa setiap Muslim adalah saudara Muslim yang lain, dan kaum Muslimin semuanya bersaudara. Siapapun tidak dibenarkan (mengambil sesuatu apapun) darai saudaranya, kecuali jika diberikan padanya dengan senang hati. Janganlah kamu menganiaya diri sendiri.

Ya Allah, sudah kusampaikan?

Katakanlah kepada mereka, sesungguhnya Allah telah mengharamkan (memuliakan) darah dan harta kamu, seperti haram (kemuliaan) hari ini, sampai masanya kamu sekalian bertemu dengan Tuhan Pencipta kalian.

Ya Allah! sudahkah kusampaikan?
Ya Allah. saksikanlah ini!

Foto: google

Jakarta, 9 Dzulhijjah 1437 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung. Semoga langkah Anda hari ini membawa semangat baru untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijak. Saya menghargai setiap dedikasi dan perjalanan Anda. Sampai kita berjumpa kembali, dalam tulisan atau kehidupan nyata.